***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Bertengkar
Waktu berlalu, tidak terasa semua makanan di atas meja sudah di habiskan tanpa tersisa. Makan mahal tentunya sangat lezat, dan beberapa orang tidak mungkin mengabaikannya.
Walaupun semua orang masih bingung dengan kemampuan Fatir yang memesan makanan mahal, bahkan mendapatkan perlakuan dari manajer Gedung Graha secara langsung. Tetapi tidak ada yang mempertanyakannya.
Malam ini, semua makan malam terlihat luar biasa dan semua ini karena suami Maya. Beberapa orang yang pintar berlomba - lomba untuk membuat koneksi dengan Fatir.
Bahkan beberapa wanita yang sebelumnya mencemooh Fatir, telah melihatnya dengan cara yang berbeda. Jika tidak ada Maya sebagai istrinya, mungkin para wanita panas ini akan melemparkan diri mereka sendiri kedalam pelukan Fatir.
Farhan dan Justin memilih pulang lebih awal. Keduanya tidak sanggup lagi ketika melihat Fatir yang mendapatkan sorotan kemenangan. Namun keduanya tidak melupakan kekesalan mereka terhadap Fatir.
Karena keduanya tidak langsung pulang, melainkan menunggu di luar Gedung Graha. Tentunya dengan niatan jahat yang tidak di ketahui.
Sekarang acara reuni sudah berakhir. Aula tempat umum no.114 telah dikosongkan. Semua orang pulang dengan begitu saja. Namun dalam hati mereka, masih meragukan tentang keuangan Fatir mungkinkah Fatir telah menjadi simpanan wanita kaya?!
"Maya... Aku pulang dulu..." Kata Laura ketika akan berpisah dengan teman baiknya.
"Hati - hati di jalan..." Jawab Maya dengan tersenyum.
Sebelum pergi, Laura melihat Fatir yang berdiri di belakang Maya dengan ekspresi rumit. Dia tidak jauh dengan yang lain. Itu karena dia cukup mengenal Maya dan hubungannya dengan suaminya.
Walaupun dia masih ingin mengetahui bagaimana Fatir menanggung semua tagihan, namun dia tidak bisa menanyakannya secara langsung.
Setiap orang memiliki rahasia mereka masing - masing. Walaupun rahasia tersebut sangat kotor.
Setelah Laura pergi, Maya dan Fatir masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Gedung Graha. Dalam perjalanan, Fatir sangat tidak nyaman dengan tatapan istrinya.
"Ada apa?! Mengapa kamu menatapku seperti itu?!..." Tanya Fatir dengan heran. Dia sedikit melihat kaca spion untuk melihat, apakah bibirnya masih memiliki jejak lipstik atau tidak.
"Dengan siapa kamu berciuman?!..." Tanya Maya dengan sedikit kesal.
"Kamu masih memikirkan hal itu. Bukannya kita tidak memiliki hubungan yang serius?! Mengapa kamu memikirkannya. Mungkinkah kamu cemburu?..." Jawaban Fatir mengejutkan Maya. Dia tidak menyangka, Fatir yang biasanya penurut akan begitu banyak mengalami perubahan.
"Hmph... Jangan berfikir tinggi. Tidak mungkin aku cemburu dengan pria impoten seperti kamu. Aku sangat yakin, wanita manapun akan meninggalkan kamu, ketika mengetahui kondisimu..." Kata - kata Maya hanya menenangkan dirinya sendiri. Namun itulah faktanya.
"Bagaimana jika aku tidak impoten?! Sudahkah kamu melihat langsung tentang kondisiku yang impoten?!..." Kata Fatir dengan kemenangan.
Maya tidak pernah melihat apa lagi menyentuh Joni agung. Bagaimana dia begitu yakin dengan kondisi Fatir yang impoten?
"Tapi, Hasil tes kedokteran. Milikmu tidak bisa berdiri?!..." Maya membantah perkataan Fatir.
"Hasil tes, bisa di palsukan. Kamu tidak akan pernah memahaminya tanpa melihatnya secara langsung..." Fatir menggeleng. Dia benar - benar sudah sembuh. Namun tidak ingin mengatakan secara langsung kepada istrinya.
Memahami jika kata - kata Fatir ada benarnya. Maya menggigit giginya dengan keras. "Bagaimana dengan uang untuk membayar semua tagihan Gedung Graha?..."
Di bandingkan dengan yang lainnya, Maya adalah wanita yang paling terkejut, ketika Fatir mampu menanggung semua tagihan.
Sejak kapan, Suami yang tidak berguna selain melakukan pekerjaan rumah, akan memiliki begitu banyak uang?
