NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

“Apa kamu sudah ada tanda-tanda hamil?” Tuan Radit bertanya sambil menatap lekat wajah putrinya. “Apa suamimu juga mengajakmu membuat anak?”

“Papa…???!!!” Nyonya Karina spontan memberikan pukulan di paha suaminya. Wanita itu tak habis pikir dengan suaminya. Bisa-bisanya bertanya hal seperti itu.

Sementara Winda, wanita itu terbelalak mendengar pertanyaan papanya. Wajahnya memerah seketika. Kok bisa papanya berbicara vulgar seperti itu.

“Apa sih? Kok malah Papa dipukul?” Tanpa rasa bersalah Tuan Radit menatap ke arah istrinya sambil mengusap pahanya yang terasa panas.

“Papa kok ngomongnya gitu sih?” Nyonya Karina melotot, karena wajah suaminya yang sok polos.

“Memangnya salah, kalau Papa bertanya? Papa kan juga pengen tahu Putri kita sudah hamil apa belum? Papa rasa pertanyaan papa itu wajar.” Tuan Radit tetap merasa tidak bersalah.

“Tapi ya nggak gitu juga cara nanyanya, Papa.” Nyonya Karina berbicara sambil menahan agar mulutnya tidak terbuka, merasa geram hingga kedua tangannya seakan ingin meremas-remas tubuh suaminya.

Tuan Radit memalingkan wajah sambil bersedekap. Dia takkan menang jika berdebat dengan istrinya. Padahal apa salah dirinya coba? Dia kan cuma ingin tahu apakah dia akan segera menggendong cucu.

“Sudah abaikan saja papamu.” Nyonya Karina menarik tangan putrinya agar menghadap padanya. Winda masih tertunduk dengan wajah memerah. Bisa-bisanya papanya mempertanyakan tentang membuat anak.

“Tapi, hubunganmu dengan suamimu benar-benar baik-baik saja kan, Sayang?” Nyonya Karina seolah ingin memastikan sesuatu. Diangkatnya dagu putrinya agar tatapan mereka bertemu.

“Iya, Ma. Kami benar-benar baik-baik saja. Bahkan semakin baik setiap harinya. Jadi Mama tidak perlu khawatir.” Winda menjawab sambil menggenggam tangan mamanya.

“Suamimu tidak meminta kalian untuk menunda memiliki keturunan, kan?” Mendengar pertanyaan istrinya pada sang Putri, Tuan Radit yang semula melengos, kembali menghadap ke arah mereka.

“Iya, Nak. Itu juga yang ingin Papa tanyakan. Suamimu memintamu untuk melahirkan anaknya kan?” Tuan Radit menatap putrinya penuh harap. Ada sedikit kecemasan yang tak bisa dia gambarkan.

Winda menatap ke arah mama dan papanya bergantian. Kini dia mengerti apa maksud mereka berdua. Bukan hanya tentang cucu seperti yang terucap. Papanya lebih mengkhawatirkan akan hubungannya dengan Ardan.

“Tidak pernah ada pembicaraan tentang anak diantara kami, Pa, Ma. Tapi Mas Ardan tidak pernah memintaku untuk menunda kehamilan. Dan dia juga tidak pernah…” Winda menggantung ucapannya. Tiba-tiba wajahnya memerah. Tidak tahu apakah harus melanjutkan kata-katanya atau tidak.

“Tidak pernah apa?” Tuan Radit mengambil tangan putrinya agar menghadap ke arahnya.

“Em,,, itu,,, Dia tidak pernah,,, pakai pengaman.” Suara Winda semakin menghilang di akhir kalimat. Bahkan nyaris tak terdengar. Kepala wanita itu semakin tertunduk dengan wajah memerah. Sebenarnya ia malu mengucapkan itu. Tapi ia tak mau dia orang tuanya khawatir.

“Syukurlah…..”

Tuan Radit dan nyonya Karina bernafas lega.

“Oh, iya, Pa. Mas Ardan minta maaf, mungkin nanti tidak bisa nemuin Papa sama Mama. Khawatirnya nanti dia pulang larut lagi.” Winda menyampaikan pesan dari suaminya. “Dia cuma nitip salam aja,” lanjutnya. Menatap wajah papa dan mamanya dengan raut bersalah.

“Apa dia selalu pulang larut?” Tiba-tiba Tuan Radit merasa gusar. Ada nada tidak suka pada suaranya.

“Sebelumnya tidak. Baru hampir satu bulan ini, Pa. Aku kasihan banget lihat dia tiap malam pulang dengan wajah yang kelihatan beneran lelah. Ada masalah di perusahaannya,” terang Winda.

