kunjungi ig author meylani_lindak untuk melihat karya-karya author lainnya.
Dirinya selalu dianggap pembawa sial, hingga di kucilkan di panti asuhan.
Bertahun-tahun mendambakan hidup bersama dengan ayahnya, Suatu hari keinginan Mayang tersebut akhirnya terkabul.
Tak pernah di sangka, Setelah 18 tahun kini Mayang di jemput di panti asuhan dan di bawa kerumah keluarganya.
Ternyata kehadiran Mayang hanya untuk jadi barang gadaian sebagai jaminan dari pinjaman sang ayah kepada seorang CEO yang kejam.
Hingga suatu hari kehormatan Mayang terenggut dan ia harus mengandung benih dari pria yang ia benci.
Bagaimana kisah Mayang selanjutnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan
Mayang keluar dari kamarnya untuk menghilangkan rasa sesak di hatinya.
Ketika berada di teras ia melihat kedatangan Radit.
Mayang pun menunggu Radit datang menghampirinya.
"Hai Mayang, sapa Radit, ia pun menyodorkan sebuah paper bag.
"Apa ini? "tanya Mayang.
"Ini Oleh-oleh untuk mu, beberapa helai baju hamil, "ucap Radit sambil menarik tangan Mayang untuk duduk di kursi yang ada di teras.
Mayang memeriksa barang pemberian Radit tersebut.
"Aku yakin suatu saat kau pasti membutuhkan nya," ucap Radit.
"Ehm kau benar dokter, saat ini saja, pakaian ku sudah banyak yang sempit, "
Radit tersenyum menatap Mayang.
"Kenapa kau melihat ku seperti itu? "tanya Mayang karena melihat tatapan Radit yang berbeda.
Radit menghempaskan nafas beratnya.
"Andre menyuruh anak buahnya mencari mu Mayang, untung saja saat itu aku berada di luar kota."Radit.
"Apa kau memberi tahunya jika aku ada di sini? " Mayang.
"Tidak, aku bilang aku tak tahu apa-apa tentang mu. Tapi sebaiknya kita masuk kedalam saja, ada yang ingin ku sampaikan padamu? " Radit.
Mayang mengangguk, ia pun setuju.
Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Ada apa dokter? "tanya Mayang yang melihat Radit terlihat serius.
"Mayang aku dengar dari Andre, beberapa hari lagi kalian akan menikah? " tanya Radit seraya merentangkan tangannya pada sandaran sopa, hingga lengannya membentang di atas punggung Mayang.
"Iya, kenapa? "
"Lalu apa setelah menikah kau akan hidup dengannya? " tanya Radit lagi
"Aku sudah memutuskan dan memilih untuk hidup sendiri Dokter. "
Radit menurunkan tangannya menjangkau telapak tangan Mayang.
"Mayang, bagaimana kalau kau ikut dengan ku saja, kita pergi dari sini dan hidup bersama sebagai pasangan suami istri? "tawar Radit dengan nada membujuk
Mayang terdiam dengan bulir bening menetes pada pipinya. "Aku sudah bilang dokter aku ingin hidup sendiri, karna aku tak percaya pada siapapun."
Radit menggenggam erat tangan Mayang seraya melirik kearahnya.
"Mayang, apa kau juga tak percaya pada ku? "tanya Radit seraya menatap lekat wajah Mayang.
"Bagaimana mana aku bisa percaya padamu dokter, sedangkan dengan ayah ku sendiri aku tak percaya. Maaf bukan meragukan kebaikan mu, tapi inilah aku. Sesuatu yang buruk yang ku alami beberapa saat yang lalu seolahmengajari ku, jika aku tak boleh percaya pada siapa pun termasuk ayah ku, hiks," tutur Mayang sedih bernada kecewa.
Mayang menghapus air matanya.
Radit terus menatap wajah Mayang.
"Tapi Mayang, sebentar lagi aku akan mendapat dinas yang jauh dari kota ini, dan dalam beberapa hari lagi aku akan berangkat, aku tak tenang jika harus meninggalkan mu dalam situasi sulit seperti ini. " Radit.
"Tak apa dokter, aku yakin aku bisa jaga diri Baik-baik. Terima kasih atas kebaikan anda, sampai berjumpa lagi,"tutur Mayang haru.
Radit terdiam beberapa saat seraya menatap lekat wajah Mayang, ia pun menghapus bulir bening menetes di pipinya, berat baginya meninggalkan Mayang, karna ia sendiri sudah terlanjur sayang pada gadis malang tersebut. Tapi ia juga tak bisa memaksa Mayang, karna cinta memang tak bisa di paksakan.
Keduanya saling melemparkan senyum dengan air mata yang mengalir.
Radit menarik Mayang dalam pelukan nya.
"Jaga diri mu Mayang, hiks hiks. Karna besok atau lusa aku sudah tak ada lagi bersama mu, meski jauh aku akan selalu mendoakan mu. Semoga kau bahagia dengan keputusan mu, hiks hiks." Radit menangis dengan tubuh terguncang seraya mencium lekat pucuk kepala Mayang.
Cinta yang ia rasakan pada Mayang memang tak berbalas. Namun, ia tak pernah dendam pada gadis itu, meski berkali-kali Mayang menolak pernyataan cintanya.
Mayang memeluk Radit haru, dengan air mata yang mengalir deras. Kini tak ada lagi sahabat yang selalu menjaga dan memperhatikannya.
Tapi begitulah hidup, Ada pertemuan, Ada pula perpisahan. Mayang harus terus belajar untuk iklas menerima kenyataan hidup ini, yang menurutnya keberuntungan kini tak lagi berpihak padanya. Mungkin karna nasibnya seperti itulah, maka dirinya di sebut sebagai anak pembawa sial.
Mayang memeluk Radit semakin erat serta menangis dalam pelukannya, Perpisahan merupakan hal yang menyakitkan. Seorang yang dianggap sebagai sahabat, kini juga akan meninggalkannya.
Beberapa saat kemudian ketika keadaan mereka sudah tenang, keduanya mengurai pelukan dengan wajah yang telah basah oleh air mata.
"Selamat jalan Dokter, semoga anda berbahagia di tempat yang baru,"ucap Mayang.
"Iya Mayang semoga kau juga senantiasa bahagia," ucap Radit tulus.
Keduanya pun saling melemparkan senyum
Setelah beberapa saat berbincang Radit pun berpamitan pada Mayang.
Mayang menatap hampa kepergian Radit, ia pun kembali menghapus air matanya.
Radit berjalan longkai menuju mobil, berat sungguh berat baginya, harus berpisah dengan Mayang. Tapi apa daya, sudah ada kewajiban yang menantinya di sana.
Sebentarnya kepindahan Radit atas permintaan orang tuanya, yang memintanya untuk segera menikahi Friska sang tunangan. Namun Radit berniat untuk memutuskan tunangan tersebut dan membawa Mayang. Ia akan menikahi Mayang dengan alasan Mayang telah mengandung anaknya. Namun Mayang justru menolak, dan mau tak mau Radit pun harus menikahi Friska sang tunangan dan meninggalkan kota tersebut.
Bersambung.
Terima kasih atas dukungan reader jangan lupa terus dukung karya author dengan like, saran dan kesan serta hadiah dan vote he he( maaf ngelunjak 🙈😘)