Apakah pengorbananku tidak ada artinya? Luna, untuk apa kamu pertahankan lelaki seperti itu? lebih baik tinggalkan dia! Seluruh keluarga besar Luna sudah meminta Luna untuk meninggalkan Suaminya Bram yang tak pernah menghargainya sebagai seorang istri.
Hingga Luna menyaksikan langsung pengkhianatan sang suami. Bahkan dengan terang terangan suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain di depan mata Luna. Apakah Luna akan mampu bertahan? yuk simak ceritanya di " Pengorbananku di hargai Pengkhianatan."
origina by Morata
Ig sihalohoherlita
FB. Nolan s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. DUKUNGAN SEORANG AYAH_ PDHP
Luna masuk ke kamar Khairul dan menutup pintu dengan kasar. Kali ini benar-benar membuatnya sebal. Meskipun status mereka sudah suami istri, Tapi tetap saja hati Luna terasa sesak saat melihat mereka bersama, rasanya Luna ingin cepat-cepat mengakhiri semuanya agar lebih tenang.
luna meraih ponsel pintarnya dan menghubungi pak Hotma pengacara berdarah Batak yang menangani kasus perceraiannya.
Beberapa kali Luna mencoba menghubungi beliau tapi tidak tersambung, saat melihat date di layar ponselnya, seketika membuat luna menepuk jidatnya, hari ini hari Minggu, sudah pasti Hotma sedang menikmati hari liburnya. Pantas saja ia tak menjawab panggilan teleponnya.
"lun, Mas pergi dulu ya!"suara Bram di balik pintu.
"Mau pergi,Mau ke mana luna tak peduli tak hiraukan pamitnya.
"Sudahlah mas, ngapain juga sih kamu pamit sama Mbak Luna. lagian kan, kamu udah mau ceraikan dia."
ucapan wanita itu membuat luna geram. luna bangkit dan membuka pintu kamar.
"Wei wanita murahan, tutup mulutmu silakan Kalian pergi dari sini. Dan satu lagi silakan kau ambil bekas ku, karena aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Kalian memang cocok. Yang satu penghianat yang satu sampah!" ucap Luna lantang sekaligus sukses membuat wajah Bram merah padam menahan amarahnya
"Luna! cukup!" tukas Bram
"Memang itu benar kan, dia itu sampah. Hanya orang-orang bodoh yang lebih memilih sampah dibanding berlian. Timpal Luna dengan menunjuk wanita di sampingnya.
seketika tangan Bram mengayun hendak menampar pipi kiri Luna. Tapi sudah terbaca oleh Luna dengan sigap Luna tipis tangannya itu dan menipisnya dengan kasar.
"Terus saja kau membela wanita murahan ini mas, tapi aku yakin suatu hari nanti kau akan menyesal." Luna berkata dengan tatapan nyalang menatap lekat ke arah dua manusia durjana itu.
"Sudah cukup luna, Mas menyesal telah berlutut meminta maaf padamu." Tapi ucapanmu sungguh keterlaluan.
Luna masih berdiri diambang pintu menarik sudut bibirnya dan melipat tangan, Tak habis pikir dengan sikap lelaki yang masih berstatus suami ini.
"Ayo Vanessa mas antar kamu pulang." Bram menarik tangan wanita itu dan berjalan keluar.
"Nanti Mas ke sini lagi, urusan kita belum selesai." ucapnya kemudian berlalu dari hadapan Luna.
Terukir senyum di bibir wanita sialan itu.
Luna kembali masuk ke dalam kamar.
"Aarghhh!
teriak Luna memekik. " Luna membenci kamu Mas." geram luna
Luna meraih ponsel berniat menghubungi ayahnya. Hubungannya dengan Bram sudah sedemikian rumit, tapi luna belum bercerita apapun pada ayahnya. Mungkin sebaiknya Luna menghubungi beliau, setidaknya Luna bisa meminta pendapatnya mengenai keputusan yang luna ambil.
Beberapa saat menunggu, akhirnya panggilan luna dijawab.
Terdengar suara yang sangat luna rindukan suara laki-laki Cinta pertama Luna. Yang selalu ada di saat Luna menangis. Dulu sewaktu Luna kecil, ayahnya yang selalu berusaha memahami Luna. Terlebih Ibu sudah tiada, saat Luna masih duduk di bangku sekolah dasar. Hanya Ayah tempatnya bersandar.
"Hello Luna, kamu baik-baik saja?" suara ayahnya di seberang sana.
'Halo Ayah, Alhamdulillah luna baik ayah. Bagaimana ayah sehat?" tanya Luna
"Alhamdulillah Ayah sehat. Kamu tidak bohong nak, dari suaramu Ayah sudah bisa menebak kalau kamu tidak sedang baik-baik saja.
Luna memang tidak pandai menyembunyikan sesuatu apapun dari ayahnya. Pasti Ayah Luna bisa menebak. Ayahnya memang sangat peka dengan kondisi anak-anaknya.
"Dari suaramu, ayah bisa menebak kalau kamu habis menangis. Ada apa Sayang? cerita sama ayah ." tambahnya lagi
"Maafin Luna Ayah, tiba-tiba kata maaf terlontar begitu saja dari mulut Luna dan tangisnya pecah seketika mengingat wajah ayahnya. Luna ingin memeluknya. disaat Luna terpuruk seperti ini Luna ingin di dekatnya.
