Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Assalamualaikum..."Ucap Dika sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah Laura.
Setelah menunggu beberapa saat,pintu rumah pun terbuka.
"Ibu...Laura dimana?,apa dia ada di dalam?,saya telpon semalam,gak ada satu pun panggilan saya yang dia angkat."Ucap Dika lagi.
"Laura sudah tidak tinggal lagi dirumah ini,Dika".
"Dia sudah pergi,saya gak tau dia kemana,dia sudah mengikhlaskan rumah ini,untuk saya".
"Lebih baik kamu pulang saja,dan 1 lagi,Laura bilang,dia membatalkan pernikahan kalian berdua."Balas ibu tiri Laura.
Setelah itu dirinya langsung masuk ke dalam rumah,dan menutup pintu rumah.
"Loh bu...bu...buka pintunya,gak bisa dong kaya gini bu".
"Tolong izinin saya ketemu sama Laura,bu.Laura pasti ada di dalam,kan?".
"Laura gak mungkin pergi,disini rumah dia".
"Dia gak bisa membatalkan pernikahan ini begitu aja,semuanya sudah diatur,dan seminggu lagi kita akan menikah."Teriak Dika.
"Kenapa???,kamu gak terima kalo Laura membatalkan pernikahan ini?"Ibu tiri Laura,keluar lagi setelah mendengar teriakan Dika.
"Kamu merasa rugi?,dari segi apa?,semua keperluan untuk pernikahan kalian,bukankah Laura yang membiayainya?!".
"Saya sadar sekarang...hanya karena nafsu sesaat saya harus kehilangan seorang anak yang baik seperti Laura".
"Dan kamu tau?,bahkan Laura sudah enggan untuk membiayai kehidupan saya,jika seperti ini saya harus bagaimana?".
"Lebih baik kamu pergi saja Dika,hubungan kita juga berakhir sampai disini."Ucap ibu tiri Laura.
"Gak...gak bisa kaya gitu,saya gak terima,Laura mencampakkan saya begitu saja,lalu ibu juga mau mencampakkan saya,sama seperti Laura?".
"Kamu masih belum sadar juga,Dika?,wajar Laura mencampakkan kamu,karena kamu sudah mengkhianati nya".
"Kita berdua sudah mengkhianati Laura,setelah semua ini,kamu masih berharap Laura mau sama kamu?!".
"Laura bukan wanita yang lemah,Dika.Saya kenal baik,seperti apa dia."Ucap ibu tiri Laura lagi.
"Sebaiknya kamu pulang,tolong jangan menambah beban pikiran saya,saya pusing memikirkan,kedepannya kehidupan saya seperti apa".
"Siapa yang mau menafkahi saya".
"Saya yang akan menafkahi ibu,kita sudah terlanjur bu,bukan kah lebih baik kita menikah?"Ucap Dika.
"Menikah sama kamu?,kalo pun saya harus menikah,saya akan mencari pria yang kaya,bukan seperti kamu."Jawab ibu tiri Laura.
"Tidak...ibu harus menikah dengan saya,saya tidak terima,Laura boleh lepas dari tangan saya,tapi ibu,tidak boleh".
"Lihat saja,selama ini saya selalu menumpahkannya di dalam,dan saya tidak menggunakan pengaman apapun,jika ibu subur,saya yakin ibu akan hamil".
"Dan jika seperti itu,mau tidak mau,ibu harus menikah dengan saya."Ucap Dika dengan percaya diri.
"Terserah kamu."Ucap ibu tiri Laura,meninggalkan Dika begitu saja di luar rumah.
Dika tersentak,karena ibu tiri Laura,menutup pintu dengan keras.
...****************...
"Laura baru saja bangun dari tidurnya,setelah sholat subuh,ia tertidur kembali.
Laura mengambil ponselnya,ia melihat banyak panggilan tak terjawab dan juga pesan dari Dika.
Laura enggan untuk membaca isi pesan dari Dika,ia langsung menghapusnya tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Hmmm...kita mulai dari mana dulu yaa,,semangat Laura."Ucap Laura.
Ia berjalan keluar dari kamar,dan mengelilingi semua ruangan di dalam apartemen ini.
Maklum saja,semalam ia sangat lelah,sehingga tidak sempat untuk melihat keseluruhan dari apartemen milik Arya.
