NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: tamat
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan gelisah

Tinggal satu minggu lagi Aryan akan kembali dari luar kota. Anjani sudah rampung membereskan semua barang-barang miliknya. Foto-foto pernikahan yang menghiasi dinding kamar dan ruang tamu juga sudah ia turunkan.

Dulu, saat foto-foto pernikahan itu Anjani pajang, Aryan protes keras. Katanya, untuk apa pajang foto seperti itu di ruang tamu? Bukankah, terkesan terlalu narsistik?

Aryan tak suka fotonya dipajang. Apalagi, dicetak dalam ukuran super besar. Dia merasa bahwa semua itu tak perlu. Terlalu kekanak-kanakan.

Tapi, ketika Luna memajang foto mereka di beranda sosial media gadis itu, Aryan tidak protes. Malah, dia memberi komentar pada foto itu bahwa foto tersebut sangat bagus.

Jadi, Anjani sudah bisa menarik kesimpulan. Bukan foto yang sebenarnya Aryan permasalahkan. Tapi, dengan siapa foto itu diambil.

"Sekarang, foto kekanak-kanakan ini nggak akan ada lagi," lirih Anjani dengan mata memerah.

Dia merobek foto pernikahan itu satu persatu. Membuangnya ke dalam api yang berkobar hingga terbakar menjadi abu.

Perasaan Anjani terasa begitu dingin. Semua kenangan masa lalu memang seharusnya disingkirkan. Kini, Anjani telah mengembalikan bentuk rumah itu seperti semula. Seolah-olah, dia tak pernah ada didalam rumah itu.

[Aku pulang sebentar lagi. Kamu mau dibelikan oleh-oleh apa?]

Pesan itu Anjani baca dengan ekspresi datar. Sesaat kemudian, dia tersenyum getir lalu meremas ponselnya dengan kuat.

"Kita udah nikah lumayan lama. Tapi, dia baru ingat untuk nawarin oleh-oleh setelah kami hampir bercerai. Apa ini masih ada gunanya?"

*

Di kota lain, Aryan sedang menunggu balasan Anjani dengan gelisah. Biasanya, ketika dia mengirim pesan, Anjani pasti akan langsung membalas dalam hitungan detik.

Namun, kali ini sangat berbeda. Pesannya hanya dibaca Anjani tapi tidak digubris sama sekali. Hal itu membuat Aryan tak bisa tenang.

"Apa dia masih nggak bisa terima dengan keputusanku untuk bercerai?" gumam Aryan.

"Tapi, bukanlah aku sudah menjanjikan kompensasi yang layak? Kenapa dia masih marah?" lanjut lelaki itu.

Dia tak bisa bekerja dengan konsen akhir-akhir. Makin mendekati hari kepulangan, Aryan justru merasa jika waktu berjalan begitu pelan.

Hatinya sudah tak bisa diajak untuk bersabar. Bayangan wajah tersenyum Anjani yang teduh, terus menari-nari di kepalanya.

"Kenapa aku selalu memikirkan dia?" lanjut Aryan bermonolog. Dia menggigit kuku ibu jarinya dengan gelisah.

"Apa jangan-jangan..."

"Kak Aryan!"

Suara cempreng Luna langsung menenggelamkan ucapan Aryan. Lelaki itu sedikit terkejut kemudian menoleh dengan malas ke arah Luna.

"Ada apa?!" tanya Aryan.

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit rindu," jawab Luna sambil tersenyum lebar.

"Bukannya, aku sudah bilang kalau kamu nggak boleh datang ke kantor?"

Luna reflek cemberut. Dia memanyunkan bibirnya. Ngambek adalah senjata utama yang membuat semua orang jadi lembut kepadanya.

"Maaf, Kak Aryan," ucap Luna tanpa keikhlasan sedikit pun.

"Sebenarnya, kenapa kamu datang kemari?" tanya Aryan.

"Aku kan sudah bilang kalau aku rindu."

"Jangan bohong! Katakan saja terus terang!"

Luna langsung tersenyum malu-malu. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rupanya, Aryan mampu membaca niatnya dengan begitu tepat.

"Kartu kredit yang Kak Aryan berikan sudah mencapai limit. Bisa tidak, diakfifkan lagi?"

Mata Aryan seketika menyipit tajam. Dia cukup terkejut mendengar pengakuan Luna. Pasalnya, ini bukan pertama kalinya kartu kredit yang dia berikan untuk Luna mengalami over limit. Hal ini selalu terjadi setiap bulannya.

"Batas kartu kredit yang kuberikan adalah 500 juta perbulan, Luna. Bagaimana mungkin, kamu menghabiskan uang 500 juta dalam waktu satu minggu, hah? Bahkan, kamu bilang kalau 500 juta itu masih belum cukup?" seru Aryan tak percaya.

"Maaf," timpal Luna. "Kita kan sebentar lagi akan pulang. Jadi, aku kalap beli oleh-oleh untuk Papa, Mama, dan juga teman-temanku. Itu sebabnya, kartuku jadi over limit, Kak."

Gadis itu berusaha mengarang alasan yang masuk akal. Namun, sepertinya Aryan tak ingin mendengar kalimat apapun.

"Kalau sudah nggak bisa dipakai lagi, ya sudah! Tunggu bulan depan baru diaktifkan kembali," putus Aryan.

Sepertinya, dia terlalu memanjakan Luna. Gadis pujaannya itu sudah menghabiskan uang puluhan miliar semenjak bersamanya.

