Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Mereka berdua tertidur diatas sebuah karpet tebal ketika sepulang kekontrakannya Hana karena merasa cape, Guruh yang dipeluk oleh Hana tidak menghiraukan hal itu karena Guruh juga merasa ngantuk, yang membuat keduanya tertidur lelap diatas karpet tebal tersebut, keesokan paginya mereka terbangun diwaktu hari beranjak siang sekitar pukul delapan pagi sudah waktu ini, Hana yang langsung pergi kekamar mandi membasuh tubuhnya yang merasa lengket karena keringat yang masih menempel bekas jalan-jalan kemarin malam, setelah mandi Hana keluar dari kamar mandi dengan piama handuknya, Hana mengambil baju-baju yang akan dipakainya lantas dipakainya bajunya dikamar madi, seusai itu Hana menyediakan sarapan untuk Guruh dan dirinya, setelah makanan sudah tersaji dimeja makan baru Hana membangunkan Guruh yang tidur kembali diatas sopa.
" Bangun Gur ...?!. Hana membangunkan Guruh, yang lantas Guruh pun terbangun dan langsung bergi kekamar mandi untuk mandi, selesai mandi Guruh sarapan pagi dengan Hana, seselesai sarapan Guruh berpamitan untuk pergi kekantornya.
"Aku pergi dulu Han, mau kekantor ... ?!. Kata Guruh, Hana mengangukan kepalanya yang lantas mengantarkan Guruh sampai kedepan pintu.
"Hati-hati dijalan ... ?!. Pesan Hana sambil mengelus tangan Guruh.
"Iyah ...!. Jawab Guruh singkat.
Guruh yang sudah berada diruangan kerjanya, menerima telepon dari beberapa klainnya termasuk juga telah menerima telepon dari Angi yang mengajaknya untuk makan siang, dan Guruh hanya bisa meng oke kan ajakan Angi tersebut.
Waktu sudah menunjukan keangka sepuluh, waktu janji yang diberikan Angi pun sudah sampai pada waktunya, Angi pun datang kekantornya Guruh sekaligus Angi ingin tau tempat kerjanya Guruh.
Sesampai diruangan kantornya Guruh langsung Arini menyapa Tito.
"Hai selamat siang Tuan Guruh ... ?!. Begitu sapa Angi kepada Guruh yang sedang duduk dikursi kantornya.
"Hai selamat siang juga Angi ... ?!. Begitu Guruh membalas sapaan Angi..
"Makan yo udah laper niih, aku mau makan bareng sama kamu kangen tau ... ?!. Begitu ajak Angi kepada Guruh.
"Ayo ... ?!. Jawab Guruh sambil beranjak dari tempat duduknya.
Guruh yang berjalan berdampingan dengan Angi, mejadi pusat perhatian bagi karyawan-karyawannya Guruh, yang berderet berjejer duduk dikursinya masing-masing.
"Sekarang wanitanya lain, wanitanya bukan yang kemaren ... ?!. Begitu bisik salah satu karyawan Guruh.
"Iyah yang kemarin wanitanya sangat lugu, tetapi yang sekarang wanitanya agak sedikit tomboy ... ?!. begitu bisik karyawan yang satunya lagi.
"Kedua wanita itu siapa ya, Tuan Guruh kan belum punya pacar ... ?!. Kata seorang wanita masih karyawan Guruh.
"Mungkin temannya atau sodaranya kali ... ?!. Sahut karyawan yang lainnya.
Guruh dan Angi memasuki sebuah restoran yang biasa Guruh suka makan disana, keduanya memesan makanan yang berbeda, Arini memesan ayam goreng kentang dan sayuran lainnya, sedangkan Guruh selalu memesan daging sapi juga sayuran termasuk kentang goreng dengan saosnya.
Seusai makan Angi dan Guruh berjalan-jalan keliling kota dengan memakai mobillnya Arini dan yang menyetir mobilnya itu juga adalah Angi, tita-tiba mobil Angi berhenti disebuah pinggir jalan dekat taman yang biasa banyak orang berkunjung kesana sekedar untuk mengilangkan kepenatan.
"Kenapa berhenti disini ... ?. Tanya Guruh ke Angi.
"Sebentar Gur, aku mau ngomong ... !. Jawab Angi.
"Mau ngomong apa ... ?. Tanya Guruh.
"Aku takut seperti dulu lagi, merasa kehilangan setelah kamu pergi ... ?! Kata Angi mengungkapkan isi hati nya.
"Aku suka kamu ... ?!. Begitu Angi mengukapkan isi hatinya tanpa ragu.
