"Aku rela buta kedua mata ini, demi mendapatkan cintamu. Gadis terunik yang telah membawa hatiku pergi!" kata Giordan Adhitama.
Giordan Adhitama adalah sosok pria yang tampan, pengusaha muda yang sukses, berwibawa, bijaksana, ramah pada siapapun. Namun, sejak kepergian gadis cantik dan unik dari kehidupannya. Ia berubah menjadi pria arogan dengan tatapan yang sangat dingin dan keras hati. Tidak ada lagi kehangatan dan senyuman seperti dulu.
Akankah Giordan Adhitama menemukan Gadis Unik nya kembali. Dan ia akan mendapatkan maaf serta tempat di hati Sang Gadis Unik yang telah ia lukai hati dan menghancurkan masa depannya.
Ikuti yuk kisah Pesona Sang Devil Giordan Adhitama dan Gadis Unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lapar
Happy reading..
☘️
☘️
☘️
...CINTA yang tulus dan selalu terjaga kesetiaannya adalah di saat dua hati terpisah oleh jarak dan waktu....
...Disitulah kita diuji akan ketulusan dan kesetiaan hati pada satu orang yang menunggu kehadiran kita untuk berkumpul kembali....
...***...
Cring.. Cring..
Notifikasi pesan masuk di aplikasi hijau milik Lia, tiba-tiba terdengar di benda pipihnya. Dia menggeser layarnya membuka dan membaca pesan yang ternyata dari Giordan.
Kedua matanya hampir copot membaca pesan dari orang nomer satu di Perusahaan GA Group, tersebut.
"Awas! Jangan sampai lecet secuil pun tubuh istriku! Atau tubuhmu jadi makan malam singa jantan di kandang piaraanku!"
Lia mengucek kedua matanya berkali-kali. Apakah Giordan sedang mengigau? Atau sedang mabuk? Sehingga dia salah kirim pesan ke ponsel Lia?
Lili hanya diam tak membuka suara sedikitpun. Ia membuka aplikasi novel online untuk dibacanya. Hobby membaca adalah favoritnya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar.
Tiba-tiba Lia menyodorkan ponselnya ke arah Lili.
"Apa maksudnya ini?"
Lili berpura-pura tak mendengar suara Lia, tetap fokus dengan membaca novel online bergenre romansa kontemporer favoritnya.
"Lili.." panggil Lia sambil menjewer telinga Lili.
"Aduh.. Aduh.. Sakit tau. Bisa panjang ini telinga kayak telinga kelinci." sungut Lili.
"Biarin! Sekalian itu hidung panjang seperti Pinokio yang suka berbohong!" omel Lia.
"Bagaimana caranya?"
"Nggak mau tau! Sekarang kamu harus jelasin sedetail mungkin, tidak boleh ada yang terlewat sedikit pun!"
"Aku kira.. Satu-satunya! Ternyata selusin koleksinya." celetuk Lili yang mendapatkan tatapan tajam dari Lia.
"Nggak lucu!"
"Emang tak lagi stand up komedi." balas Lili dengan pipi yang mengembung.
"Sudah cepat jawab! Nggak pakai pengalihan topik!" sentak Lia.
"Topik lagi sibuk, Bu Bos." Lili berusaha lari dari rentetan pertanyaan yang ada di kepala Lia.
"Aku lagi nggak bercanda, Lili! Bisa serius nggak!"
"Enggak." jawab simpel Lili.
"Lili..! Aku lagi mengintrogasi kamu! Tutup layar ponsel kamu, sekarang juga!" titahnya pada Lili.
"Tutupen botolmu. Tutupen ---." belum selesai syair nya, Lia sudah memiting leher Lia.
"Ampun.. Ampun, Bu Bos. Ini namanya KDP, Bu Bos! Bisa merusak pita suara Lili, dan tak bisa speak up nanti."
"Speak up gundulmu! KDP, apa itu?" tanya Lia menelisik.
"Mainnya kurang jauh, Bu Bos! KDP adalah kekerasan dalam persahabatan." terang Lili.
"Enggak usah jauh-jauh, nanti nggak bisa pulang. Peta Dora lagi dipinjam Doraemon." Lia asal bicara.
"Doraemon nggak butuh peta, dia sudah punya pintu ajaib." balas Lili.
"Sudah cepat jelaskan, Lili!" kesal Lia.
"Lapar!" jawab singkat Lili.
"Tinggal jawab saja, nunggu muter-muter Monas dulu!" greget Lia.
"Orang mau diroasting itu harus kenyang perutnya. Biar tak gemetaran!"
"Alasan!"
"Mau tidak pesankan aku makan? Kalau tidak mau, aku tinggal telp Tuan Giordan. Bilang saja Lia menelantarkan Lili. Dia pelit tak mau belikan makan Lili! Bereskan!"
"Astaga, semprull kamu Lili!" kesal Lia.
"Sudah sana cepetan pesanin makanannya, aku sudah kelaparan!"
"Iya.. Iya. Gitu saja pakai lapor Tuan Giordan." cemberut Lia.
"Begini kan enak dilihat. Aku bahagia, jika melihat sahabatku bahagia." goda Lili.
"Lagi kesel Lili, bukan bahagia." teriak Lia di telinga Lili.
"Ya salam. Bisa jebol ini telinga, gara-gara si Tarzan nyasar mau makan dimari." kekeh Lili.
"Bener-bener semprull kamu, Lili."
"Sahabatnya siapa? Lia kah?" goda Lili lagi.
"Tau ah, pingin jorokin ke Sungai Amazon."
"Berani berhadapan sama Tuan Giordan?"
