NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan gelisah

Tinggal satu minggu lagi Aryan akan kembali dari luar kota. Anjani sudah rampung membereskan semua barang-barang miliknya. Foto-foto pernikahan yang menghiasi dinding kamar dan ruang tamu juga sudah ia turunkan.

Dulu, saat foto-foto pernikahan itu Anjani pajang, Aryan protes keras. Katanya, untuk apa pajang foto seperti itu di ruang tamu? Bukankah, terkesan terlalu narsistik?

Aryan tak suka fotonya dipajang. Apalagi, dicetak dalam ukuran super besar. Dia merasa bahwa semua itu tak perlu. Terlalu kekanak-kanakan.

Tapi, ketika Luna memajang foto mereka di beranda sosial media gadis itu, Aryan tidak protes. Malah, dia memberi komentar pada foto itu bahwa foto tersebut sangat bagus.

Jadi, Anjani sudah bisa menarik kesimpulan. Bukan foto yang sebenarnya Aryan permasalahkan. Tapi, dengan siapa foto itu diambil.

"Sekarang, foto kekanak-kanakan ini nggak akan ada lagi," lirih Anjani dengan mata memerah.

Dia merobek foto pernikahan itu satu persatu. Membuangnya ke dalam api yang berkobar hingga terbakar menjadi abu.

Perasaan Anjani terasa begitu dingin. Semua kenangan masa lalu memang seharusnya disingkirkan. Kini, Anjani telah mengembalikan bentuk rumah itu seperti semula. Seolah-olah, dia tak pernah ada didalam rumah itu.

[Aku pulang sebentar lagi. Kamu mau dibelikan oleh-oleh apa?]

Pesan itu Anjani baca dengan ekspresi datar. Sesaat kemudian, dia tersenyum getir lalu meremas ponselnya dengan kuat.

"Kita udah nikah lumayan lama. Tapi, dia baru ingat untuk nawarin oleh-oleh setelah kami hampir bercerai. Apa ini masih ada gunanya?"

*

Di kota lain, Aryan sedang menunggu balasan Anjani dengan gelisah. Biasanya, ketika dia mengirim pesan, Anjani pasti akan langsung membalas dalam hitungan detik.

Namun, kali ini sangat berbeda. Pesannya hanya dibaca Anjani tapi tidak digubris sama sekali. Hal itu membuat Aryan tak bisa tenang.

"Apa dia masih nggak bisa terima dengan keputusanku untuk bercerai?" gumam Aryan.

"Tapi, bukanlah aku sudah menjanjikan kompensasi yang layak? Kenapa dia masih marah?" lanjut lelaki itu.

Dia tak bisa bekerja dengan konsen akhir-akhir. Makin mendekati hari kepulangan, Aryan justru merasa jika waktu berjalan begitu pelan.

Hatinya sudah tak bisa diajak untuk bersabar. Bayangan wajah tersenyum Anjani yang teduh, terus menari-nari di kepalanya.

"Kenapa aku selalu memikirkan dia?" lanjut Aryan bermonolog. Dia menggigit kuku ibu jarinya dengan gelisah.

"Apa jangan-jangan..."

"Kak Aryan!"

Suara cempreng Luna langsung menenggelamkan ucapan Aryan. Lelaki itu sedikit terkejut kemudian menoleh dengan malas ke arah Luna.

"Ada apa?!" tanya Aryan.

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit rindu," jawab Luna sambil tersenyum lebar.

"Bukannya, aku sudah bilang kalau kamu nggak boleh datang ke kantor?"

Luna reflek cemberut. Dia memanyunkan bibirnya. Ngambek adalah senjata utama yang membuat semua orang jadi lembut kepadanya.

"Maaf, Kak Aryan," ucap Luna tanpa keikhlasan sedikit pun.

"Sebenarnya, kenapa kamu datang kemari?" tanya Aryan.

"Aku kan sudah bilang kalau aku rindu."

"Jangan bohong! Katakan saja terus terang!"

Luna langsung tersenyum malu-malu. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rupanya, Aryan mampu membaca niatnya dengan begitu tepat.

"Kartu kredit yang Kak Aryan berikan sudah mencapai limit. Bisa tidak, diakfifkan lagi?"

Mata Aryan seketika menyipit tajam. Dia cukup terkejut mendengar pengakuan Luna. Pasalnya, ini bukan pertama kalinya kartu kredit yang dia berikan untuk Luna mengalami over limit. Hal ini selalu terjadi setiap bulannya.

"Batas kartu kredit yang kuberikan adalah 500 juta perbulan, Luna. Bagaimana mungkin, kamu menghabiskan uang 500 juta dalam waktu satu minggu, hah? Bahkan, kamu bilang kalau 500 juta itu masih belum cukup?" seru Aryan tak percaya.

"Maaf," timpal Luna. "Kita kan sebentar lagi akan pulang. Jadi, aku kalap beli oleh-oleh untuk Papa, Mama, dan juga teman-temanku. Itu sebabnya, kartuku jadi over limit, Kak."

Gadis itu berusaha mengarang alasan yang masuk akal. Namun, sepertinya Aryan tak ingin mendengar kalimat apapun.

"Kalau sudah nggak bisa dipakai lagi, ya sudah! Tunggu bulan depan baru diaktifkan kembali," putus Aryan.

Sepertinya, dia terlalu memanjakan Luna. Gadis pujaannya itu sudah menghabiskan uang puluhan miliar semenjak bersamanya.

