Shinta maharani, putri bungsu seorang pengusaha ternama yang menikah dengan seorang pria biasa hubungan mereka sempat tidak di setujui oleh ayah nya
karena menurut ayah nya pria yang ingin menikahi putri bungsu nya bukan pria yang baik. namun karena bujuk rayu dari Shinta akhir nya ayah nya merestui hubungan mereka. akankah rumah tangga yang Shinta bersama suami nya bangun bertahan lama, dan apakah pria pilihan Shinta adalah pilihan yang tepat.? .. ayo ikuti kisah mereka di sini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part.34
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam lebih lama nya, akhir nya mereka sampai di sebuah panti, yang bertuliskan panti asuhan kasih bunda.Shinta menghentikan mobil nya. Di sana terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain, dan di sana juga terlihat seorang wanita yang sedang mengawasi anak-anak tersebut bermain.
Shinta pun keluar dari mobil nya begitu juga dengan Dewi, Shinta berjalan menghampiri seorang wanita yang tadi sedang mendampingi anak-anak bermain.
" Permisi, maaf mengganggu waktu nya sebentar mbak." Ucap Shinta menyapa wanita itu dengan sopan.
Wanita itu tersenyum ramah ke arah Shinta, dia bangun dari duduk nya lalu menghampiri Shinta.
" Iya mbak, ada yang bisa saya bantu.?" Tanya wanita itu dengan ramah.
" Saya ingin bertemu dengan pengurus panti ini, apa beliau ada.?" Tanya Shinta.
" Ada di dalam mbak, mari saya antar." Ucap wanita itu.
Shinta mengangguk kemudian mengikuti wanita itu masuk menemui ibu pengurus panti tersebut.
Saat mereka sampai di depan sebuah ruangan, wanita itu mengetuk pintu ruangan.
Tok..tok..
" Masuk." Ucap seseorang dari dalam menyuruh mereka masuk,
Wanita tadi membuka pintu, kemudian masuk kedalam ruangan itu, di ikuti Shinta dan Dewi dari belakang. Di sana terlihat seorang wanita paruh baya sedang fokus dengan kertas-kertas yang ada di tangan nya. Entah berkas apa hanya dia yang tau.
" Permisi bunda, ada tamu ." Ucap wanita itu.
Wanita paruh baya yang sedang sibuk dengan kerjaan nya menoleh ke arah mereka. Lalu berdiri dari kursi tempat nya duduk kemudian menghampiri mereka.
" Oh ada tamu toh, mari silakan duduk." Ucap wanita paruh baya itu.
Setelah mempersilakan Shinta dan Dewi duduk, dia pun duduk di salah satu kursi yang ada di situ. Setelah mereka semua duduk, Shinta pun mulai mengutarakan maksud kedatangan nya berkunjung ke panti itu.
" Maaf bu, kalau kami mengganggu waktunya, perkenal kan saya Shinta dan ini kakak saya Dewi. Tujuan saya dan kakak saya kesini ingin memberikan beberapa barang untuk anak-anak di sini, apa ibu tidak keberatan.?" Ucap Shinta, berbicara langsung ke inti nya saja, karena dia bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Sedangkan Dewi hanya Diam saja tidak mengatakan apa-apa.
Wanita paruh baya yang ada di depan Shinta hanya menganggukkan kepala nya.
"Tentu saja saya tidak keberatan nak Shinta, justru saya sangat berterima kasih sama kalian, anak -anak pasti seneng. Oh ya nama saya Salma, biasa di panggil bunda Salma." Ucap bu Salma sambil tersenyum.
"Nabila tolong kamu suruh anak-anak berkumpul yah." Ucap nya.
" Baik bunda." Jawab wanita bernama Nabila itu, kemudian keluar dari ruangan ibu Salma.
Oh ya ampun saya sampai lupa, nak Shinta sama nak Dewi mau minum apa? Biar saya ambilkan." Tanya bu Salma.
" Ngak usah repot bu, sebaik nya kita langsung kedepan saja bu, barang-barang nya masih dalam mobil. Belum saya keluarkan." Ucap Shinta menolak halus tawaran bu Salma.
