NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6 naga kayu dan susanoo

“Jenius… jenius tak tertandingi,” gumam Lan Batian dalam hati, menahan dua serangan luar biasa dari anak-anaknya. Dalam pikirannya, kini tak ada lagi keraguan—kedua anaknya telah menjadi jenius yang melampaui akal manusia di bintang biru.

Naga kayu Ye Chen memuntahkan laser air yang mampu memotong gunung, sementara raksasa biru milik Lan Shuang menebas dengan energi pedang masif yang mengiris area luas.

“Hahaha! Bagus, nak! Tapi ini masih belum cukup untuk mengalahkan ayah!” seru Lan Batian sambil meningkatkan kekuatan spiritualnya.

Energi spiritual mengamuk di dalam tubuhnya. Naga api di belakangnya berubah bentuk, menyatu membentuk sosok manusia raksasa setinggi seratus meter. Di sekelilingnya, dua naga api berputar, masing-masing memegang tombak berapi yang menyala menyilaukan.

Lan Batian berdiri di atas kepala raksasa emas itu, menatap kedua anaknya dengan senyum percaya diri.

“Nak, kalian akan kalah.”

Namun, melihat itu, Ye Chen dan Lan Shuang justru tersenyum lebar.

Lan Shuang mengedarkan energi spiritualnya dengan kecepatan tinggi. Lan Batian mengerutkan kening, merasakan tekanan luar biasa datang dari tubuh putrinya. Perlahan, Susanoo biru itu berubah—sayap raksasa terbentang lebar, wajahnya tertutup zirah seperti dewa, dan pedang besar bersinar di tangan kanannya.

“Perfect Susanoo…” bisik Lan Batian, terpana.

Ye Chen tak mau kalah. Ia menyatukan kedua tangannya.

“Gaya Kayu: Golem Kayu!”

Tanah bergetar keras. Naga kayu di bawahnya berubah wujud menjadi sosok petapa raksasa berwajah Buddha, berbeda dari golem Hashirama yang berwajah oni. Di punggungnya, naga kayu berputar melingkar, melindungi tubuhnya seperti perisai hidup.

Melihat itu, Lan Batian terperangah. “Sialan… apa-apaan ini?”

Di hadapannya berdiri dua raksasa—pendekar pedang biru bersayap dan golem kayu agung dengan aura spiritual menindas. Energi mereka menekan udara hingga langit berguncang.

“Nak, serang ayah!” seru Lan Batian mantap.

Lan Shuang bergerak lebih dulu. Tangan kanan Perfect Susanoo mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, lalu menebas dengan kekuatan penuh.

Swing!

Energi pedang biru membelah udara, menciptakan gelombang destruktif sejauh seribu meter. Puluhan gunung di kejauhan terbelah dua, dan Lan Batian terhempas ratusan meter ke belakang.

Dari bawah kaki raksasa emas Lan Batian, dua naga kayu muncul dan melilit tubuh raksasa itu dengan kuat. Lan Batian mencoba melepaskan diri, tapi semakin lama, energi spiritualnya tersedot masuk ke naga kayu tersebut. Dari tubuh naga, muncul tunas-tunas pohon yang terus tumbuh, menelan kekuatan api di sekitarnya.

“Hahaha! Bagus sekali!” teriak Lan Batian, lalu tubuhnya diselimuti cahaya merah menyala. Dengan hukum apinya, ia melepaskan diri—naga kayu terbakar habis dan hancur menjadi abu.

Ia mengangkat tombak emasnya, lalu melemparkannya ke arah Ye Chen dan Lan Shuang.

Ledakan besar terjadi, membuat bumi berguncang hebat. Pertempuran terus berlanjut—gelombang panas, cahaya, dan serpihan energi spiritual menghantam hutan dan gunung di sekitar. Dalam radius puluhan kilometer, tanah porak-poranda.

Selama satu jam penuh, pertempuran sengit terjadi tanpa henti. Namun akhirnya, Ye Chen dan Lan Shuang kehabisan energi spiritual. Tubuh mereka terbaring lemah di tanah, napas tersengal, sementara Perfect Susanoo dan Golem Kayu perlahan menghilang.

Lan Batian berdiri dengan napas berat, tapi wajahnya menunjukkan kebanggaan.

“Hah… kali ini ayah menang.”

Ia menatap kedua anaknya yang tergeletak, tersenyum puas.

“Meski energi spiritual di pegunungan lebih padat dari ruang hampa, kalian bisa menahan ayah selama satu jam… itu sudah menakutkan.”

Sambil berpikir, Lan Batian menatap langit.

“Mungkin sudah saatnya mereka bersekolah… lagipula, mereka sudah berusia sepuluh tahun.”

