SALAH RANJANG (Pria Buta)

^^H A P P Y R E A D I N G^^

🌹🌹🌹🌹🌹

Setelah mendapatkan telpon dari sang sahabat baik nya Hana langsung bergegas berpakaian.

tadi Fallen sang sahabat menelepon nya untuk ikut memberikan surprise pada sang adik.

Ya, Hana memiliki seorang adik perempuan yang sekarang dia titipkan pada sahabat baik nya, nama nya Tara Andini.

dan sekarang Tara akan berulang tahun yang ke 17 tahun.

Sebenernya Hana ingin Tara hidup bersama nya, tapi saat ini dia rasa itu tidaklah tepat karena situasi nya masih sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Banyak sekali masalah yang harus Hana hadapi dengan sang suami, selain itu Hana juga tidak mau ada yang tau jika dia memiliki adik perempuan karena dia tidak ingin membahayakan keselamatan sang adik tersayang nya.

Setelah selesai berpakaian Hana langsung mengambil tas kecilnya, lalu memasukan dompet dan ponselnya.

dan saat keluar kamar Hana berpas-pasan dengan Arselia yang menatapnya dengan sinis.

"Ibu, lihatlah wanita tidak tau diri ini..dia bahkan pergi tanpa meminta ijin dari suami nya." ucap Arselia dengan senyuman sinis nya.

"Oh ya?, lalu bagaimana dengan seorang gadis yang pulang di jam larut malam? apa itu masih pantas di panggil seorang gadis baik-baik?." balas Hana dengan senyuman tak kalah sinis dari adik ipar nya.

Arselia mengepalkan tangan nya mendengar sindiran kakak ipar nya, ralat dia tidak pernah menganggap Hana kakak ipar nya karena Arselia juga tidak pernah menganggap Gibran sebagai kakak nya.

"Kau!" Arselia melotot.

Hana menarik nafasnya panjang lalu menghembuskan nya kasar.

"Kamu masih muda, lebih baik hentikan kesenangan mu itu, karena semua itu hanyalah sementara, itupun jika kamu tidak ingin menyesal di kemudian hari." kata Hana sambil berjalan begitu saja meninggalkan Arselia.

Hana pernah ada di posisi Arselia, dimana dia terbuai dengan kata cinta dari seorang pria yang di anggap sempurna cinta nya.

dan pada akhirnya pria itu yang menghancurkan segalanya.

Hidup nya, harapan nya dan segalanya.

maka dari itu Hana memberikan peringatan untuk adik ipar nya, terlepas dari sifat Arselia Hana juga seorang wanita, dia tau bagaimana rasanya di campakkan.

"Awas saja, dia akan menyesal karena telah membuat ku marah." gumam Arselia semakin membenci Hana.

Bagi Arselia Hana hanyalah wanita perusak segalanya, gara-gara Hana dia kehilangan sumber uang nya kerena rencana sang ibu gagal, selain itu Arselia juga sekarang harus merasakan patah hati karena kekasihnya memutuskan nya.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kakak ipar mu lebih cantik dari mu, emm.. sayang seperti nya aku akan melepaskan mu karena aku sudah menemukan pengganti mu."

Begitulah ucapan terakhir kekasih nya yang meninggalkan rasa benci Arselia untuk Hana.

dia yakin Hana pasti sudah menggoda kekasih nya.

"Dia telah membuat aku kehilangan Robert, dan karena itu aku juga akan membuat nya merasakan kehilangan, seperti aku." ucap Arselia tersenyum menyeringai.

Di perjalanan nya Hana yang akan ke rumah Fallen menyempatkan untuk berhenti di toko yang menjual bola.

Hana tau adik nya itu sangat menyukai permainan bola basket, maka dari itu Hana memilih bola basket untuk hadiah sang adik.

"Tara pasti suka kado nya." gumam Hana sambil tersenyum.

Setelah selesai dengan kado untuk sang adik Hana kembali meneruskan perjalanan nya, tapi kali ini dia harus mampir dulu ke kantor suaminya.

Meski Gibran masih belum mengetahui jika Hana memiliki seorang adik perempuan tapi Hana harus meminta ijin pada suaminya.

Dia tidak mau Gibran khawatir pada nya.

"Pak tunggu disini sebentar ya, saya keluar nya ngak lama kok." kata Hana.

"Baik nyonya." sahut supir Taksi.