" Oh ya udah kalau begitu, mari kita keluar menemui anak-anak." Ucap bu Salma. Mereka pun keluar dari ruangan bu Salma, kemudian mereka berjalan menuju tempat anak-anak yang sudah di suruh berkumpul oleh Nabila sesuai perintah dari bu Salma.
Sesampai mereka di sana semua anak-anak sudah berkumpul di sana.
Shinta berdiri di samping bu Salam lalu menyapa anak-anak tersebut.
" Hai anak-anak, kenal kan nama tante Shinta,dan yang ini tante Dewi." Ucap Shinta sambil melambaikan tangan nya ke arah anak-anak tersebut. Namun semua anak-anak itu hanya diam saja.
Bunda Salma yang melihat itu, menjadi tidak enak.
" Maaf yah nak Shinta atas sikap anak-anak, mungkin karena mereka belum terbiasa dengan orang yang baru di kenal, mereka anak-anak baik kok" Ucap bunda Salma
Shinta hanya tersenyum tipis sambil menatap ke arah anak-anak tersebut.
" Ngak apa-apa bu, saya mengerti." Ucap Shinta.
Bunda Salma berjalan menghampiri anak-anak itu.
" Ayo anak-anak sapa tante Shinta dan tante Dewi" perintah bu Salma dengan lembut.
" Hai tante Shinta, hai tante Dewi." Sapa anak-anak itu setelah mendengar perintah dari bunda Salma. Shinta dan Dewi membalas lambaian tangan mereka sambil tersenyum.
" Anak-anak tante Shinta ini, ingin memberikan hadiah loh sama kalian." Ucap bunda Salma.
" Horeee.." teriak mereka serempak. Mereka terlihat begitu senang mendengar kalau mereka akan mendapatkan hadiah.
Shinta pun pergi ke mobil nya, lalu mengeluarkan semua barang-barang yang dia bawa, di bantu oleh Dewi mereka kemudian membawa nya ke hadapan anak-anak tersebut.
Shinta meletakkan beberapa buah kotak di teras panti itu.
Setelah memastikan semua nya sudah di turunkan dari dalam mobil , shinta pun membuka kotak-kotak yang berisi berbagai mainan,dan juga cemilan, susu, pakaian untuk anak-anak di panti itu.
Memang tadi dalam perjalan menuju panti dia sempat singgah ke toko mainan dan juga toko pakaian, untuk membeli semua itu.
Karena merasa tak enak kalau dia hanya memberikan barang-barang yang Gio berikan kepada nya dulu.
Jadi dia memutuskan untuk membeli beberapa barang lain nya juga.
Shinta dan Dewi membagikan semua nya kepada anak-anak tersebut di bantu oleh bu Salma dan juga Nabila.
Semua anak mendapatkan bagian nya, mereka begitu senang.
Sedangkan barang seperti susu dan cemilan Shinta menyerahkan nya ke bu Salma untuk membagikan ke mereka.
Setelah selesai membagikan semua barang itu, Shinta dan Dewi menyempatkan diri bermain dengan anak- anak di sana.
" Tante, tante." Ucap seorang anak perempuan yang berusia sekitar empat tahun memanggil Shinta,sambil berjalan menghampiri wanita itu.
" Ada apa sayang.?" Tanya Shinta sambil mensejajarkan tubuh nya dengan anak perempuan itu, lalu mengelus kepala anak itu dengan lembut.
" Tante cantik, ini buat tante." Ucap anak itu sambil meletakkan sebuah gelang di telapak tangan Shinta.
" Buat tante.?" Tanya Shinta, dia menatap anak kecil itu lalu beralih menatap gelang di tangan nya. Sebuah gelang aksesoris berwarna hitam dengan buah nya berbentuk bintang.
" Iya, buat tante." Ucap anak itu.
" Oh, nama kamu siapa sayang.?" Tanya Shinta.
" Nama ku kayla tante." Ucap anak itu.
" Nama yang cantik, seperti orang nya." Ucap Shinta.
Anak perempuan itu tersenyum mendengar pujian dari Shinta.
" Makasih yah, kamu sudah memberikan tante ge... Loh pergi kemana tu anak, perasaan tadi dia masih berdiri di sini. Kok cepat benar hilang nya." Ucap Shinta setelah dia menyadari anak perempuan tadi sudah tidak ada di depan nya.
Pada hal dia hanya mengalihkan pandangan nya sebentar hanya beberapa detik saja, tapi anak itu sudah pergi. Shinta melihat ke kanan ke kiri siapa tau anak itu pergi untuk bermain dengan teman-teman nya yang lain.
Shinta melihat ke gelang yang di berikan anak perempuan tadi masih di genggaman nya.
' anak itu hilang kemana ya? Kalau dia berlari ngak mungkin aku tidak mendengar suara langkah kaki nya.' batin Shinta. Wanita itu memegang tengkuk nya, dia merasa aneh dengan kejadian yang menimpa nya barusan.
Shinta kembali melihat gelang pemberian gadis kecil tadi.
" Mungkin hanya perasaan ku saja." Gumam nya kemudian dia memasukan gelang itu kedalam tas nya.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu nya dari belakang, sehingga membuat Shinta terkejut dan refleks mengelitirkan tangan orang itu.
" Aduh dek, lepasin tangan kakak sakit tau." Ucapnya Mendengar suara yang sangat dia kenal Shinta pun melepaskan tangan orang itu. Lalu berbalik menatap ke arah sumber suara tersebut.
" Kakak, ngagetin aja." Ucap nya.
" Kamu ngapain di sini dek? Kakak cari kamu dari tadi." Ucap Dewi. Karena hari sudah hampir sore dia mencari Shinta untuk mengajak nya pulang, Tapi dia menemukan Shinta tengah berdiri sendirian sambil celingukan seperti mencari sesuatu.
" Kak, apa kakak melihat seorang anak perempuan yang baru pergi dari sini.?" Tanya Shinta sambil menatap kakak nya.
Dewi mengernyit bingung mendengar pertanyaan Shinta,
Karena memang dia tidak melihat siapa-siapa di sini selain Shinta.
" Kakak tidak melihat ada orang lain di sini Shinta, kakak hanya melihat kamu berdiri di sini sendirian. Emang nya ada apa sih dek.?" Tanya Dewi.
' Aneh, pada hal belum lama anak itu menghilang, kak Dewi datang ke sini, tapi kenapa kak Dewi bilang dia tidak melihat siapa pun.' batin nya.
" Hei dek, dek." Panggil Dewi tapi tidak di respon oleh Shinta, karena dia sedang memikirkan seorang anak yang memberikan nya gelang tadi.
" Shintaa" panggil dewi sambil menyenggol lengan Shinta. Dan berhasil menarik Shinta dari lamunan nya.
" Eh iya kak, ada apa.?" Tanya nya seperti orang linglung.
" Ayo kita pamit sama bu Salma dan anak-anak, hari sudah sore nih ." Ucap Dewi sambil menarik pelan lengan Shinta.
" Iya kak, ayo." Ucap nya.
Akhir mereka pun pergi dari tempat itu, untuk menemui bu Salma dan juga anak-anak sebelum mereka pulang.
Shinta dan Dewi menghampiri bu Salma dan juga anak-anak panti itu. Shinta memperhatikan di antara anak -anak yang ada di sana, dia mencari keberadaan anak perempuan yang memberikan nya gelang tadi. Namun dia tidak menemukan nya.
Gerak gerik Shinta tidak lepas dari mata Dewi kakak nya.
'aku tidak menemukan kayla di antara anak-anak itu, kemana dia yah.?' batin Shinta.
" Ada apa sih dek, kamu lagi cari siapa.?" Tanya Dewi sedikit berbisik sambil menyenggol pelan adik nya.
" Ngak pa-pa kak." Ucap Shinta.
' Aku akan mencari tau lain kali saja.' batin nya.
Kemudian Shinta menoleh kearah bu Salma, lalu mendekati wanita itu.
" Bu kita pulang dulu yah, udah mulai sore nih. Maaf sudah mengganggu waktu nya." Ucap Shinta.
" Ngak apa-apa, kami malah senang nak Shinta sama nak Dewi mau berkunjung ke sini. Sekali lagi terima kasih yah untuk semua nya nak Shinta, nak Dewi." Ucap bu Salma.
" Sama -sama bu, kalau begitu kami permisi dulu bu, mungkin lain kali kalau saya sempat saya akan datang ke sini lagi." Ucap Shinta.