"Ahh, orang itu lagi! Tamat riwayat seorang Lia." ujar Lia beranjak dari tempat duduknya.
Sambil menunggu makanan yang mereka pesan. Lili mulai menceritakan kejadian 5 tahun yang lalu.
"Really?" netra coklat Lia berkaca-kaca mendengar cerita menyedihkan yang dialami sahabatnya itu.
Bertahan atau pergi?
Jawaban Lili adalah pergi. Daripada harus bertahan dan lebih banyak lagi menyakitkan dan mengecewakan orang-orang yang dia sayangi.
"Tapi, mengapa kamu tidak pernah berpikir bahwa Adam sangat terluka. Dia mencarimu kemana-mana, hampir kayak orang gila." ujar Lia menceritakan keadaan Adam kekasih Lili waktu itu.
"Masih hampirkan, belum gila beneran." balas Lili menerawang jauh kesembarang arah.
"Kamu senang melihat Adam jadi gila?" Lia menelisik ke dalam pupil Lili.
"Enggak tau." jawab Lili mengangkat bahunya.
"Kok enggak ---"
"Kalau dia bener-bener kehilangan aku, kenapa dia cepat move on nya?"
"Kata siapa kamu, Lili?"
"Kapan hari aku bertemu dengan dia di Mall dengan wanitanya. Dan mengatakan tidak mengenal aku. Berarti aku sudah tak ada di hatinya lagi, sudah tergantikan."
"Kamu satu-satunya wanita yang dia cintai, Lili." Lia berusaha menjelaskan keadaan Adam sewaktu ditinggal Lili pergi menjauh.
"Dulu! Tidak sekarang!"
"Aku wanita satu-satunya yang ada di ponsel hijau, dia wanita satu-satunya yang ada di ponsel merah dan dia juga wanita satu-satunya yang ada di ponsel kuning." ujar Lili sembari tersenyum miris.
"Kek lampu lalulintas? Ada merah, kuning, hijau."
"Jaman now! Nikahnya sama siapa! Sayang-sayangannya dengan siapa!"
"Gimana maksudnya?"
"Selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan juga selamat malamnya buat siapa?
"Seharusnya kamu jangan langsung pergi menghilang begitu saja, Lili. Kamu kan bisa berbicara baik-baik sama Adam." ucap Lia.
"Berbicara baik-baik dengan keadaanku yang sudah tak suci lagi? Hello, Lia! Apakah Adam bisa menerimaku dengan tulus? Atau bahkan dia yang akan pergi jauh dari kehidupanku!" balas Lili dengan nada penuh penekanan.
Lili meneguk air mineral dalam botol di atas meja hingga habis separuh untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
"Mungkinkah hati yang terluka, kecewa dan tak ada kepercayaan lagi. Bisa menerima itu semua? Bibir bisa berucap aku baik-baik saja! Tapi tidak dengan hati kita! Bulshit! Hati yang telanjur tersakiti, terkecewakan. Pasti teramat sangat sulit untuk menerimanya kembali. Walaupun tetap dipaksakan, nantinya akan berakhir lebih terpuruk lagi."
Lia menatap tajam ke dalam bola mata Lili.
"Apakah masih ada cinta itu?"
Lili membalas tatapan tajam Lia dengan tatapan nanar, dan berkata. "Tidak ada! Cinta itu telah hilang ditelan kegelapan malam!"
"Mungkin dengan caranya seperti itu, Alloh memperlihatkan sifat asli Adam. Dan seberapa besar cinta nya kepadaku? Mencintai aku karena Alloh atau karena sesuatu, aku juga tidak pernah tau isi hatinya."
"Kejadian itu bukan seluruhnya kesalahan Adamkan? Kenapa kamu tidak memberitahukan kepadanya terlebih dulu, jika kamu mau datang ke apartemennya?"
"Bukan surprise lagi, Lia. Kalau aku beritahukan kepada Adam."
Sambil menghela nafas panjang. Lili bertanya pada Lia. "Jika kejadian itu terjadi padamu, langkah apa yang kamu ambil?"
"Hmm.." jawab Lia langsung melotot ke arah Lili.
"Tak bisa jawab, Bu Bos!"
"Mudah-mudahan jangan sampai terjadi sama aku, Lili! Bisa hancur semuanya!"
"Sama, Lia. Aku juga tak menginginkan kejadian itu! Tapi, Alloh telah memilih aku untuk menjalani semua ujian ini."
Lia berdiri dan berpindah posisi mendekat ke Lili untuk memeluk sahabatnya itu. Namun, dengan sengaja Lili berdiri untuk menghindari Lia.
"Ihh, Lili!" pekik Lia.
Tubuh Lili tak sengaja menyenggol gelas minuman yang dipegang seorang pria tampan yang kebetulan melintas didekat Lili.
"Uppst.. Maaf." ucap Lili sambil melihat kearah Pria tampan itu.
"Nona Lili."
"Tuan tampan." pekik Lili keceplosan menyebut pria itu.
🌟🌟🌟🌟🌟
Bersambung..
Selamat hari Senin..
asem manis kecut pedas yg bikin candu 🤣
antara hukuman dan hadiah specialnya bau²nya mirip nih yg pasti anu ya gio, yg penting enk ya gio 🤭🤣
banyak nyaNyii nya 🤭🤭🤭🤭
soP Lidah asaM pedAs maNis kataaanyaaaa😂😂😂😂😂😂
Bukti nyata cinta Gio ke Lili bukan hanya omongan belaka tapi penuhin isi brankas Lili dr kartu yg berbagai warna hingga dompet tebal untuk beli skincare dkk biar makin glowing makin keset di derit ranjang 🤣🤣 biar halaman gak kering , enak dibasahin terus eiii