Sibadgirl, Kelebihan Hormon

Naila dan Desi_ibu nya Samar masih didapur sambil berbincang mengenai hubungan Naila dengan Samar, sudah sejam lebih mereka didapur dan sebentar lagi mereka akan selesai memasak.

"Kamu mau tunangan atau langsung nikah sayang? " tanya Desi.

"Aku terserah kalian dan Samar aja Mom, " sahut Naila.

"Kalau terserah Samar sih dia pasti mau langsung dinikahin. " ucap Desi dengan tertawa kecil, dapat dipastikan Samar pasti langsung meminta dinikahkan langsung dari pada tunangan dan menunggu lagi.

Naila ikut tertawa kecil, "iya Mom. " ucap Naila.

"Setelah menikah kalian mau langsung proses program anak? Atau nunggu Lala besar dulu? " tanya Desi.

"Naila sih terserah yang diatas Mom, kalau dikasih kepercayaan cepat ya syukuri kalau gak cepat ya jalani aja dulu. " jelas Naila.

"Iya kamu benar, tapi ingat pesan Mommy walaupun kamu nanti punya anak kandung sendiri mommy mohon jangan beda-beda kan Lala dengan anak kandung kalian nanti, " pesan Desi.

"Iya Mom, Nai gak akan pilih kasih antara anak Naila dan Lala nanti. " ujar Naila. Kan Naila sudah bilang bahwa Lala itu sudh seperti putri kandung nya sendiri jadi tidak mungkin Naila pilih kasih nanti.

Desi tersenyum mendengar ucapan Naila, "iya sayang, udah selesai nih masak nya kita samperin Daddy dan Samar dulu yuk, " ajak Desi saat sudah selesai memasak. Mereka berjalan menuju ruang tamu untuk nyamperin Shykar, Samar dan Lala.

Saat sudah diruang tamu Desi dan Naila hanya melihat Samar yang sedang tidur, Shykar dan Lala tidak ada.

"Daddy dan Lala kemana ya Mom? " tanya Naila.

"Mungkin Daddy lagi ajak Lala bermain, kamu bangunin dulu Samar bentar lagi kita mau makan siang. " titah Desi.

"Iya Mom, " ujar Naila lalu berjalan kearah Samar yang sedang tidur disofa dengan posisi duduk. Sedangkan Desi mencari suami dan cucu nya itu.

Naila duduk disebelah Samar dan mulai membangunkan Samar.

"Samar bangun, " Naila menepuk-nepuk pelan pipi Samar agar terbangun.

"Enggh Lala kenapa tepuk-tepuk pipi papa? " ucap Samar dengan kondisi mata yang masih terpejam.

"Aku bukan Lala, Samar. Sekarang buka mata nya cepat. "

Samar mengernyit karena mendengar suara Naila bukan kah tadi dia bersama dengan sang anak?Karena merasa lelah Samar ketiduran dan membiarkan Lala duduk di lantai dengan mainan-mainan. Samar membuka mata perlahan melihat kearah Naila ynag sedang menatap nya itu, lalu Samar melihat kearah lantai dimana dia meletakkan Lala tadi, kosong? Tidak ada siapa-siapa?samar panik.

"Lala dimana sayang? " tanya Samar pada Naila, siapa tahu kan Naila tahu dimana Lala.

Naila menaikkan sebelah alisnya, "Lala? Bukan kah Lala bersama kamu tadi? Aku baru selesai memasak Samar jadi aku tidak tahu Lala dimana

" ujar nya..

Samar tentu panik mendengar ucapan Naila, saat dia melihat sekeliling untuk mencari Lala datang lah orang tuanya. Naila yang melihat orang tua Samar yang datang hanya berdua saja tanpa Lala menjadi cemas.

"Mom, Dad, Lala nya mana? " tanya Naila saat orang tua Samar sudah dekat.

"Kata Daddy, Lala bersama Samar terus sayang. "

"Iya Daddy kekamar cuma sendiri karena Samar asik bersama Lala. "

Seketika Naila menatap Samar tajam, "dimana anak aku? " tanya Naila dingin.

Samar meringis, "maaf sayang aku ketiduran, " Samar merutuki dirinya yang tidak bisa menahan kantuk padahal dia sedang disuruh menjaga Lala.

"Ishh kamu kok tidur saat jagain Lala, sekarang Lala itu sudah bisa merangkak dan dia dalam mode aktif dan tidak bisa diam. " kesal Naila lalu menangis, mereka yang melihat Naila menangis menjadi kasihan. Samar sendiri Gelagapan karena sudah membuat gadisnya itu menangis.

