" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?
Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tante Rima
Abizam mengarahkan mobilnya masuk ke dalam halaman rumahnya. Dilihatnya ada sebuah mobil yang dikenal oleh Abizam.
" Perusuh datang."
" Siapa kak??"
" Tante Rima. Dia kakak dari papa ku. Dari dulu sangat suka mengatur kehidupan keluarga papa ku. Termasuk kehidupan ku."
" Oh gitu."
" Qila dengar. Apapun yang dikatakan oleh Tante Rima, jangan di dengarkan. Kamu abaikan saja. Mulut nya sangat tajam."
" Iya kak."
" Dan kakak minta tolong, tolong perhatikan Leon. Tante Rima nggak suka sama Leon. Hanya karena Leon nggak berasal dari keluarga kami."
" Iya kak. Akan Qila perhatikan Leon baik-baik."
Abi dan Qila masuk ke dalam rumah. Sudah terdengar gonggongan Atlas yang menyambut mereka.
" Aduuuh berisik banget anjing itu. Sejak kapan kalian pelihara anjing segala. Pasti gara-gara anak itu."
" Mbak...sudah..."
" Aku kan nggak salah bicara kan Wan."
" Abi.... Sudah pulang kamu??"
" Iya ma. Ada apa orang itu ke sini Ma??"
" Biasa. Dia dengar tentang pernikahan kalian. Dan dia juga dengar kalau kamu menolak Vira. Secara Vira anak dari sahabat Tante kamu."
" Ckk... menyebalkan. Berani mengolok-olok Qila, awas saja."
" Mama nggak akan melarang kamu. Cuma lakukan dengan cara halus. Jangan sampai membuat papa kamu sedih."
" Abi tahu Ma."
" Kalian sudah pulang Bi??"
" Iya pa."
Tante Rima menatap Aqila dari atas sampai bawah. Tetapi Aqila sama sekali tidak gentar menghadapinya.
" Ini istri kamu??"
" Iya tante."
" Kalau sama Vira sih...."
" Sudah mbak."
" Vira lebih berkelas, lebih pintar,dewasa dan pintar bekerja."
" Pintar juga menipu orang."
" Apa maksud kamu Abi??"
" Abi sudah nggak bisa menahan diri lagi. Sebaiknya tante cari tahu apa yang terjadi dengan wanita yang tante banggakan."
Abizam menggandeng tangan Aqila dan mengajaknya ke kamar. Meninggalkan Tante Rina dan kedua orang tuanya.
" Apa maksudnya Wan??"
" Vira dua kali mencoba memisahkan Abi dan Leon. Yang pertama dia sengaja meninggalkan Leon di mini market dan Aqila yang mengantarkan Leon kembali. Lalu yang kedua dia menculik Leon dan meninggalkan di dalam rumah tua. Bahkan dia juga mengatakan kepada Leon, kalau Leon bukan anaknya Abi. Sebagai orang tua, aku sendiri tidak akan membiarkan dia menjadi bagian dalam keluarga ku. Pilihan Abi sudah tepat. Aqila gadis yang baik, walaupun dia masih muda."
Tante Rima hanya terdiam mendengar ucapan papa Abi. Abizam menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Merasa kesal karena Tante Rima merendahkan Aqila. Aqila yang melihat Abizam sedang marah hanya berani melihat dari kejauhan. Abizam mengusap kasar wajahnya dan saat melihat Aqila yang masih di dekat pintu masuk kamar mereka, Abizam sadar bahwa Aqila sedang ketakutan.
" Maaf. Kamu jadi takut ya??? Sini..."
Aqila mendekati Abizam. Abizam memeluk pinggang Aqila. Menghirup aroma lembut yang menguar di tubuh Aqila membuat hati Abizam sedikit tenang karenanya.
"Kakak mau Qila ambilkan minum?? Biar sedikit lebih tenang."
" Boleh. Terima kasih sayang."
Wajah Aqila memerah setiap kali Abizam memanggilnya sayang. Aqila mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum yang ada di kamarnya. Kemudian memberikan kepada Abizam.
