NovelToon NovelToon
Istri Cantik Presdir

Istri Cantik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Cintamanis / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: znfadhila

Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25.

Wajah Alya terus memanas sejak Bagas menyuapinya sarapan, bahkan sejak semalam pria itu bersikap manis padanya lebih tepatnya sejak mereka menikah.

Padahal Alya sempat berpikir jika Bagas mungkin saja membencinya, tapi ternyata dugaannya salah besar Bagas sama sekali tidak membenci Alya, justru dia sangat perhatian pada Alya.

Mungkin saja Bagas juga memiliki perasaan pada Alya tapi pria itu tidak menyadarinya, makanya sekarang Alya sangat salah tingkah wajahnya merah dan pipinya terus memanas.

Bagas sendiri sedang membersihkan diri, hubungan mereka juga belum sampai pada status suami istri beneran ya, karena pernikahan yang mendadak jadinya mereka membutuhkan waktu untuk mendekatkan diri.

"Ya ampun kenapa aku terus degdegan sih? malu banget rasanya." gumam  Alya memegang pipinya yang terasa panas, istri Bagas itu memilih menunggu di ruang tengah karena suaminya alias Bagas sedang membersihkan diri di kamar mereka.'

"Lagian siapa yang gak akan baper coba kalo gitu caranya, aku pikir kan Bang Bagas bakal benci sama aku." Alya menarik nafas berat, sungguh perlakuan manis Bagas tidak bisa membuatnya tenang malah jantungnya terus berdetak kencang.

Alya tersenyum tanpa sadar, dia jadi berpikir apakah mungkin Bagas menerima pernikahan mereka? sedetik kemudian senyum Alya langsung pudar.

"Jangan terlalu baper Alya, inget gak mungkin Bang Bagas mau terima kamu lagian semua ini terjadi pasti gara-gara Bang Bagas ngerasa bersalah." Alya tersenyum miris.

Sebenarnya tidak salah juga Alya berpikiran seperti itu, selama ini Bagas tidak pernah bersikap baik apalagi saat berhubungan dengan Laras, bahkan dengan Alya pun tidak sedekat dulu.

Makanya itu Alya berusaha membatasi diri agar dia tidak terluka, Alya akan percaya jika Bagas mengatakan langsung padanya jika hubungan ini murni karena keinginannya bukan karena terpaksa.

"Lebih baik aku batasin diri dari pada nanti aku sakit hati." gumam Alya mengusap dadanya pelan, wanita itu bersender kemudian mengusap perutnya yang sudah terasa lebih baik.

Bayangan perhatian Bagas terlintas di benaknya,  Alya duduk di sofa memandang langit-langit ruangan tengah dengan perasaan gundah.

Bagas begitu lembut, bahkan dia tidak malu membeli pembalut dan membantu Alya sampai Alya tidur nyenyak padahal biasanya jika sedang kambuh sakit haid maka Alya akan kesulitan untuk tidur.

"Bayangannya gak bisa hilang, huaaaa." Alya menutup wajahnya, perlakuan Bagas sukses membuat hatinya cenat cenut, ayolah siapa yang tidak baper jika di perhatikan semanis itu apalagi Alya kan memang memiliki rasa pada Bagas meskipun perasaan itu harus di kubur.

Alya terus menutup wajahnya sambil bergumam tidak jelas, dia tidak sadar jika Bagas sudah selesai membersihkan diri bahkan Bagas sudah memperhatikan Alya sejak tadi.

"Dia kenapa?" Bagas menahan gemas melihat Alya yang terlihat salah tingkah, tanpa sadar bahkan Bagas tersenyum lebar.

Perlahan Bagas mendekat dan Alya sama sekali tidak menyadari jika Bagas sudah ada di sampingnya.

"EKHEM!"

Deheman Bagas membuat Alya tersentak kaget, dengan wajah merah padam Alya tersenyum kikuk kearah Bagas yang kini sedang menatapnya.

"E-eh A-abang.." demi apapun Alya malu sekali, apalagi dia tidak terkendali menahan salah tingkahnya dan Bagas melihatnya tadi, Alya ingin sekali kabur dari hadapan Bagas.

"Kamu kenapa? sakit lagi?" tanya Bagas yang pura-pura tidak tau, hal itu jelas membuat Alya semakin salah tingkah.

"E-engga, aku udah gapapa kok." Alya berusaha mengendalikan ekspresi dan perasaannya saat ini, padahal aslinya ya Alya juga gugup.

"Beneran?" Bagas menaikkan sebelah alisnya.

"Beneran kok." meskipun salah tingkah Alya berusaha keras untuk mengendalikan ekspresinya.

Bagas tersenyum, tangannya reflek merapikan rambut Alya yang berantakkan dan hal ini sukses membuat Alya juga makin gugup.

"B-bang.." suara Alya sedikit bergetar, dia menahan lengan kekar Bagas.

"Kenapa? kamu gak suka?" tanya Bagas, ekspresinya sedikit berubah kecut.

Alya menggelengkan kepalanya, dia bukannya tak suka hanya saja jika Bagas terus begini maka Alya akan salah paham.

"Maaf Bang, tapi aku gamau salah paham nantinya." Alya berusaha mengungkapkan apa yang ada di pikirannya sekarang.

Bagas menatap Alya dengan tatapan yang sulit diartikan, jujur dia bingung dengan jawaban Alya.

"Salah paham? maksudnya gimana?" tanya Bagas serius, Alya menarik nafas berat.

"Bang, aku tau kalo Abang ngerasa bersalah atas kepergian Ibu tapi semua ini bukan salah Abang, jadi Abang gak perlu korbanin masa depan Abang buat rasa bersalah itu." Alya menundukkan kepalanya.

Bagas terdiam, jujur dia merasa tak suka saat Alya berkata seperti itu dan Bagas juga bukan orang yang tidak peka sama sekali, justru dia sangat peka makanya paham apa yang di katakan oleh Alya.

"Al.." suara berat Bagas terdengar, Alya tidak berani menatap Bagas.

"Alya liat sini." Bagas menangkup wajah Alya, detak jantung Alya semakin bertambah saat ini.

"B-bang j-jangan g-gini." suara Alya terbata, namun Bagas tidak menghiraukannya.

"Alya, emangnya aku pernah bilang kalo aku gamau nikah sama kamu? atau aku pernah bilang kalo aku nikah karena terpaksa, ngerasa bersalah gitu?"

Alya terdiam mendengar perkataan Bagas, memang Bagas tidak pernah mengatakan hal itu justru dia setuju saat akan di jodohkan pertama kali dengan Alya, tidak ada penolakan tapi Alya tidak bisa memahami apa alasan Bagas sebenarnya.

"Denger Alya, pernikahan kita sah dan yang namanya pernikahan itu bukan buat permainan, aku udah mutusin kalo aku menikah sama kamu, itu artinya aku terima kamu sebagai istri aku Alya, bukan karena rasa bersalah apalagi terpaksa."

"Alya aku terima pernikahan ini karena aku siap, aku siap buka hati aku dan aku terima kamu sebagai istri aku sepenuhnya, jadi sejak akad kemarin aku udah janji buat jaga kamu dan bimbing kamu sebagai pasangan aku."

"Sekali lagi aku tegasin, hubungan ini murni karena keinginan aku sendiri dan aku siap mencintai kamu sepenuhnya."

DEG!

"Dan harus kamu tau, aku udah siapin acara buat resepsi pernikahan kita supaya semua orang tau kalo Bagas udah punya istri secantik Alya."

BLUSH!

"A-apa?!"

'KYAAAA! GEBRAKAN APA LAGI INI!'

Bersambung...........

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!