Ting nong,ting nong....
Laura merasa heran karena mendengar suara bel dari pintu apartemen ini,ia bertanya-tanya siapa yang datang sepagi ini.
Tidak ada yang tau Laura berada disini,terkecuali Arya.
Tanpa menunggu lama,Laura pun segera membukakan pintu.
"Selamat pagi nona Laura,saya bi Sarti yang di tugaskan pak Arya,untuk membantu dan menemani nona Laura disini."Ucap wanita tersebut.
"Pagi bi,mari silahkan masuk."Balas Laura.
"Jadi apa yang bisa bibi kerjakan non?"Tanya bi Sarti.
"Hmmm apa yaaa...saya juga bingung".
"Non Laura sudah sarapan?"Tanya bi Sarti lagi.
"Belum sih bi."jawab Laura,sambil menggaruk tengkuknya.
"Kalo gitu biar bibi buatkan sarapan dulu non,bibi izin ke dapur yaa."Ucap bi Sarti.
Laura mengangguk.Kemudian ia berjalan kembali,masuk ke dalam kamarnya.
"Ponsel aku dimana yaa,perasaan tadi disini."Ucap Laura,berusaha mencari ponsel miliknya.
Setelah menemukan ponselnya,Laura langsung menghubungi Arya.
Di dering yang ke 3,panggilan Laura pun terhubung dengan Arya.
"Halo Arya...kenapa repot-repot nyuruh bi Sarti nemenin aku disini?".
"Kalo bi Sarti disini,terus siapa yang bantuin di rumah kamu?"Tanya Laura.
"Gak usah khawatir Ra...dirumah banyak asisten rumah tangga yang lain,tapi bi Sarti yang aku percaya,untuk nemenin kamu disana".
"Beliau sudah bekerja bersama keluarga aku,dari aku masih SD dulu,beliau sudah seperti ibu aku,Ra".
"Kalo kamu butuh apa-apa jangan sungkan-sungkan minta sama bi Sarti yaaa."Ucap Arya.
"Aku terharu,Arya...kita baru aja ketemu lagi setelah belasan tahun,tapi kamu gak ragu untuk berbuat baik sama aku."Balas Laura.
"Dulu juga kamu gak ragu,untuk temenan dan ada di dekat aku,padahal semua gak ada yang mau deket-deket aku waktu itu."Balas Arya.
"Tenang-tenang yaa disitu,kamu gak usah mikirin apapun,pakai masa cuti yang udah kamu ajukan untuk beristirahat sejenak".
"Kamu juga boleh manggil temen kamu,siapa lagi namanya?,yang waktu itu kamu ajakin meeting bareng dikantor aku".
"Oh itu,si Citra."Jawab Laura.
"Iya dia...kalian keliatannya akrab banget,kamu bisa panggil dia,supaya kamu gak begitu kesepian,Ra."Ucap Arya lagi.
"Iya...makasih banyak yaa,kamu udah baik banget sama aku."Balas Laura.
"Oiya...kapan rencana kamu ke klinik dan juga butik mendiang orang tua kamu?".
"Kalo kamu mau,aku juga bisa bantu,minta seseorang untuk menghandle sementara semuanya di sana."Ucap Arya lagi.
"Gak usah lah Ar...ngerepotin banget,aku gak enak sama kamu."Jawab Laura.
"Gak papa Ra...aku senang,kalo aku berguna buat kamu,kamu manfaatin aku juga,gak masalah."Balas Arya lagi.
"Hahaha...kamu aneh deh,mana ada orang yang dengan sukarela mau di manfaatin sama orang lain".
"Ada...Buktinya,aku."Jawab Arya.
"Yaudah kalo gitu,nanti aku manfaatin kamu sebaik mungkin,hehehe".
"Aku tutup dulu telponnya yaaa."Ucap Laura.
Obrolan diantara keduanya pun berakhir,Laura duduk di sofa yang ada di ruang tengah apartemen Arya,ia juga meletakkan ponselnya ke atas meja.
Laura menghembuskan nafas panjang,ia tidak menyangka,jika kehidupannya akan seperti ini.
Ia tidak menyangka,jika kisah cinta nya akan berakhir seperti ini...
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura