Bocil menyingkir karena ini banyak mengandung kata-kata kasar.
Juliet William seorang gadis cantik yang harus mengalami cinta satu malam dengan atasan nya yang mempunyai karakter dingin dan bermulut pedas. Sedari dulu hubungan mereka tidak pernah akur karena Diego James Arthur pria tampan atasan Juliet sangat membenci gadis itu.
Hubungan mereka berdua bagaikan Kucing dan Anjing!
Namun, pada acara perayaan perusahaan Diego terpaksa harus menolong Juliet yang di berikan obat perangsang oleh pria tak di kenal.
"Oh Diego! Please help me ... touch me please Bastard!" pinta Juliet menatap sayu wajah tampan Diego.
"Like you want, Juliet! Akan ku buat malam ini kau melayang ke angkasa!" bisik Diego dengan suara serak lalu membopong tubuh mungil Juliet membawa gadis itu ke kamar hotel.
Setelah hari itu Juliet mengandung anak Diego. Gadis itu pun meminta pertanggungjawaban dari Diego. Namun, lagi-lagi Juliet harus menelan pil pahit mendengar tuduhan Diego padanya.
"Kau yakin itu anak ku? Kenapa aku merasa ragu?" Diego menatap sinis Juliet membuat gadis itu menjatuhkan butiran kristal membasahi pipinya.
Juliet pun menghilang dari kehidupan Diego membuat pria itu gelisah. Setiap malam Diego memimpikan seorang anak kecil yang memanggilnya Daddy.
Bagaimana keadaan Juliet? Apakah gadis itu menggugurkan kandungannya? Atau malah melahirkan sang buah hati?
Akan ada cerita menarik tentang tiga CEO lainnya yang memiliki karakter berbeda-beda. Ada yang kejam, sadis dan dingin.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti selalu kisah CINTA SATU MALAM CEO BASTARD.
Novel ini hanya tayang di novel toon, platgiat menjauh❌❌❌
Sebelum baca masukkan ke dalam rak favorit, Like komentar dan vote nya agar karya ini semakin bersinar😁😁🥰🥰🥰💯💯
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mereka Anak-anakku!
Eitts … sebelum baca kirim sesajennya dulu, Like dan komentar mendarat ya, Bund🌹🌹🌹
...----------------...
Tari, ibunya Diego langsung berlari memeluk erat tubuh putranya itu. Wanita paruh baya yang masih memiliki paras cantik itu menciumi seluruh wajah Diego.
"Ya ampun, Sayang! Kamu masuk ke rumah sakit kenapa gak bilang-bilang pada mommy dan Daddy, huh? Untung saja Arslan keceplosan saat mommy tanya. Kalau tidak, sampai sekarang kami tidak akan tahu kalau putra kesayangan kami ini masuk ke rumah sakit!"
Tari tak berhenti mengoceh seraya memeriksa seluruh Diego. Wanita paruh baya itu meletakkan punggung tangannya di kening Diego.
"Sudah hangat! Gak terlalu panas lagi!" gumam Tari menghela nafas lega.
Sedangkan David ayahnya Diego menelisik ke seluruh ruangan. Matanya tertuju pada dua tas ransel anak-anak yang bergambar Ultraman di bagian depannya.
"Itu tas siapa? Kenapa ada tas anak-anak dalam ruangan mu?" tanya David datar menatap lekat wajah putranya itu.
Sontak saja Diego menelan ludahnya kasar. Pria tampan itu merasakan sesuatu yang buruk akan menimpa nya sebentar lagi.
Belum Diego menjawab, pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok wanita cantik dengan dua bocah tampan.
"Kamu, Juliet! Bukankah kamu mantan sekretaris Diego?" David mengernyitkan dahinya melihat keberadaan Juliet di dalam ruang inap Diego.
Degg.
Mata David dan Tari membulat sempurna menatap intens wajah Adam dan Abraham. Mereka menatap Diego sesat lalu kembali menatap wajah Adam dan Abraham.
Bagaimana bisa wajah tampan putranya mirip dengan dua bocah tampan yang sedang berdiri menggenggam tangan Juliet?
"Oh ya ampun … bagaimana bisa dia bocah itu sangat mirip denganmu, Sayang?" Tari menutup mulutnya tak percaya.
