Kehidupan Menantu Hebat
Pagi hari, di pasar tertentu pinggir jalan.
Fatir seperti biasa membeli sayuran untuk kebutuhan keluarga kecilnya. Sebagai seorang menantu yang tinggal di kediaman istrinya. Tugas rumah adalah satu - satunya hal yang bisa dia lakukan.
"Anak muda..." Panggilan datang dari seorang penjual barang antik.
"Paman memanggilku?!..." Tanya Fatir dengan bingung.
"Hahaha, itu benar. Aku selalu melihatmu membeli sayuran setiap hari. Sepertinya kamu menjadi pria yang hidup mandiri..." Tentunya penjual barang antik tersebut selalu mengatakan alasan tersebut kepada setiap pejalan kaki hanya untuk menarik pembeli.
Akhir - akhir ini, bisnisnya tidak banyak pembeli. Untuk itu dia melihat Fatir yang kebetulan datang dan mencoba keberuntungannya.
"Jadi paman, keperluan apa yang kamu butuhkan dariku?..." Fatir tidak memiliki kecurigaan apapun sehingga dia memutuskan untuk bertanya.
"Ehm, mendekatlah dan lihat barang antik yang aku miliki. Kamu terlihat cukup bijaksana. Tetapi bijaksana saja tidak cukup..." Penjual itu berkata dengan menggeleng.
Fatir cukup senang mendapatkan pujian. Tetapi seketika sirna karena dia memiliki kehidupan sampah. Sebagai seorang menantu dirinya tidak lebih dari babu.
"Sepertinya kamu memiliki masalah dengan keluarga kecilmu..." Penjual itu hanya menebak, dari ekspresi yang Fatir tunjukkan. Juga dari kesehariannya membeli sayuran, jelas dia menjadi Menantu yang kurang beruntung.
"Paman, apakah kamu seorang dukun yang bisa melihat perkembangan di masa depan?..." Fatir memiliki kedua matanya bersinar.
Dia telah lama ingin mengubah nasibnya, setidaknya dia ingin menjadi kaya raya. Dengan begitu dia tidak akan dipandang rendah oleh istri dan mertuanya juga orang - orang di sekitarnya.
Untuk itu, bertemu dukun adalah keharusan. Dia pernah mendengar, jika seseorang pergi ke tempat dukun. Pastinya akan mendapatkan kekayaan yang melimpah.
Fatir ingin mencobanya, walaupun hanya sekali.
"Ehm, Sepertinya kamu memiliki mata jernih dan cukup terampil. Itu benar, aku adalah seorang dukun dan menjaga tokoh antik ini hanya pekerjaan sampingan..." Tidak mungkin Penjual itu melewatkan kesempatan untuk menipu Fatir.
Dia harus berpura - pura menjadi dukun, Selama bukan dukun beranak. Dirinya sangat yakin. Dengan kata - kata darinya, Fatir akan membeli barang antik miliknya yang tidak berguna sama sekali.
"Kalau begitu, Mbah dukun aku ingin kaya raya..." Kata Fatir dengan bersemangat.
Penjual itu terdiam. Jika dirinya bisa membuat orang lain kaya raya. Mengapa dia masih tetap miskin dan memiliki pekerjaan penjaga toko antik.
Rasanya ingin menangis tanpa air mata. Tetapi penjual tersebut kembali tenang. Sekarang dia harus menyakinkan Fatir untuk membeli barang antik miliknya.
"Hahaha, Kamu ingin kaya?! Mudah sekali..." Jawab penjual tersebut dengan tersenyum kemenangan.
Mendengar ini, Fatir menjadi tidak kuasa menahan tangis. Akhirnya, setelah hidup miskin cukup lama, dirinya akan cepat menjadi kaya raya.
Dia tidak sabar untuk menjadi kaya raya dan membuat bangga keluarga kecilnya.
"Paman, bisakah kamu tidak bertele - tele dan cepat buat aku menjadi kaya raya..." Kata Fatir dengan tersenyum.
"Kamu harus membeli cincin batu akik dan mengelusnya setiap hari dan membaca mantra, aku ingin kaya sebanyak tiga kali setelah makan..." Kata penjual tersebut sambil memperlihatkan koleksi cincin akik miliknya.
"Benarkah?!..." Tanya Fatir dengan tidak percaya.
Entah mengapa, Saran dari penjual tersebut tidak begitu menyakinkan. Tetapi Fatir tidak punya pilihan lain selain mempercayainya.
"Jangan meragukan perkataan dariku, Ingatlah wahai anak muda aku seorang dukun yang profesional..." Kata Penjual dengan yakin.
"Benar juga, Apapun itu selama dari dukun. Aku akan cepat kaya raya..." Fatir sangat bahagia. Keraguan dihatinya langsung sirna begitu saja.