"Aku tidak bisa mengatakannya..." Jawab Fatir dengan mengangkat kedua bahunya.
"Hmph... Biarkan aku menebaknya. Kamu pasti telah menjadi simpanan Tante Girang. Dan dengan ketampanan yang kamu miliki, kamu dapat dengan mudah menipu uangnya..." Kata Maya dengan jijik. Kesimpulan ini mulai terpikirkan setelah dia melihat bekas lipstik yang belepotan di bibir Fatir.
Sebenarnya banyak orang yang memikirkan hal yang sama. Namun tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikannya. Hanya Maya yang berani bertanya ketika hanya berdua saja dengan Fatir.
Fatir tidak senang, dengan tuduhan tidak mendasar dari istrinya. Dia adalah pewaris angkasa grup, sehingga tidak mungkin, menjadi pria simpanan Tante girang.
"Yang aku lakukan tidak seperti yang kamu pikirkan. Yang jelas aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Kamu sendiri bagaimana? Kamu pasti memiliki pria lain yang tidak aku ketahui di luar sana?..." Pertanyaan tersebut sudah Fatir pikirkan setelah dia berpisah dengan Mary.
"Apa?! Pria lain?! Kamu pikir, jika aku memiliki pria lain aku masih membutuhkan kamu?!..." Kata - kata Fatir tanpa sengaja menyakiti perasaan Maya.
Selama ini, Maya selalu menjaga jarak dengan pria manapun. Itu karena dia memiliki trauma tertentu terhadap seorang pria.
Itu adalah masa lalu kelam yang ingin Maya lupakan. Saat sekolah dasar, dia mengalami kasus pemerkosaan. Namun dia berhasil selamat dengan memukul bagian bawah sang pelaku dengan palu.
Pelaku tersebut masih gurunya sendiri, dan pukulan palu tersebut membuat pendarahan dan sebelum di bawah ke rumah sakit, guru tersebut harus meninggal karena kehabisan darah.
Maya yang saat itu masih di bawah umur, di bebaskan dari tuntutan hukum. Namun dia harus pindah sekolah untuk menyembunyikan masa lalunya tersebut.
Sejak kejadian itu, Maya memiliki trauma terhadap bagian bawa seorang pria. Dan hingga dia dewasa, Maya selalu menolak pria yang mencoba dekat dengannya.
Selalu memberikan penolakan membuatnya lelah. Sehingga Maya memutuskan untuk menikah dengan pria impoten, dan kebetulan di saat itulah dia mengetahui kondisi Fatir yang impoten dan membuat perjanjian.
"Keluar, Aku tidak ingin melihatmu lagi..." Maya berteriak, dia begitu membenci suaminya tersebut.
Tentunya, Kata - kata Fatir telah membuat Maya mengingat kenangan buruknya tersebut.
Melihat Maya yang begitu menyedihkan membuat Fatir merasa bersalah. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan istrinya, namun dia sangat yakin. Jika tuduhan sebelumnya telah membuat Maya seperti ini.
Fatir menghentikan mobilnya di tepi jalan. Dia dengan terpaksa keluar dari mobil Audi putih milik Maya.
"Vrooommm..."
Kini Maya mengemudikan mobilnya sendiri dan pergi meninggalkan Fatir yang seorang diri berjalan di trotoar.
"Hadeh, Mengapa menjadi seperti ini?!..." Kata Fatir dengan mengeluh.
Tidak lama setelahnya, dari arah berlawanan dengan kepergian mobil Maya. Mobil Mercedes benz merah melaju dengan kencang mengikuti mobil Maya dari belakang.
Walaupun dengan kaca mobil yang gelap. Fatir dapat melihat siapa yang ada di dalamnya. Itu adalah Farhan dan Justin.
Seketika, Fatir memiliki firasat yang tidak menyenangkan. Pasti dua tuan muda dari keluarga Panadol dan Kalpanak ini, ingin melakukan pembalasan tertentu. Dengan berfikir pada mobil tersebut terdapat Fatir di dalamnya.
"Sial... Maya dalam bahaya..." Kata Fatir dengan tidak bisa tenang.
Walaupun Fatir dan istrinya bertengkar, dan tidak memiliki ikatan pernikahan yang seharusnya. Namun Maya tetaplah istrinya secara sah dan diakui oleh negara.
Fatir tidak mungkin membiarkan Maya di rugikan oleh pria lain. Semua kesalahan ada pada dirinya, andaikan Fatir tidak menuduh istrinya dengan tidak - tidak. Maya tidak akan mengusir Fatir keluar dari mobil.
Bersambung...