" Qila mau mandi dulu kak. Habis itu Qila mau belajar."
" Iya. Nanti kakak temani kamu belajar."
Aqila masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu Aqila menuju keruang kerja Abizam untuk belajar. Saat sedang serius, Leon masuk ke dalam ruang kerja Abizam bersama Atlas.
" Mami..."
" Ah iya. Ada apa??"
Leon mendekati Aqila dan memeluknya. Aqila pun membalas pelukan Leon.
" Leon kangen sama Mami."
" Maaf. Karena tadi mami ninggalin Leon."
" Nggak apa-apa."
" Di sini kamu ternyata. Ayo jangan ganggu mami belajar. Selama dua minggu ini jangan ganggu mami yang sedang belajar. Setelah itu terserah Leon mau ngajak mami ke mana aja boleh."
" Beneran??"
" Iya. Kamu gak ada tugas sekolah??"
" Ada papi. Menulis huruf vocal."
" Sudah kamu kerjakan??"
" Belum."
" Kamu tadi main sama Atlas terus ya?? Nanti papi hukum Atlas karena ngajak kamu main terus."
" Jangan papi. Leon yang salah. Leon akan kerjakan tugas sekolah Leon sekarang."
Leon hendak kembali ke kamarnya.
" Leon."
" Iya papi??"
" Bawa alat tulisnya dan meja kecil kamu ke sini. Kerjakan di sini sama papi sama mami. Supaya kami bisa mengawasi kamu belajar apa enggak."
" Iya papi."
Leon menuju ke kamarnya. Dan Abizam menghampiri Aqila.
" Nggak apa-apa kan Leon belajar di sini?? Aku takut Tante Rima ke kamar Leon dan mengintimidasi Leon."
" Nggak apa-apa kak. Qila lebih seneng ramai-ramai. Kakak jangan terlalu terbawa emosi. Lebih kendalikan diri kakak saja."
" Iya. Akan kakak coba."
Tidak berapa lama kemudian Leon masuk ke dala ruang kerja Abizam dan duduk di dekat meja tempat Aqila sedang belajar.
" Di sini boleh kan papi??"
" Boleh. Asal gak ganggu mami ya."
" Iya."
Ketiga keluarga kecil itu sedang fokus mengerjakan pekerjaannya masing-masing ketika mama Abizam mengetuk pintu ruang kerja Abizam.
" Iya."
" Kalian gak ada yang lapar?? Sudah jam tujuh lebih. Kami hampir selesai makan malam."
" Ah maaf Ma. kami terlalu asyik sama tugas kami masing-masing. Ayo kita makan dulu Qila. Ayo Leon."
Leon menggandeng tangan Aqila dan Abizam. Atlas mengikuti mereka dari belakang dengan berlari-lari kecil. Di meja makan, Atlas merebahkan dirinya di bawah Leon. Leon duduk di sebelah Aqila. Aqila duduk dengan diapit oleh Leon dan Abizam.
" Mana Tante Rima??"
" Sedang pergi. Nggak tahu ke mana."
" Nanti nginap sini Pa??"
" Kemana lagi dia akan tidur kalau nggak di sini??"
" Kenapa dia tidak tinggal di rumah anak-anaknya saja sih??"
" Kamu tahu sendiri bahkan anak-anaknya pun gak cocok sama dia."
" Mau kasihan, tapi Abi juga jengkel sama omongannya."
" Kak.."
Aqila memegang tangan Abizam untuk menenangkan.
" Maaf sayang"
" Jangan di berikan Atlas tulang ayamnya Leon."
" Kenapa mami?? Biasanya di youtube anjing dikasih tulang kan??"
" Tulang apa dulu?? Jangan tulang ayam. Tulang ayam itu kalau digigit, tulangnya jadi pecah dan runcing. Kasihan kalau melukai ususnya."
" Tapi kalau kucing kok boleh makan tulang ayam mami?"
" Karena kucing itu kalau makan digigit satu-satu. Kalau anjing kan langsung ditelan pasti."