Tetapi dia ingat, jika dirinya tidak memiliki banyak uang. Selain uang kembalian membeli sayuran sebesar 10 ribu.
"Paman, Bisa aku bertanya berapa harganya?..."
Penjual tersebut tertawa di dalam hatinya, akhirnya dia bisa menjual barang dagangan miliknya.
"Sepuluh..." Jawab Penjual tersebut sambil memperlihatkan kesepuluh jumlah jari tangannya.
"Haha, Nasib baik. Aku ambil satu, ini 10 ribu..." Jawab Fatir yang akan mengambil cincin batu akik.
Tetapi, saat dia mengulurkan tangannya, Penjual tersebut langsung menghentikan tangannya.
"Sepertinya, kamu salah dengar. Yang aku maksudkan adalah 10 juta..." Kata - kata penjual membuat Fatir terdiam.
Dari mana dirinya mendapatkan uang sebanyak 10 juta?
Dia tidak bekerja, dan selalu menerima uang dari istrinya hanya untuk membeli kebutuhan sehari - hari.
Tetapi, Fatir tidak habis pikir. Dia sudah berguru dengan emak - emak pasar dalam bernegosiasi soal harga.
Intinya, 10 juta harus menjadi 10 ribu.
"Hmph, Cincin jelek, aku bisa membelinya dengan harga 10 ribu di tempat lainnya..." Walaupun enggan, Fatir kembali berdiri dan berniat pergi.
Trik yang satu ini sangat jitu untuk mengelabui seorang pedagang. Sayangnya, pedagang tersebut bukan penipu ulung.
"Ehm, Karena kita berjodoh dan pertemuan ini sudah menjadi takdir. Aku akan memberikan potongan harga. Untukmu, aku akan menjualnya seharga 9.990.000 bagaimana..." Kata Penjual dengan tersenyum.
"Sama juga bohong, itu 10 juta kurang 10 ribu..." Fatir menggeleng.
"Aku akan ambil, 10 ribu..."
"5 juta..."
"Tidak, harus 10 ribu..."
"1 juta..."
"10 ribu, atau aku akan pergi..."
Penjual itu ingin menangis, Awalnya dia cukup senang bisa menipu Fatir. Siapa sangka dia akan merugi.
"Baiklah, 10 ribu..."
"Sepakat..."
Fatir dengan penuh kemenangan membawa pergi, barang belanjanya dan pulang ke kediaman istrinya. Namun kali ini dia memiliki cincin batu akik di tangannya.
Saat ini dia menumpang di rumah istrinya. Tapi dia tidak lagi bersedih. Dengan cincin batu akik yang dia beli seharga 10 ribu. Dia akan menjadi kaya raya.
Sesampainya di rumah.
"Kamu terlambat, mana uang kembaliannya?..." Ibu mertua galak yang memiliki kaki ramping namun bertubuh bengkak. Langsung menghentikan langkah kaki Fatir.
"Aku menggunakannya uang kembalinya untuk membeli cincin..." Jawab Fatir dengan tersenyum. Sambil memperlihatkan cincin yang ada di jarinya.
Namun di mata Mertuanya, tindakan tersebut, sama dengan pemborosan.
"Menantu bodoh, apakah kamu tidak tahu jika harga minyak naik semua, dari pada kamu membeli cincin yang tidak berguna. Lebih baik digunakan untuk membeli yang lainnya saja..." Mertuanya berbicara dengan air liur berhamburan, seolah - olah menjadi air mancur.
30 menit kemudian.
Fatir mendapatkan omelan cukup lama sampai Mertuanya lelah berbicara lagi.
Dia tidak memiliki kemarahan apapun, karena dia sudah berbicara dengan amukan mertuanya. Tentunya dia memasukan kapas di kedua telinganya agar tidak mengalami kerusakan pendengar.
"Cepat pergi ke dapur dan selesaikan menu sarapan pagi ini..." Mertuanya mengakhiri perkataannya dan pergi meninggalkan Fatir.
Melepaskan kapas dari telinganya, Fatir mendesah. "Lakukan saja, aku akan menjadi kaya raya setelah ini..."
Fatir menjalani pernikahan selama 3 tahun dengan Mayangsari. Seorang presdir yang memiliki perusahaan logistik dengan total kekayaan 1 Miliyar.
Sayangnya pernikahan dirinya tidak berdasarkan cinta sama sekali. Alasan mengapa Mayangsari menikahi Fatir, karena dia seorang pria Impoten.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Chacha
menarik
2023-11-23
1
Arif Suyono
ceritanya seru
2023-10-28
0
Ika Lestari
semangat..
2023-09-12
0