Dulu, Aryan pikir itu hanyalah hal kecil. Namun, sepertinya dia salah besar. Ini bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele sama sekali.

Istri seorang Aryan haruslah wanita yang pandai mengelola keuangan. Karena, jika tidak... maka setinggi apapun gunung emas, tetap akan terkuras habis jika terus-menerus dikeruk tanpa perhitungan.

"Ya sudah kalau begitu. Aku pakai kartu kredit dari Papa saja. Kak Aryan pelit!" sungut Luna yang kemudian berlari keluar dengan wajah ditekuk.

Setelah Luna pergi, Aryan tampak memijit pangkal hidungnya. Dia merasa sangat pusing karena tingkah laku Luna. Dia baru menyadari bahwa ternyata Luna tak seindah bayangannya.

Setelah tinggal bersama selama tiga bulan, Aryan baru melihat sosok Luna yang asli. Gadis kecil yang dulu pernah dia kenal, ternyata sudah menjelma menjadi gadis yang materialistis.

Kemudian, Aryan pun meminta sekretaris untuk mencetak laporan penggunaan kartu kredit Luna dan Anjani. Pria itu ingin melihat, siapa yang lebih boros diantara keduanya.

Dan, Aryan seketika jadi tercengang saat melihat laporan penggunaan kartu kredit yang dipegang Anjani dalam enam bulan terakhir.

"Apa-apaan ini?" tanya Aryan sambil membaca dengan seksama tulisan yang ada didepannya. "Anjani hampir tidak pernah menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang pribadi? Yang dia beli hanya bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Jumlahnya, bahkan nggak sampai sepuluh juta setiap bulannya."

Tubuh Aryan seketika jadi lemas. Teringat dengan jelas, saat mereka baru saja menikah.

Anton, Ayah kandung Anjani sengaja mengatakan kepada Aryan supaya tidak memberikan uang dalam jumlah besar kepada Anjani. Katanya, Anjani adalah perempuan yang sangat boros. Sehari bisa menghabiskan ratusan juta demi berfoya-foya.

Dan, kata-kata Anton didukung oleh Luna. Luna bilang, Anjani tidak pandai mengatur keuangan. Berapapun yang diberikan kepadanya, pasti akan habis dalam hitungan jam.

Itu sebabnya, Aryan hanya memberi Anjani kartu kredit dengan limit dua puluh juta perbulannya.

"Kenapa dalam tiga bulan terakhir, tidak ada keterangan apa-apa mengenai apa yang dibeli oleh Anjani?" tanya Aryan saat dia lanjut memeriksa catatan pengeluaran Anjani.

"Karena, sejak tiga bulan yang lalu, kartu yang dipegang oleh Nyonya sudah tidak pernah terpakai lagi, Tuan," jawab sang sekretaris.

Jawaban itu bagai sebuah dentuman keras di kepala Aryan. Saat keputusan cerai keluar dari mulut Aryan, maka saat itu pula Anjani benar-benar melepas semuanya. Wanita itu benar-benar mengalah.

Tiba-tiba, Aryan merasa semakin gelisah. Jantungnya berdenyut nyeri.

"Kenapa perasaanku tiba-tiba jadi begini?"

1
Bunda Aish
Papa terbodoh di dunia 😏
Lorena Sari
aryan tidak peka dengan perasaannya
Resy Linggiallo
Luar biasa
Yuliati Soemarlina
anak sial itu si luna..anak diluar nikah..keturunannya juga gak jelas..bela nanti kamu baru tau
Iyus Iyus
bagussssssss
Yuliati Soemarlina
berubah ya saham anjani..di part sblmnya 25 %
Nisa Nisa
berasa familiar banget dgn cerita salah menaruh cinta begini🤭 hampir ada disemua aplikasi
Nisa Nisa
ah arsitek tp cetek banget pola pikirnya
Nisa Nisa
ternyata kebodohan itu dari ibunya, ditinggal selingkuh depresi dan mengorbankan anak. umumnya wanita menjadi lebih kuat demi anaknya
Nisa Nisa: padahal secara ekonomi msh baik bahkan dilayani 4 pembantu
total 1 replies
Nisa Nisa
tuh kan masa teman aja di blokir,
Nisa Nisa
tu tahu, bodoh krn sdh tahu tp menunggu ditendang baru pergi. kemana harga dirimu 🤑
Yuliati Soemarlina
enzo seneng tuh..tanpa diminta anjani dipangkuannya 😄
Yuliati Soemarlina
ngaco kamu aryan..anjani jadi istri simpanan kamu 😄😄..mending jadi istri enzo..
Yuliati Soemarlina
kabar sesat..yg kel syaelendra itu mariana..si sandra itu ga jelas..beliin deh luna cin" pertunangan termahal..rugi bandar deh mereka
Diva Khomaini
/Facepalm//Facepalm/
Wandi Fajar Ekoprasetyo
org tua macam apa ini si Anton.....secara ga langsung bilang klo Anjani ga terpelajar... d tutupin apaan coba mata hatinya
Bunda Aish
gimana Luna & Sandra ??? Malu, marah,kecewa,terhina.... bertahun-tahun menindas, menzalimi orang lain, ini belum seberapa lho /NosePick/
Wandi Fajar Ekoprasetyo
hahahahahhaah......menang banyak Anushka......
Neti Herawati
cakep bgt cerita'y ending'y jg bgs bgt sy sk👍👍
Wandi Fajar Ekoprasetyo
rejeki nomplok buat Anushka.....uang jajan bisa d tambah lagi ini buat tutup mulut,🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!