“Masalah? Masalah apa?” Nyonya Karina bertanya khawatir. Kekhawatiran yang sama tampak juga di wajah Tuan Radit.

Winda menggeleng, "Aku juga tidak tahu, Pa. Dia tidak pernah membahas masalah yang ada dalam perusahaan. Cuma bilang, kalau memang ada masalah sedikit. Tapi katanya aku tak perlu khawatir, karena dia pasti akan segera bisa menyelesaikannya.”

Tuan Radit kembali menggenggam tangan putrinya. “Apa kamu mau Papa ikut turun tangan? Mungkin Papa bisa membantu suamimu.”

“Sebaiknya jangan dulu, Pa.” Nyonya Karina memotong ucapan suaminya. “Kalau Ardan sudah merasa tidak sanggup dan meminta tolong pada kita saja baru kita turun tangan. Kalau kita langsung ikut, takutnya Ardan tersinggung, atau merasa dianggap tak mampu. Lebih tidak enak lagi kalau Ardan menganggap kita terlalu ikut campur.”

“Suamiku bukan orang seperti itu, Ma.” Winda menyela.

“Memang tidak seperti itu, Sayang.” Tuan Radit mengusap punggung tangan Winda. “Mamamu juga tidak bermaksud mengatakan seperti itu. Tapi semua yang dikatakan oleh mamamu benar. Tidak seharusnya kami ikut campur kecuali Ardan meminta. Namun, percayalah! Suamimu bukan orang yang lemah. Bisa mendirikan perusahaan sebesar itu di usianya yang relatif muda, entah apa saja yang pernah dialaminya hingga menjadi kuat seperti sekarang. Jadi jangan khawatirkan apapun, oke?”

Winda mengangguk lalu menyandarkan kepala di dada bidang papanya. Tuan Radit mengusap punggungnya memberikan kekuatan. Tak ketinggalan Nyonya Karina ikut memeluknya, menyampirkan dagu di pundak putrinya. Dengan tangannya yang kekar Tuan Radit membawa dua wanita yang paling dicintainya ke dalam pelukan.

*

*

*

Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 malam ketika Ardan tiba di rumah. Winda yang masih duduk di sofa di ruang tengah menyambutnya dengan senyuman. Diambilnya tas kerja yang ada di tangan suaminya, menuntunnya untuk duduk di sofa. Di meja di hadapannya telah tersedia secangkir teh chamomile yang Winda seduh beberapa menit yang lalu.

"Kenapa belum tidur? Aku sudah bilang tidak perlu menungguku." Ardan mengecup puncak kepala istrinya.

"Aku tadi sore tidur, Mas. Tapi kebangun terus gak bisa tidur lagi." Winda memberikan alasan agar suaminya tak khawatir. Ardan mengangguk saja walaupun sebenarnya tidak percaya.

“Minum dulu, Mas!” Winda mengulurkan cangkir teh kepada suaminya yang telah duduk bersandar dengan wajah menengadah ke atas. “Nanti kalau sudah agak reda capeknya baru mandi,” lanjut wanita itu.

Ardan bangkit dari bersandarnya kemudian menerima cangkir yang diulurkan oleh istrinya. “Terima kasih, Sayang.” Ardan meminum teh yang sudah tidak begitu panas.

“Capek ya Mas?” Winda mengembalikan cangkir yang baru saja diseruput oleh Ardan ke atas meja. Dengan tangannya yang lembut memberikan pijatan ringan di lengan suaminya.

“Hum, lumayan.” Ardan memejamkan mata menikmati sentuhan tangan lembut istrinya.

“Apa ada masalah lagi?” Winda melihat gurat lelah yang semakin tampak jelas di wajah suaminya.

Ardan membuka mata menatap lekat wajah istrinya. “Ketua tim manajer pemasaran mendadak mengundurkan diri,” jawab Ardan. “Dua hari yang lalu salah satu petinggi perusahaan juga bertingkah demikian seperti ada konspirasi yang tidak aku ketahui.” Ardan memijat pelipisnya pria itu tampak gusar.

Winda mengambil kembali teh yang tadi dia letakkan agar suaminya segera menghabiskannya. “Apa ada yang bisa aku bantu?” Winda bertanya sambil menatap suaminya serius.

Ardan menatap lekat ke arah istrinya. Mendadak ia terpikirkan sesuatu. “Apa tidak apa-apa jika aku merepotkanmu?” tanyanya sambil menggenggam jemari sang istri.

Winda tersenyum dan mengangguk. “Merepotkan apanya? Kita ini suami istri, harus saling dukung.”