"PELAYAN CEPAT CARI CUCU KU DISELURUH RUANGAN MANSION, CARI SAMPAI KETEMU, " teriak Desi pada seluruh pelayannya termasuk pelayan laki-laki. Mereka semua bergegas mencari cucu dari keluarga Adelard itu.

"Ssstt maaf ya sayang, sekarang aku bantu cari nih. Lala tidak mungkin keluar karena penjagaan dimansion sangat ketat, paling dia merangkak disekitaran sini. "Samar berusaha menenangkan Naila.

"Iya sayang Samar benar, kamu jangan nangis ya. " Desi ikut menenangkan calon menantunya itu.

Shykar sendiri sudah membantu para pelayan untuk mencari cucu nya itu.

"Kamu cari Lala cepetan. " titah Desi pada Samar dan Samar langsung beranjak dari duduknya.

Semua orang sibuk mencari kemana Lala perginya, Naila ikut mencari anaknya itu.

"Lala kamu dimana sayang, " Naila bersuara sambil mencari Lala dimansion besar Samar. Naila mencari kearah dapur karena para pelayan tidak ada yang mencari disitu.

Naila berdiri disamping meja makan dan terus melihat sekeliling dapur sambil memanggil nama Lala. Saat dirinya hendak berjalan kearah ruangan lain tiba-tiba ada yang memegang kakinya, Naila menundukkan kepalanya dan melihat ada tangan kecil sedang memainkan jari kalinya.

Naila berjongkok lalu menyingkap kain yang melapisi meja makan itu, terlihat lah Lala dengan senyumnya yang manis, Naila menghela nafas lega saat dirinya menemukan Lala.padahal dia sudah takut kejadian bulan kemarin terulang lagi, jika sampai kejadian itu terulang lagi apalagi saat Lala bersama dengan Samar mungkin Naila tidak akan ingin menikah dengan Samar tapi untunglah Lala tidak hilang. Naila mengulurkan tangan nya untuk menggendong Lala.

"Kamu kenapa ada disitu sayang? " tunjuk Naila pada kolong meja makan.

"Papapaapa, " Lala mulai berceloteh tapi dia hanya bisa bercerita dengan bahasa bayi yang belum bisa Naila pahami.

"Papa gak jagain kamu? Papa tidur dan biarin kamu merangkak ya? " tenak Naila walaupun dia tahu Lala tidak bisa menjawab tapi tetap saja bertanya.

"Mamamama, " celoteh Lala lagi sambil menepuk-nepuk dada Naila.

Naila terkekeh, "kamu haus terus nyamperin mama kedapur? Tapi kamu malah kekolong meja?, "kekeh Naila, sekarang dia paham disaat Samar sedang tidur Lala merangkak untuk mencari Naila agar dia bisa menyusu pada ibu nya itu tapi malah merangkak kearah kolong meja.

Lala terus berceloteh sambil menepuk-nepuk payudara Naila, seakan tidak sabaran untuk menyusu, Naila hanya bisa terkekeh dan berjalan menuju kamar Samar tidak mungkin dia menyusui ditengah-tengah pelayan?.

"Pelayan tolong beritahu Mommy, Daddy dan juga Samar kalau Lala sudah ketemu dan aku membawanya ke kamar Samar. " ucap Naila pada pelayan yang ada didekat ruang tamu.

"Baik nona, " ucap pelayan itu. Entah kemana mereka mencari Lala, Naila tidak tahu.

Naila memasuki lift untuk ke kamar Samar. Naila tidak melihat Samar dan kedua orang tua Samar, mungkin mereka mencari diluar pikir Naila.

Ting

Pintu lift terbuka dan Naila langsung ke kamar Samar. Naila merebahkan dirinya dan Lala disampingnya. Naila membuka baju dan mengeluarkan payudara nya, Lala segera memasukkan ****** itu kemulut nya seakan tidak sabaran untuk segera makan. Naila terkekeh gemes dengan putrinya itu.

"Laper ya sayang habis merangkak mencari mama, " Naila tertawa kecil. Lala tidak berceloteh karena dia sedang kelaparan dan asik menyusu tanpa menghiraukan ucapan Naila.

Ceklek

Saat asik menyusui Lala terdengar suara pintu terbuka, Naila melihat kearah pintu dengan pandangan malas setelah tahu siapa yang membuka pintu itu.

"Sayang Lala udah ketemu ya, " senyum mengembang pada wajah Samar karena Lala sudah ketemu. Samar mendekati Naila dan Lala lalu dia duduk di tepi ranjang.