"Aku ingin besok pagi kau pergi dari rumah ku!"
"Bawa semua barang-barang mu aku tidak ingin melihat satu barang mu ada di rumahku!"
"Ingat Olivia...tak satu jejak mu yang ingin aku lihat di rumah ku ini. Pergilah yang jauh!"
Kata-kata kasar itu seketika menghentakkan Olivia Quinta Ramírez. Tubuhnya gemetaran mendengar perkataan suaminya sendiri yang menikahi nya lima bulan yang lalu.
"T-api...
Brakkk..
"Kau baca itu! Kita menikah hanya sementara saja, syarat untuk mendapatkan warisan orang tua ku!"
Bagai disambar petir, tubuh Olivia gemetaran menatap tak percaya laki-laki yang dicintainya itu. Seketika Pandangannya menggelap.
Bagaimana dengan Olivia? Mampukah ia mempertahankan pernikahannya?
Yuk ikuti kelanjutan Kisah Olivia "Istri Yang Terbuang".
Semoga suka. JANGAN LUPA TINGGALKAN SELALU JEJAK KALIAN DI SETIAP BAB YA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UMPATAN CLAUDIA
"Claudia, aku sudah mendapatkan informasi yang valid. Ternyata tuan Oliver Asley Lucifer lah yang berada di belakang semua ini".
"Apa maksud mu Andrew? Oliver yang membuat ku kehilangan semua pekerjaan ku?", tanya Claudia mempertegas ucapan manajer nya. Ia tidak percaya dengan apa yang di sampaikan manajer nya itu. Namun itulah yang di dengarnya.
"Seperti yang aku sampaikan pada mu Claudia, begitulah kenyataannya. Mantan pacar mu lah yang telah memerintahkan semua perusahaan itu menghentikan kerja sama dengan mu", jawab Andrew.
"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan pada tuan Oliver, Claudia. Kenapa ia begitu marah pada mu? Selama aku menjadi manajer mu baru kali ini melihatnya begitu marah pada mu, sampai-sampai bertindak seperti ini. Karir mu hancur dalam sekejap. Tak satu perusahaan ternama yang mau memakai mu lagi. Kau benar-benar habis Claudia".
Claudia berdiri dari tempat duduknya. Wajahnya terlihat memendam amarah yang teramat sangat. Ia menuang wine ke dalam gelas dan meneguknya hingga tandas.
Wanita itu hanya menggunakan kimono tipis, yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ia menyipitkan matanya. Mengingat kejadian semalam.
"Ternyata wanita itu melaporkan tindakan ku semalam pada Oliver. Ja*ang itu sudah berani main-main dengan ku sekarang", geram Claudia terlihat sangat kesal.
"Wanita siapa yang kau maksud, Clau?"
"Semalam aku bertemu dengan wanita kampungan yang dinikahi Oliver beberapa tahun yang lalu demi mendapatkan semua warisan orang tuanya. Ternyata wanita itu melahirkan anak untuk Oliver. Semalam aku mendorong anak cengeng itu hingga jatuh ketika ia menabrak tubuh ku", jawab Claudia kesal sambil menyalakan sebatang rokok di tangannya. Wanita itu langsung menghisapnya dalam-dalam.
"Huhh...
"Oh my God Claudia, kenapa kau sampai melakukan hal itu. Kau membahayakan dirimu sendiri. Bunuh diri itu namanya Clau. Kamu tahu betul siapa Oliver, kenapa kau nekat. Dalam hal seperti ini seharusnya kau jangan gegabah. Lihatlah akibatnya, karir yang sudah kau raih selama ini hancur hanya sekali jentikan jari laki-laki itu. Siapa yang rugi sekarang?"
"Ah sudahlah, kau membuat kepala ku semakin pusing saja, Edward. Seharusnya tugas mu yang menyelesaikan masalah ini. Tapi ternyata kau tidak berguna! Sebaiknya kau pergi dari apartemen ku, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Dengan caraku!", tegas Claudia dengan kesal. Ia kembali menuang wine dan meneguknya hingga tandas.
Andrews menggelengkan kepalanya sembari mengangkat bahunya. "Aku pergi sekarang. Sebaiknya kau istirahat. Jangan berulah macam-macam, atau kau tidak akan pernah lagi bisa menikmati hasil kerja yang mu selama ini. Aku tidak mau mengurusi model yang banyak skandal!", ujar Andrew dengan lantang.
Claudia menatap nyalang laki-laki itu. "Dasar manajer tidak berguna!", umpat Claudia kesal.
"Aku bisa menyelesaikannya dengan caraku, brengsek", teriak Claudia sebelum Andrew menutup pintu apartemennya.
"Oliver akan menjadi milik ku selamanya. Jika ia tidak bersamaku, Oliver tidak akan bersama siapapun. Apalagi wanita tidak tahu diri itu, aku tidak akan membiarkan nya! Meskipun ia memiliki anak dari Oliver", teriak Claudia kesal.
Prangg...
Claudia melemparkan gelas yang masih berisi wine hingga pecah.
Sorot mata wanita itu menyimpan berjuta amarah. Sebenarnya dari semalam Claudia marah, saat mengetahui Olivia memiliki anak dari Oliver membuat hatinya panas.
"Ternyata wanita itu sangat licik. Ia benar-benar menjerat Oliver. Dasar kau wanita ular Olivia. Aku sangat membenci mu!"
"Argh..."
"Kenapa sial sekali hidupku. Brengsek!"
"Apa yang di lihat Oliver dari wanita kampungan itu. Aku lebih segala-galanya dari dirinya. Bahkan aku lebih duluan mengenal Oliver dari ja*ang itu, enak saja pada akhirnya dia yang memiliki. Semua yang menjadi hak ku direbutnya. Dasar la*cur kau Olivia. Awas saja...aku tidak akan tinggal diam. Aku akan merebut yang menjadi milikku, dan kau akan aku kembalikan ke asal mu", geram Claudia dengan seringai di wajahnya.
"Aku akan mengingatkan Oliver, bagaimana caranya menginginkan tubuh ini yang tidak akan pernah ia lupakan lagi", ucap Claudia tertawa di depan cermin berukuran besar di kamarnya.
*
Houston, Texas
Oliver sedang membaca lembaran kertas yang berada dihadapannya. Terlihat sangat fokus.
Setelah pesawat nya mendaratkan beberapa jam yang lalu Oliver dan Javier langsung ke perusahaannya.
Tok
Tok
"Masuk!"
"Selamat malam tuan, maaf mengganggu anda, di lobby ada tuan Maxxie Leonard Horwitz ingin bertemu dengan anda tuan", ucap sekertaris Oliver dengan sopan.
Oliver menghentikan pekerjaannya, dan mengangkat wajahnya menatap Gaby sekertaris yang berdiri di depan pintu.
"Maxxie? Ada apa laki-laki itu menemui ku", gumam Oliver sambil menyipitkan kedua matanya.
"Bagaimana tuan, apa saya suruh pergi–"
"No no, Gaby. Biarkan dia menemui ku sekarang. Aku ingin tahu apa yang mau dibicarakan laki-laki itu pada ku..."
...***...