" Ah gitu."
" Kasih aja tulang lunak kayak gini."
Tepat saat Aqila sedang memberikan tulang lunak ayam kepada Atlas, Tante Rima masuk dan melihatnya.
" Bagus juga penduduk rumah ini bahkan anjing saja sama makanannya dengan majikannya."
Leon yang mendengar suara Tante Rima segera mendekati Aqila.
" Karena anjing lebih setia dan baik daripada manusia."
" Apa seperti ini cara kamu mendidik anak mu Wan??"
" Bagaimana saya bersikap, tergantung bagaimana orang itu bersikap. Selama dia sopan, saya juga akan segan. Selama dia seenaknya sediri, yaa... seperti itulah."
" Aku jadi meragukan anak ini akan seperti apa jika dididik oleh lelaki seperti mu. Orang tuanya saja gak jelas."
" CUKUUUPP TANTEEE!!!"
" GUK..GUK..GUK.."
" Kak..."
" Papi..."
" Qila, bawa Leon dan Atlas ke atas!!!
" Iya."
Aqila mengajak Leon ke kamarnya bersama dengan Atlas yang mengikuti mereka.
" Apa-apaan tante!! Tolong jaga ucapan Tante. Saya masih menghormati Tante sebagai orang tua. Sebagai kakak dari papa. Jangan sampai saya berbuat kasar kepada Tante!!!"
" Hanya karena anak yang nggak diketahui asal usulnya, kamu tega membentak tante yang masih keluarga kamu Hah???"
" Abi akan melakukan apapun untuk melindungi Leon. Termasuk menentang Tante. Pa, tolong urus kakak Papa. Dan kasih tahu siapa Leon. Dia harus tahu. Daripada dia menghina Leon terus menerus."
" Maafkan papa Bi."
Abizam meninggalkan ruang makan dan menuju ke kamar nya.
" Mbak,aku akan cerita asal usul Leon. Dia bukan anak yang gak jelas orang tuanya. Orang tua Leon adalah Ivan. Ivan Rageswara. Pemilik perusahaan besar yang sekarang di akuisisi oleh Abizam. Dia dan istrinya meninggal dunia karena kecelakaan. Saat itu Leon di titipkan di rumah ini. Jadi dia selamat dari kecelakaan itu. Yang disayangkan, kedua orang tuanya meninggal dunia. Perusahaan Ivan juga yang membantu perusahaan suami Mbak Rima yang hampir pailit beberapa tahun silam. Saat itu mas Rama mau meminjam dana di perusahaan ku kan? Kami saat itu nggak punya dana itu. Akhirnya aku dan Abi memutuskan untuk meminjam dana di perusahaan Ivan. Perusahaan Ivan juga yang membuat perusahaan Mas Rama bisa berdiri tegak. Perusahaan milik orang tua Leon."
Setelah menceritakan itu, Papa Abizam dan istrinya meninggalkan Tante Rima di ruang makan yang masih terdiam mencerna semua cerita papa Abizam. Di dalam kamar Abizam, Abizam dan Leon bersama Aqila dan Atlas juga sedang sibuk bercengkrama. Mereka mencoba membantu Leon untuk melupakan kejadian di ruang makan.
" Leon lapar nggak??"
" Sedikit mami."
" Mau biskuit cokelat nggak??"
" Mau... mau..."
" Ingat. Atlas jangan dikasih ya."
" Kenapa mami??"
" Karena anjing nggak boleh makan cokelat. Nanti mereka sakit perut, terus jadi buang air besar terus nanti. Ada banyak anjing yang mati karena cokelat,"
" Oh gitu. Maaf Atlas. Untuk kali ini kamu nggak boleh makan lagi."
Aqila terkekeh melihat bagaimana wajah Leon bersedih karena tidak bisa berbagi kue dengan Atlas lagi. Leon menikmati biskuit cokelat milik Aqila sambil di kelilingi oleh Atlas yang tidak bisa tenang karena tidak diberi makanan oleh Leon sahabat baru nya.