Sedangkan David segera menatap tajam wajah Diego yang berubah pucat pasi. Sebagai seorang pria dan mantan player, David tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Diego!! Jelaskan semuanya pada kami!" tegas David mengepalkan tangannya erat menyeret langkahnya mencengkram kerah Diego.
Gleg.
Diego menelan ludahnya kasar mendapatkan tatapan mematikan dari David. Inilah yang paling ditakutkan dalam hidupnya, yaitu kemarahan David.
Ayahnya itu adalah orang yang tenang dan jarang marah. Akan tetapi, sekali marah maka dunia Diego akan runtuh saat itu juga.
"Dad."
"Jelaskan!!" bentak David menggelegar membuat Adam dan Abraham terkejut dan memeluk erat kaki jenjang Juliet.
Tubuh mereka bergetar karena untuk pertama kali mereka melihat dua orang dewasa yang terlihat ingin bertengkar.
"Mom," lirih keduanya dengan suara bergetar ingin menangis.
Sontak saja Diego yang mendengar suara lirih putranya pun sadar.
"Pa, jangan bersuara keras. Anak-anakku takut mendengarnya!" ceplos Diego tanpa sadar membuat Tari dan David terbelalak.
Diego yang baru sadar pun langsung menutup mulutnya kembali. Pria tampan itu menelan ludahnya kasar, dia tak menyangkal akan keceplosan.
Niat hati ingin menyembunyikan Juliet dan kedua anaknya terlebih dahulu, karena Diego ingin memperkenalkan mereka nanti di saat hubungan mereka sudah membaik.
Namun, takdir seolah tak ingin membiarkan Diego bahagia dengan rencananya.
Nafas David naik turun, pria paruh baya itu mengepalkan tangannya erat. Sedangkan Tari, dia hanya bisa melongo seperti orang bodoh.
"Anak-anakku! Diego anakku, dia menyebut mereka anak-anakku! Berarti Diego sudah punya anak dan anak-anak yang Diego maksud adalah cucuku! Aku sudah punya cucu, tapi, menantu belum ada! Oh ya ampun … bagaimana ini bisa terjadi? Apa ini yang di maksud dunia akhir zaman? Huh … huh!"
Tari merasa nafasnya tercekat, wanita paruh baya itu merasa terkejut, sehingga membuat pernapasan nya terganggu.
Wanita itu merasa sesak.
"Mom … are you okey?" Diego merasa panik melihat Tari yang tiba-tiba sesak.
"Sayang … kamu kenapa?" David mencengkram pundak Tari menatap khawatir istri tercintanya itu yang terlihat kesusahan bernafas.
"Huh .. huh … sesak!" Tari mencoba bernafas dengan mulutnya.
Juliet yang ikutan panik pun langsung menekan tombol nurse, sehingga tak lama setelahnya dokter masuk ke dalam ruangan Diego.
"Ada apa ini?" tanya seorang Dokter terkejut melihat Diego yang rambutnya di tarik oleh Tari.
"Ah, Mom … jangan tarik rambut ku! Ah … tidak, mahkota ku, Mom!" Diego berteriak kesakitan mencoba melepaskan cengkraman tangan Tari yang berada di kepalanya.
"Sayang … hey, bernapas lah! Lepaskan rambut Diego, oh ya ampun … sepertinya jin barbar di tubuh mu sudah bangkit lagi!" David merasa kesal sekaligus panik.
Adam dan Abraham hanya bisa tertawa lepas dalam hati melihat Diego kesakitan. Entah terbuat dari apa hati mereka berdua, melihat Diego seperti itu membuat sensasi bahagia tersendiri dalam hati kecil mereka.
"Akhirnya, Pak Tua itu mendapatkan karma nya juga! Tak perlu susah payah kita menendang bokongnya!" bisik Abraham di telinga Adam dan di balas cekikikan oleh bocah laki-laki itu.
"Dok, jangan hanya diam! Tolong bantu nyonya ini bernapas!" tegur Juliet yang ikutan panik tak tahu lagi harus membantu seperti apa.
*
*
*
Wkwkwkwk … kasihan Diego ya, Bund🤣🤣🤣 waduh … si Tari memang gak bisa lembut 🤪🤪🔪🔪
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏🥰
hadeeeechhhhh....ngaca dong Max , kamu sendiri aja sudah tidak suci bahkan kamu pasti sudah sering mengambil kesucian anak gadis orang .