Namun, di tengah rasa bangganya, Lan Batian tak bisa menahan kekhawatirannya. Bagaimana kalau kedua anakku masuk sekolah dan memukul murid lain? pikirnya. Dengan kekuatan mereka sekarang, satu pukulan saja bisa meledakkan bangunan besar.

Ia menghela napas berat. “Sial… kalau mereka tersinggung sedikit saja, bisa-bisa satu distrik hancur,” gumamnya pelan.

Saat pikirannya dipenuhi kecemasan, tiba-tiba terdengar suara dering dari saku jubahnya.

Tring… tring…

Lan Batian mengambil komunikator kristal di sakunya, melihat nama di layar, lalu tersenyum. “Ah, istriku.”

Ia segera mengangkatnya.

“Halo, ada apa, istriku?” tanyanya lembut.

Suara lembut Xia Yu terdengar dari sisi lain. “Suamiku, pulanglah sebentar. Ayah datang berkunjung.”

Lan Batian langsung menegakkan tubuhnya. “Apa? Ayah mertua datang?”

“Ya, cepatlah. Ayah menunggumu,” jawab Xia Yu dengan nada lembut namun tegas.

Lan Batian mengangguk cepat. “Baik, istriku. Aku akan segera ke sana.”

Begitu panggilan berakhir, ia menyimpan kembali komunikator itu dan menatap dua anaknya. Namun, matanya langsung membulat terkejut.

Kedua anaknya—Ye Chen dan Lan Shuang—sudah berdiri tegak dengan tenang, tubuh mereka memancarkan cahaya spiritual yang stabil.

“Na… nak, bagaimana bisa kalian sudah pulih?” tanya Lan Batian dengan wajah heran.

Ye Chen hanya tersenyum santai. “Ayah, gaya kayuku punya kemampuan pemulihan otomatis. Selama masih ada energi alam di sekitar, aku bisa memulihkan diri dengan cepat.”

Lan Shuang tidak menjawab, hanya menatap ayahnya dengan ekspresi dingin seperti biasanya. Di belakang tubuhnya, bayangan samar berjumlah seratus mulai tampak muncul lalu menghilang perlahan, menyerap energi spiritual dari udara.

Lan Batian membeku beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum pahit.

“Seratus bayangan yang bisa memulihkan energi spiritual otomatis… Hah, anak-anakku benar-benar monster kecil,” ujarnya pelan sambil menggelengkan kepala.

Mereka pun terbang kembali menuju rumah. Begitu sampai di halaman, Ye Chen melihat seorang penatua berpakaian sederhana sedang duduk berbincang hangat dengan ibunya. Wajahnya tenang namun berwibawa, sorot matanya lembut tapi menyimpan kekuatan yang dalam. Itulah kakek mereka — Xia Zhang, kepala keluarga Xia, salah satu dari lima orang suci umat manusia.

Lan Batian beruntung menikahi Xia Yu karena dukungan penuh dari Xia Zhang, dan ia sama sekali tidak mengecewakannya. Di usia tiga puluh tahun, Lan Batian sudah mencapai alam Pegunungan — sebuah prestasi luar biasa yang jarang dicapai bahkan oleh para jenius keluarga besar.

Keluarga Xia sendiri dikenal sebagai salah satu dari lima keluarga terkuat di ibu kota, keluarga bergengsi yang disegani semua klan.

Saat Ye Chen melangkah ke dalam rumah, matanya menangkap dua pemuda sekitar enam belas tahun sedang berdiri di ruang tamu. Wajah mereka tampak dingin tanpa ekspresi.

“Kami pulang,” kata Ye Chen pelan.

Xia Yu segera berdiri bersama Xia Zhang yang tersenyum hangat.

“Ah, ayah mertua,” ucap Lan Batian sambil memberi hormat sopan.

“Hahaha, Batian kecil, kau semakin kuat saja rupanya,” kata Xia Zhang tertawa kecil. Pandangannya kemudian beralih pada Ye Chen dan Lan Shuang. “Dan ini cucu-cucuku… sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis cantik rupanya.”

Mata tua Xia Zhang memancarkan kasih sayang seorang kakek, namun tiba-tiba sorot matanya sedikit berubah. Ia merasakan sesuatu yang luar biasa tersembunyi di tubuh kedua cucunya — kekuatan yang bahkan membuatnya sulit menilai.

Sementara itu, kedua pemuda di belakangnya — Xia Long dan Xia Zhou — mulai memperhatikan Lan Shuang. Wajah mereka yang datar kini sedikit berubah; mata mereka berbinar saat melihat kecantikan alami gadis kecil itu.

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!