"Sssst, Sayang ada apa cerita pelan-pelan sama ayah ada apa?
Khairul cucu ayah baik-baik saja kan? tanyanya beruntun dari suara terdengar ada rasa kekhawatiran.
Luna menghela nafas panjang. Mencoba lebih tenang agar bisa menceritakan semuanya sama ayahnya.
"Cucu ayah baik-baik saja ayah." jawab Luna dengan suara parau dan sesungguhkan.
"Luna, dengarkan Ayah. Kamu tenang ceritakan pelan-pelan sama ayah. Ada apa?"
Luna menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan.
"Bram ayah, dia selingkuh Sekarang dia sudah menikah siri dengan wanita itu"
Tangis Luna kembali pecah usai mengatakan itu entah mengapa ada rasa malu mengatakan ini. Teringat dulu ayah sempat tak setuju dengan hubungannya dengan Bram tapi karena ingin melihatnya bahagia dengan pilihannya, ayahnya akhirnya mengalah.
"Apa? kurang ajar!"
berani-beraninya dia nyakitin kamu, terus sekarang apa keputusanmu?"
Luna menceritakan semua hal membuat dada Luna sesak. Seperti seorang anak kecil yang sedang mengadu pada ayahnya. Itulah yang Luna lakukan dan rasakan. Dengan sabar ayahnya mendengarkan keluh kisah Luna.
Setelah Luna curahkan semuanya, Hati Luna terasa lega. Meskipun masalah belum selesai, tapi setidaknya beban itu sedikit berkurang. Ayahnya marah sangat marah dengan kelakuan Bram.
"Ayah dukung keputusanmu nak. Memang bercerai itu keputusan yang terbaik. Kamu tak perlu takut mengenai harta gono gini. Itu tindakanmu mengambil alih semuanya itu sudah hal yang tepat." Tutur ayahnya membuat Luna sedikit bingung
"Maksud Ayah?
"Beberapa saat sebelum kalian menikah, Ayah sempat berbicara berdua dengan Bram. karena Ayah tidak mau sampai Bram menyakiti kamu, Ayah membuat perjanjian dengannya. Jika di dalam pernikahan kalian dia berselingkuh, maka semua harta akan jatuh pada kamu begitupun sebaliknya. Karena Ayah yakin kamu begitu mencintainya tak mungkin kamu menghianati Bram. Tapi dia? Ayah tak yakin oleh karena itu Ayah membuat perjanjian itu ucapnya.
Degh !
Ayah juga tahu sebelum kamu menikah dengannya, kamu sudah memiliki tabungan deposito dan ayah yakin tabungan itu pasti tak segan-segan kamu keluarkan untuk membantu ekonomi rumah tangga kalian. Dan karena ada surat perjanjian itu pula alasan ayah dengan sukarela membantu memberi kucuran dana untuk modal menambah uang agar kamu memiliki saham 25% di perusahaan Paman kamu." jelasnya.
Luna terperangah mendengar penuturan ayahnya. Ternyata beliau sudah sejauh itu memikirkan semuanya. Luna sendiri Bahkan tak ada pikiran sampai kesana. karena sudah dibutakan cinta Bram, yang ternyata tega menghianati pengorbanan dan ketulusannya.
"Ayah, kenapa ayah tidak bilang sama Luna soal ini?"
"Ayah sudah pernah menyampaikan ini sama kamu sehari setelah kamu menikah, tapi sepertinya kamu tidak merespon yang ayah ucapkan. Jadi ayah simpan surat perjanjian itu."
Luna bernafas lega mendengar penjelasan ayahnya. Setelah luna sempat bingung mengenal pembagian harta yang diungkapkan Pak Hotma, kini luna sedikit merasa tenang. Akhirnya Allah memberikan jalan sebuah titik terang dari kegundahan luna, bahwa semua misinya tak akan sia-sia.
"Terima Kasih Ayah." ucap Luna terisak
"Sudah Nak, Tak perlu disesali semua sudah terjadi. Mungkin ini sudah menjadi takdir dari Allah, dan ayah yakin kamu kuat menjalani semua ini. Malam ini juga ayah akan ke sana."
"Apa? Ayah mau ke sini malam ini juga? Apa tidak sebaiknya besok aja ya?"
"Tidak Nak, Ayah akan ke sana naik pesawat. jarak antara kota Medan ke Jakarta hanya menempuh 2 jam. Masih ada tiket pesawat ini masuk jam 07.00 malam, mungkin Ayah akan tiba di Jakarta sekitar pukul 09.00 malam. nanti ayah ke sana bersama Adik kamu ucapnya.
"Baiklah ayah, setelah sampai di bandara nanti, Luna jemput Ayah.
"Tidak perlu lun, nanti adikmu bisa pesan taksi online. Tak baik kamu keluar rumah malam-malam."
"Sambungan telepon Mereka pun terputus. Alhamdulillah beberapa kali Luna mengucapkan kalimat syukur, telah memberikan sosok Ayah yang selalu menjadi pahlawannya. Sejenak Luna terdiam, memang awalnya Ayah Tak merestui hubungan mereka. Tapi saat Luna mengiba akhirnya beliau luluh dan memberi Restu. Mungkin setelah Bram menyetujui surat perjanjian yang beliau ajukan itu.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN