"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Mereka berlima sudah duduk untuk makan siang bersama.
Seperti biasa Annisa mengambilkan Reyhan dan Syifa lebih dulu baru dirinya.
Kedua orang tua tersenyum melihatnya, apalagi melihat wajah bahagia Reyhan dan Syifa.
Sepertinya Annisa benar-benar wanita yang tepat, bukan cuma wajahnya yang cantik, tapi semua yang ada didirinya tidak ada kecacatan batin Janeta yang ikut bahagia melihat anak dan cucunya sudah menemukan orang yang tepat.
Mereka mulai makan.
Annisa sibuk melayani Syifa, Janeta tiada henti tersenyum bahagia melihatnya. Inilah yang diimpikan semua anak apalagi anak yang seperti Syifa yang sejak kecil belum pernah tau seperti apa seorang ibu.
Setelah makan siang Annisa menyiapkan mukena untuk kedua ibunya.
Saat akan berwudhu seperti biasa Annisa mengendong Syifa.
Janeta terharu melihatnya, perlakuan Annisa pada Reyhan dan Syifa sangat natural tidak ada sedikitpun kepura-puraan, seperti ini sudah terjadi sejak lama.
Syifa akan jadi anak baik jika Annisa yang mendidiknya batin Janeta
Reyhan menjadi imam saat mereka sholat bersama.
Setelah sholat Janeta melihat ke arah Annisa setelah bersalaman.
Janeta memegang wajah Annisa sambil tersenyum haru.
Aisyah tersenyum melihat mereka, sangat membahagiakan bagi seorang ibu saat melihat anaknya diperlakukan baik oleh mertuanya dan seluruh keluarga
"Nisa adalah menantu, istri dan Ibu terbaik, Mama bahagia punya menantu seperti Annisa," ucap Janeta
"Nisa juga bahagia," kata Annisa yang ikut tersenyum
Mereka semua berjalan keluar.
Annisa kembali memakai cadarnya karena akan bersantai di luar.
Syifa bermain sendiri di halaman rumah, yang lainnya melihat dari teras sambil mengobrol santai.
Reyhan duduk sendiri di kamar sambil membuka laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Dia tersenyum karena proyeknya dapat kontrak lagi dari klien lain.
Di luar rumah Annisa menyajikan minuman dan cemilan untuk semuanya.
"Itu dalam garasi, mobil siapa?" tanya Janeta pada Annisa yang masih sibuk menata meja.
"Mobil Nisa Ma, Mas Reyhan belikan buat Nisa pergi belanja dan juga kan bentar lagi Syifa masuk TK jadi biar bisa untuk antar Syifa ke sekolah," kata Annisa
"Memang Nisa sudah punya SIM?" tanya Bu Aisyah
Annisa mengangguk
Syifa berlari menuju Annisa
"Ummi baju bonekanya sobek," ucap Syifa
"Ah iya nanti Ummi jahitin, sekarang main boneka yang lain dulu," kata Annisa sambil mengambil boneka dari tangan Syifa
Syifa mengangguk
"Kan mesin jahit Nisa di pesantren," ucap Bu Aisyah
"Nisa sudah beli mesin jahit baru, waktu itu rencananya mau ngambil yang di pesantren tapi Mas Reyhan gak mau, dia bilang beli saja yang baru," kata Annisa
"Oh, ya sudah yang di rumah biar untuk anak-anak di sana belajar jahit," ucap Bu Aisyah
Annisa mengangguk, dia sudah duduk di dekat kedua orang tua.
"Apa Reyhan memperlakukan Nisa dengan baik?" tanya mertuanya, padahal dia yakin anaknya bisa memperlakukan Annisa dengan baik tapi dia ingin mendengar langsung dari mulut Annisa.
"Sangat baik Ma, awalnya Nisa kira Mas Reyhan akan bersikap dingin karena kan pernikahan ini terjadi karena perjodohan ditambah lagi dulu kan mas Reyhan menolak mentah Nisa," ucap Annisa
"Syukurlah Mama juga mengira seperti yang Nisa fikirkan," ucap Janeta, tapi sebenarnya dia tau bagaimana perasaan putranya pada Annisa yang sangat tulus, dulu dia menolak Annisa karena belum bertemu ditambah lagi saat itu dia dibutakan oleh cinta dunianya.
"Nisa merasa berdosa sudah berburuk sangka sama Mas Reyhan," kata Annisa merasa tidak enak.
"Mama senang melihat kalian bahagia, Mama berharap kalian selamanya seperti ini," ucap Janeta
Aisyah tersenyum mendengarnya.
"Nisa masuk bentar," kata Annisa seraya bangkit dari duduknya
Dia masuk ke dalam lalu langsung berjalan menuju dapur mengambil gelas lalu menuang jus yang di buatnya tadi dan setelahnya mengantarkannya ke kamar mereka.
Reyhan tersenyum ke arahnya saat melihat dia masuk membawa minuman. Annisa menyimpan jusnya di meja.
"Apa pekerjaannya belum selesai?" tanya Annisa
"Sudah, ini cuma lagi chat sama Pak Wibowo klien baru," kata Reyhan
"Ummi sini sebentar," ajak Reyhan sambil menarik pelan tangan Annisa
"Kenapa?" tanya Annisa yang sudah duduk di dekat suamianya.
Reyhan memeluk Annisa dengan lembut.
"Sejak menikah sama Ummi semua urusan Abi terasa lancar, terima kasih sudah mau jadi istri Abi," ucap Reyhan
"Ini rezeki dari Allah SWT, Abi harus banyak bersyukur supaya semuanya lancar dan rezekinya tambah banyak," kata Annisa
Reyhan melepaskan pelukannya, dia mengangguk sambil tersenyum menatap mata istrinya.
Tidak pernah Ia bosan menatap mata indah ini sejak pertama kali bertemu.