Wajah Ardan yang tadinya tampak lelah seketika bersinar. “Kalau begitu bagaimana kalau mulai besok kamu menggantikan posisi ketua manajer keuangan? Akan memakan waktu lama kalau Aku harus mencari yang baru. Apalagi mencari pimpinan manajer bukan proses yang mudah harus melalui tahap seleksi dan uji coba. sementara waktu sudah mepet. Sedangkan Kamu, Aku tahu kamu mampu.”

Ardan menaruh harap dengan sorot matanya. Memang apa yang dikatakan oleh Ardan tidak salah. Sebelumnya di perusahaan yang lama, Winda juga bekerja sebagai seorang staf manajer. Ardan yakin, Winda memiliki kemampuan untuk naik ke jenjang lebih tinggi.

Winda sedikit kaget. Bukan tidak sanggup, hanya saja menjadi ketua manajer secara mendadak di kantor suaminya, apa tidak akan menimbulkan gejolak?

“Jangan pikirkan apapun. Aku berhak menentukan siapa yang boleh dan tidak untuk bekerja di perusahaanku. Bukan orang lain. Apalagi Aku yakin kamu bisa. Lagipula, Kamu istri pemilik perusahaan. Apa yang Kamu takutkan?"

"Bantu Aku! Aku merasa seperti ada yang aneh sejak minggu lalu. Orang ku sedang menelusuri, semoga tahu jawabannya besok. Padahal seharusnya beberapa hari lagi launching produk baru. Hanya saja jika satu pergi maka harus ditunda sampai siap.”

Winda menganggukkan kepala mantab. Ia takkan ragu untuk terjun bersama suaminya. Ardan tersenyum, satu masalah terselesaikan.

1
Patrick Khan
q penasaran.. emang klo hamil mesti mutah2 ya🤔🤔🤭
Patrick Khan: . berarti beda2 ya kak..
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tidak semua. aku gak.
tp ada yg iya, sampai gak bisa ngapa2in
total 2 replies
Nar Sih
sepertinya winda hamil niih ,dan seperti nya mas suami yg ngidam
Ari Peny
nyidam nih dua2nya hhhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
supermarket keknya gak ada yg buka 24 jam, tp klo indomaret sm alfamart memang ada... jadi namanya minimarket.
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: mmm. repusi deh
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
ish ish ish iiiiissshhhhh....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aelaaahhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
huahahahahahaaaa... ketahuan deh lo yg nyolong mienya winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
mungkin masa kecil istrimu kurang bahagia, maklumlah orang kaya kan gitu orangtua selalu takut ini dan itu. beda sama orang kampung masa kecilnya benar-benar merasa bahagia... anak-anak bisa bermain sepuasnya di alam bebas...
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: nah yo iku. tp gk tahu namanya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: mbuh opo jenenge, pokoke sg warna biru iku, wong gon muka wae bisa jd flek koyo aku iki... disik kan suka nontron drakor lampune dipateni, eeehh... boco gon mbah gugel ternyata akibat mantengin hp dalam keadaan gelap bisa jenimbuljan flek pada wajah, juga mata rusak
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
eeehhh, lounching produknya barengan sama lounching kecebong ya dan?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aradan???? gpp sih sebenarnya, orang sunda kan juga gitu, tengkyu jd tararengkyu🤧🤧🤧 ardan jd aradan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/.... bangg bayiikkk🤭🤭🤭
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: dihh,/Doge//Doge//Doge/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kann/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
yg ngidam ardan.tapi yg mual Winda.. aduhhh kebagian gak enaknya dong/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
lagi masak buat istri tercinta yg lagi isi.../Proud/
〈⎳ FT. Zira
arda...

duh.. kan jadi gatel jariku/CoolGuy/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: lha iyo
〈⎳ FT. Zira: garukya pakai duit, enak kyknya Mi/Proud/
total 5 replies
〈⎳ FT. Zira
ttanda tanda sih ini.. tanda janji Ardan ke mertua bakal terlaksana🤭🤭🤭
〈⎳ FT. Zira
ketiganya/Facepalm//Facepalm/
Cindy
lanjut kak
SR.Yuni
Ngidam suamimu itu😀
SR.Yuni
Kayaknya ada kata yang mis deh thor...🙏🙏
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ah betul. ketemu.

"merasa ada yang tidak beres, Ardan mengikuti langkah istrinya."

makasih ya 😘😘
SR.Yuni: Siap...sama2
total 5 replies
tse
Winda hamil ya....
Ardan yang nyidam
Winda yang mengalami morning sick
lucu banget.....
lanjut ka....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!