Dulu, Aryan pikir itu hanyalah hal kecil. Namun, sepertinya dia salah besar. Ini bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele sama sekali.

Istri seorang Aryan haruslah wanita yang pandai mengelola keuangan. Karena, jika tidak... maka setinggi apapun gunung emas, tetap akan terkuras habis jika terus-menerus dikeruk tanpa perhitungan.

"Ya sudah kalau begitu. Aku pakai kartu kredit dari Papa saja. Kak Aryan pelit!" sungut Luna yang kemudian berlari keluar dengan wajah ditekuk.

Setelah Luna pergi, Aryan tampak memijit pangkal hidungnya. Dia merasa sangat pusing karena tingkah laku Luna. Dia baru menyadari bahwa ternyata Luna tak seindah bayangannya.

Setelah tinggal bersama selama tiga bulan, Aryan baru melihat sosok Luna yang asli. Gadis kecil yang dulu pernah dia kenal, ternyata sudah menjelma menjadi gadis yang materialistis.

Kemudian, Aryan pun meminta sekretaris untuk mencetak laporan penggunaan kartu kredit Luna dan Anjani. Pria itu ingin melihat, siapa yang lebih boros diantara keduanya.

Dan, Aryan seketika jadi tercengang saat melihat laporan penggunaan kartu kredit yang dipegang Anjani dalam enam bulan terakhir.

"Apa-apaan ini?" tanya Aryan sambil membaca dengan seksama tulisan yang ada didepannya. "Anjani hampir tidak pernah menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang pribadi? Yang dia beli hanya bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Jumlahnya, bahkan nggak sampai sepuluh juta setiap bulannya."

Tubuh Aryan seketika jadi lemas. Teringat dengan jelas, saat mereka baru saja menikah.

Anton, Ayah kandung Anjani sengaja mengatakan kepada Aryan supaya tidak memberikan uang dalam jumlah besar kepada Anjani. Katanya, Anjani adalah perempuan yang sangat boros. Sehari bisa menghabiskan ratusan juta demi berfoya-foya.

Dan, kata-kata Anton didukung oleh Luna. Luna bilang, Anjani tidak pandai mengatur keuangan. Berapapun yang diberikan kepadanya, pasti akan habis dalam hitungan jam.

Itu sebabnya, Aryan hanya memberi Anjani kartu kredit dengan limit dua puluh juta perbulannya.

"Kenapa dalam tiga bulan terakhir, tidak ada keterangan apa-apa mengenai apa yang dibeli oleh Anjani?" tanya Aryan saat dia lanjut memeriksa catatan pengeluaran Anjani.

"Karena, sejak tiga bulan yang lalu, kartu yang dipegang oleh Nyonya sudah tidak pernah terpakai lagi, Tuan," jawab sang sekretaris.

Jawaban itu bagai sebuah dentuman keras di kepala Aryan. Saat keputusan cerai keluar dari mulut Aryan, maka saat itu pula Anjani benar-benar melepas semuanya. Wanita itu benar-benar mengalah.

Tiba-tiba, Aryan merasa semakin gelisah. Jantungnya berdenyut nyeri.

"Kenapa perasaanku tiba-tiba jadi begini?"

1
Reni Anjarwani
kok bisa yaa, arayan pisah dg anjani mau menikah sama luna tau luna orangnya jahat
Ma Em
Bagus Anjani lbh baik cepatlah keluar dari rumah yg Anjani dan Aryan tinggal , semua ga Anjani dapat jodoh lelaki yg baik yg mencintai Anjani , semoga saja Anjani berjodoh dgn Enzo
Adinda
semoga luna bukan anak kandungmu biar mampus kau Anton
Maemanah
yesek thor/Sob//Sob//Sob//Sob/
partini
nanti kalau dah cerai jangan balikan lagi Thor boleh lah,biar beda ma cerita rumah tangga yg kandas
Kustri
emg g ada nama yg laun apa thor, geli baca nama'a anushka🤣
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Malik Maulana
Ibuk nya Anjani ni bikin geram
Erna Wati
sakitnya jadi anjani
kucing kawai
semangat apdet nya thor bikin penasaran aja cerita nya huhuhu /Sob//Sob/
Malik Maulana
jangan lama-lama donk Kak Anjani cerai sama Aryan
Malik Maulana
keren banget
Maemanah
lanjut....
😄👍👍👍
Erna Wati
bagus anjani👍👍
kucing kawai
masyaallah thor apdet lagi dong capek aku nungu author yg gk pasti kapan mengasih kepastian
Ma Em
Bagus Anjani aku suka sikap tegas mu dan tdk mundur lagi jgn mau menuruti kemauan Aryan biarkan dia bersama Luna , pasti Aryan akan menyesal setelah berpisah dgn Anjani .
Ma Em
Thor Anjani jgn mengundurkan diri dari perusahaan Enzo biar Anjani kerja dikantor Enzo .
Ma Em
Anjani jgn mundur lagi dgn keputusanmu untuk berpisah dgn Aryan lbh cepat lbh baik jgn mau dirayu Aryan untuk kembali bersama biarkan Aryan dgn perempuan tercintanya si Luna , ku doakan Anjani berjodoh dgn Enzo .
kucing kawai
apdet lagi dong thor minim itu 1 hari 1 gitu loh thor
Ma Em
Pokoknya untuk Anjani jgn mundur lagi untuk berpisah dgn Aryan , semoga Anjani dapat pengganti Aryan lelaki yg lbh baik dan semoga Anjani sukses dan selalu bahagia 🤲🤲💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!