Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Batas waktu
Bagas menapaki gedung berlantai 40 untuk menemui rekan bisnisnya, disambut seorang pria yang mengarahkan langsung pada ruangan pemilik perusahaan "Mari tuan, tuan Edward sudah menunggu"
Bagas mengangguk diikuti Roni dibelakangnya, "Selamat datang Tuan Bagas, mari silahkan duduk" Edward menyambut dengan hangat .
Bagas memperhatikan Edward menelisik sesuatu yang harus ia temukan lalu ia tersenyum tipis "Terimakasih tuan Ed..".
Setelah menandatangani segala sesuatunya beberapa berkas sudah disepakati "Ternyata anda orang yang menyenangkan tuan Bagas, aku tidak menyangka bisa berbicara banyak hal dengan anda"
"Anda terlalu memuji tuan.." Bagas tersenyum menanggapi.
"Bagaimana bila kita bertemu kembali untuk jamuan makan malam"
"Tentu dengan senang hati, aku dengar anda juga sudah menikah"Tanya Bagas.
"Ya,, Tiga tahun lalu" Edward terlihat bahagia, membicarakan pernikahannya.
"Anda terlihat bahagia tuan?"
"Tentu, aku mencintai istriku" Bagas mengangguk.
"Anda sudah memiliki anak?"
"Itulah, istriku masih ingin fokus dengan karirnya jadi kami masih menunda" Istri tuan Edward adalah seorang model, yang sedang naik daun.
Bagas terkekeh "Ya, kadang kita harus bisa bersabar jika berhadapan dengan wanita, anda tau bagi pasangan suami istri anak adalah pencapaian yang paling membahagiakan" Bagas bahkan tersenyum kecut karna nyatanya itu tak terjadi di pernikahannya, jika berharap Bagas tak ingin ini semua terjadi apalagi adanya anak itu merenggut semuanya. "Baiklah tuan Ed, lain kali kita harus makan malam dengan istri kita, agar lebih akrab lagi"
Tuan Edward nampak tercengang "Wah berita besar, anda sudah mempunyai istri?"
"Ya.. bahkan anak.."
"Ouh astaga, berita tentang anda sama sekali tak pernah terekspos, sungguh ini tak terduga, ah.. aku jadi iri bahkan anda sudah memiliki anak.. aku benar benar harus mengadakan jamuan untuk anda dan istri"
Bagas tersenyum mengiakan "Baiklah aku tunggu undangan dari anda" Bagas pun mulai beranjak, urusan bisnisnya sudah selesai.
Bagas memasuki mobilnya setelah Roni membukakan pintu, menghela nafas lelah "Bagaimana dengan wanita itu Ron..?"
"Umpan sudah termakan tuan" jawab Roni.
Bagas tersenyum sinis "Tapi tuan bagaimana jika dia tau ini ulah kita"
"Ini ulahnya sendiri Ron, kita hanya membuka jalannya saja dia bahkan sudah melakukannya sejak dulu, setelah semua terbuka maka perlahan aku akan terlepas dari semua ini, akan ku buat dia menyesal"
.
.
Sudah dua hari Kanaya tak lagi terganggu dengan kehadiran Bagas, setidaknya ia bisa bernafas lega.. Benarkah? tapi kenapa ia merasakan ada sesuatu di sudut hatinya yang terasa.. Rindu..
Kanaya menggeleng tidak tidak mungkinkan ia merindukan Bagas, Kanaya menepuk pipinya apa yang kau lakukan Kanaya memikirkan suami orang lain.
"Selamat datang.." seruan penjaga pintu yang membuka pintu dengan senyuman.
Kanaya mengarahkan pandangannya kearah pengunjung yang baru saja datang, seorang wanita dengan anak kecil di dalam trolinya duduk dekat jendela dan membelakangi nya, Kanaya berjalan mendekat membawakan buku menu, terdengar celotehan dari anak kecil tersebut "Mama... papa?"
"Papa lagi kerja sayang, nanti ya papa pulang" Kanaya menghentikan langkahnya, suara itu..?
Kanaya menyiapkan diri.. bukannya lambat laun ia akan kembali bertemu dengan semua masa lalunya, maka kapan pun ia harus siap bahkan sekarang "Selamat siang, saya membawakan daftar menunya, silahkan" Wanita tersebut sedikit tercengang lalu bangkit dari duduknya.
"Aya.." Benar wanita itu Anina.
Kanaya hanya tersenyum mengangguk "Silahkan dilihat lihat nyonya disini tersedia berbagai menu, kue, cake, kopi, jus, spagheti...." Kanaya bahkan berbicara seolah tak pernah mengenal wanita dihadapannya.
Anina terlihat tegang dan tergagap "Sa.. saya.. pesan Milkshake coklat sama dua cake strawberry"
Kanaya mencatat "Adalagi nyonya?" Anina menggeleng "Baik ditunggu pesanan nya"
"Aya.. bisa kita bicara?" Anina menyentuh tangan Kanaya, saat Kanaya akan pergi.
"Maaf nyonya saya sedang bekerja" Kanaya melepas tangan Anina sambil tersenyum,Kanaya melihat dari ujung matanya bocah kecil yang sedang berceloteh, hatinya terasa tercabik, begitu mengingat anak itu hasil dari perbuatan Anina dan Bagas.
Anina ingin bertanya mengapa Kanaya bisa bekerja di sana sebagai pelayan apa yang terjadi pada Kanaya?
Anina memandang sendu Kanaya yang bersikap seolah tak mengenalnya, Anina ingin memeluk Kanaya dan mengatakan jika dirinya merindukan Kanaya, dan melimpahkan semua keluh kesahnya.
Pandangan Anina teralihkan keperusahaan di depannya perusahaan Bagas tepat di sebrang cafe tempat Kanaya bekerja, Anina baru saja keluar dari rumah sakit karna Queen sudah boleh pulang dan begitu melintasi kawasan perkantoran Bagas ia ingin berhenti sejenak, berharap bisa bertemu Bagas, sehingga itu akan membuat Queen senang,maka ia memutuskan untuk duduk sebentar di cafe dekat kantor Bagas.
Tapi nyatanya ia bertemu Kanaya, apa Bagas juga sudah bertemu Kanaya,apa itu alasan Bagas memberinya waktu satu bulan untuk mengungkap semuanya tentang Queen.
Apa ia sanggup melepas semuanya dalam waktu satu bulan,yang Anina tau ucapan Bagas tak pernah main main.
Anina mendesah, benar seperti apapun menutupi pada akhirnya semua akan terungkap, tapi setidaknya ia ingin bertahan sebentar lagi demi Queen, ia hanya takut Queen benar benar kecewa sosok Ayah yang selama ini selalu ia rindukan ternyata bukan Ayahnya.
Tanpa disadari semakin lama Anina bungkam, semakin dalam ia menyakiti Queen.
________
Like..
komen ..
Vote..
🌹🌹🌹☕☕☕