Guruh mengelah napas panjang mendengar kata-kata yang diungkapkan oleh Angi.
"Bagai mana apakah kamu mau menjadi pacar aku ... ?. Tanya Angi tanpa malu.
"Aku belum bisa jawab sekarang ... !. Guruh mengerai pertanyaan Angi.
"Kenapa, apakah kamu sudah punya pacar ... ?. Tanya Angi mendesak Guruh.
"Bukan masalah aku punya pacar atau tidak tapi aku belum kepikiran kehal itu ... !. Jawab Guruh sambil melamun.
"Aku mengerti, aku juga tidak menuntut lebih ko, aku cuma sekedar ingin dekat dengan kamu aja ... ?!. Begiti penjelasan Angi yang seolah-olah memaksa cintanya ingin diterima oleh Guruh dengan alasan-alasan supaya Guruh mau menerima cintanya Angi tersebut.
Guruh yang masih terdiam, pipinya langsung dicium sama Angi membuat Guruh kaget, senekat itukah Angi mengejar citanya Guruh begitu pikiran Angi setelah menerima ciuman dari Angi.
"Ahh, apaan kamu ini, pake cium pipiku segala, gimana kalau dilihat orang ... ?!. Begitu ucap Guruh kepada Angi sedikit marah.
"Ahh, peduli amat dengan orang yang lewat, kan mereka juga paling juga sama kaya kita, cuma gak kebetulan aja kita tidak melihat mereka bercumbu didepan kita ... !. Begitu kata Angi seakan cuek dengan keadaan disekitarnya mereka.
"Udah ayo pulang ... ?!. Kata Guruh menyuruh Angi menjalankan mobilnya.
"Kemana nih aku harus mengantarkan kamu pulang, kerumah apa kekantor ... ?. Begitu tanya Angi.
"Ya kekantor lah kan mobil aku masih ada dikantor... !. Begitu ketus Guruh menyuruh Angi untuk mengantarkan Guruh kekantornya.
"Oke tuan Guruh saya antar kamu sampai kantor ...!. Begitu ocehan Angi agak sedikit kesal karena mendengar nada suara Guruh yang aga ketus.
Setelah itu mobil Angi pun melaju agak cepat karena terbawa emosi, sesampainya didepan kantor Guruh yang kelihatan sudah sepi karena karyawan Guruh sudah pada pulang, mobil Angi direm secara mendadak sehinga membuat tubuh Guruh hampir kena kaca depannya mobil Angi.
"Apa-apaan kamu ini, ko bawa mobilnya kaya begitu sih ... ?. Kata Guruh agak kesal, sambil langsung membuka pintu mobil lalu Guruh pun turun sambil membanting pintu mobilnya Angi.
Situasi bertambah keruh, yang diharapkan oleh Angi, Guruh mau menyambut cintanya dengan baik, ini malah berantakan, alatan Angi yang urakan yang bikin hati Guruh jadi jengkel.
Angi melihat gelagat buruk, cepat-cepat Arini turun dari mobilnya mengejar Guruh.
" Tungu, maapkan aku yah, pliss maapkan aku dong ... ?!. Begitu kata Angi memohon kepada Guruh supaya Guruh mau memaapkan kesalahannya.
"Ya udah, aku maapi ... ?!. Begitu kata Guruh padahal hati Guruh masih merasa kesal dengan tingkah Angi yang urakan.
Setelah itu Angi mengikuti keman arah Guruh pergi, dimana Guruh kini sedang berjalan menuju kearah mobilnya, setelah sesampainya dipintu mobil lantas Guruh membuka pintu mobilnya tampa menghiraukan kepada Angi yang sedang mengikutinya, Guruh masuk kedalam mobil yang lantas menutup pintu mobilnya rapat-rapat, Angi yang masih berkata-kata yang terlihat oleh Guruh dari dalam mobil, Angi mengetuk kaca mobil berkali-kali, Namun tidak dihiraukan oleh Guruh dihidupkannya mesin mobilnya dengan menderu-derukan suara mesin mobilnya lantas sebentar Guruh membuka jendela kaca mobilnya.
"Ada apa ... ?. Tanya Guruh kepada Angi yang masih terus ngoceh.
"Kamu gak marah kan ... ?. Begitu tanya Angii ke Guruh.
"Sudah lupakan saja apa yang sudah terjadi tadi, aku tidak apa-apa ko ... !. Begitu kata Guruh supaya Angi tidak mengikutinya terus.
Setelah Guruh berkata seperti itu, baru Angi merasa lega, Guruh pun bisa pergi dengan mobilnya.
B e r s a m b u n g.