Shinta juga berpamitan sama anak-anak itu. Satu persatu anak-anak itu menyalami dan mencium tangan Shinta dan Dewi.
Setelah berpamitan Shinta dan Dewi memasuki mobil mereka kali ini Dewi yang akan mengemudi.
Semua anak-anak melambaikan tangan nya ke arah mobil yang di kendarai Shinta dan Dewi di saat mobil mereka bergerak perlahan meninggalkan area panti tersebut. Anak-anak itu melambaikan tangan nya hingga mobil Shinta tidak terlihat lagi.
*********
" Untuk itu aku minta maaf mas, aku mohon beri aku kesempatan sekali saja, untuk membuktikan kalau aku bisa menjadi istri kamu jauh lebih baik dari pada wanita licik itu mas, Aku mohon." Ujar Henny.
"Maaf Henny aku ngak bisa, aku butuh waktu sendiri. Tolong kamu mengerti lah." Ucap Gio.
" Kenapa mas? Kamu ingin aku mengerti, tapi kamu sendiri tidak mengerti perasaan aku. Oh atau ini semua karena wanita tua itu ya? Dia kan yang sudah menghasut kamu untuk ninggalin aku, iya kan.?" Ucap Henny sambil menunjuk ke arah bu Rahma.
" Jawab aku mas, jangan diam saja." Ucap nya lagi.
" Awas kau, akan aku berikan kau pelajaran." Ucap Henny sambil berjalan ingin menghampiri bu Rahma yang masih duduk tenang menjadi penonton, dia ingin melihat bagai mana anak nya menghadapi wanita seperti Henny. Saat Henny mengangkat tangan nya hendak menampar pipi bu Rahma Gio segera menahan tangan wanita itu.
" Cukup Henny, cukup. Jangan pernah kau mencoba menyentuh ibu ku dengan tangan mu ini, atau aku akan mematahkan tangan kamu sekarang juga.
Sekarang aku tau, bagai mana wajah asli kamu Henny. Akhir nya kamu menunjukan sifat asli kamu yang selalu kau sembunyikan di balik wajah sok lembut kamu itu. Sekarang tekad ku sudah bulat, aku tidak akan termakan oleh rayuan wanita busuk seperti mu. Sekarang keluar kau dari sini." Ucap Gio dengan wajah merah padam. Saking emosi nya dia mendorong tubuh Henny sehingga wanita itu tersungkur kelantai.
" Tidak mas aku mohon." Ucap Henny memegang kaki Gio, sambil menangis.
" Aku bilang keluar kau dari sini sekarang juga, sebelum kesabaran ku habis, keluaar.." teriak Gio menggelegar di ruangan itu.
" Tolong mas, jangan usir aku dari sini, aku tidak tau harus tinggal di mana.?" Mohon Henny.
" Aku tidak peduli, cepat pergi kau dari sini. Atau kau ingin aku yang akan menyeret mu keluar dari sini." Ucap.
...Bersambung....
terus nanti gio mau nilah dgn secara sirih, dgn status apa!
1.lajang
2.kawin
3. duda/ janda cerai hidup
4. duda/ janda dgn cerai mati
semua ada dokumennya pejabat setempat yg mengeluarkan dr tingkat RT RW,lurah camat.
walau nikah siri penghulu tetap bertanya status calon penganten.
nikah siri juga ada keluar selembar kertas surat pernyataan bahwa,mereka nikah secara siri. penghulu yg mengeluarkan. dan bukan mentri agama atau KUA yg berupa buku nikah. krn buku nikah yg sah hanya saru utk setiap warga negara.
jika ingin keluar lagi buku nikah yg sah hrs ada syarat2 nya diatas.klu nikah lagi tanpa dokumen diatas. itu buku nikah palsu.
langsung aj berikan sangsi jangan kasih kendor ,klo perlu tinggal kan
biyar kan kelimpungan di jlanan ...
lelaki gk tau dri ,
Autuhor apa kabarnya, ditunggu upnya loh..sampai lupa critanya udah sampai mana.. kirai ngegantung novelnya..saya membaca bbrp penulis novel, karyanya bnyk yg ngegantung Thor..sebetulnya sy kecewa.. tp mau bagaimana lg..karena faktanya ngegantung sampai kering dijemur /Whimper/