Hana berjalan ke lobby perusahaan sang suami, ini kali kedua nya Hana ke kantor suaminya, dan tentunya identitas nya masih di sembunyikan karena Hana ingin tau berapa banyak musuh suaminya.

"Permisi, saya mau bertemu dengan tuan Gibran." kata Hana sopan.

Resepsionis yang melihat Hana yang kedua kalinya itu tersenyum.

sebelum nya dia pernah bertemu dengan Hana di kantor karena Hana mengatakan dia seorang desainer langganan Gibran.

"Silahkan nona, anda sudah di tunggu di ruangan CEO." jelas sang resepsionis dengan sopan.

Hana berjalan ke arah lift setelah mengucapkan terima kasih pada resepsionis tadi.

setelah keluar dari lift Hana berjalan ke arah ruangan CEO, dia melihat sekertaris Gibran yang sedang hamil besar dan itu seketika membuat nya tersenyum senang.

"Aku akan menggantikan nya, ya dengan begitu aku bisa selalu ada di dekat suami ku." batin Hana.

"Berapa bulan mbak?." tanya Hana sopan saat melihat wanita hamil yang menjadi sekertaris suaminya itu.

"Tujuh jalan delapan mbak." jelas Sekertaris itu sopan.

Hana mengangguk kecil, itu tandanya tidak lama lagi sekertaris itu akan mengambil cuti melahirkan, dan setelah itu dia bisa bekerja lagi sekaligus bisa terus di samping suaminya.

"Wah, sebentar lagi lahiran dong mbak, selamat ya, semoga lahiran nya lancar." kata Hana lagi.

"Amin mbak, makasih ya." balas sekertaris sambil tersenyum.

Setalah obrolan kecil itu Hana langsung masuk, dan saat melihat ruangan suaminya Hana mengerutkan keningnya aneh.

"Loh kok se___" ucap Hana tidak melanjutkan ucapan nya karena melihat Gibran yang ada di belakang nya.

Ternyata Gibran bersembunyi di balik pintu, dan tentunya dia mendengar kan obrolan Hana dan sekertaris nya tadi.

"Ngagetin tau!" kesal Hana sambil memanyunkan bibirnya sebal.

Gibran tersenyum lalu menarik Hana ke pelukan nya.

"Kaya nya ada yang kangen nih." kata Gibran yang memeluk Hana.

Hana melepaskan pelukannya, lalu berjalan ke arah sopa karen tidak mau ada yang mendengar obrolan nya, tentu nya dengan bibir yang masih manyun.

Dan itu tentu saja membuat Gibran gemas dan langsung menyambar bibir Hana dengan bibirnya.

ciuman pun menjadi akhir dari kegemassan Gibran pada sang istri.

Hemphh..

Hana yang tidak siap mendapatkan serangan ciuman dadakan itu hampir kehilangan nafas nya, membuat Gibran menghentikan ciuman nya lalu mengelap bibir Hana yang basah dengan sapu tangan nya.

"Dasar Mr Hot." kata Hana kembali memanyunkan bibirnya.

"Habisnya kamu manyun terus, kalau kaya gitu ya jangan salahkan aku kalau aku kegoda." sahut Gibran menyebalkan.

"Aku mau pergi ke rumah teman." akhirnya Hana mengatakan niatan minta ijin nya.

"Kapan?." tanya Gibran.

"Aku antar ya." lanjut Gibran.

Hana menggelengkan kepalanya.

"Hari ini, tapi aku pulang nya malam ngak papa kan?" tanya Hana.

Gibran terdiam nampak menimbang, membuat Hana langsung memeluk suaminya dan melingkarkan tangannya di pinggang sang suami.

"Urgent sayang, aku kesini buat minta ijin, ada yang ulang tahun, dia adik aku dan adik teman ku juga, jadi aku mau bantu buat bikin kejutan nya." jelas Hana lagi.

"Boleh ya, boleh." Kali ini hanya menciumi leher suaminya, membuat Gibran kegelian dan langsung tersenyum.

Gibran menatap Hana, membuat Hana ikut memperlihatkan senyuman terindah nya.

"Boleh, asal pulang nya tidak boleh larut malam, dan nanti aku yang akan menjemput nya, bagaimana." ucap Gibran.

Hana langsung mengangguk cepat.

"Terimakasih suamiku, aku menyayangimu." kata Hana langsung bangkit dari duduknya.

Gibran yang melihat Hana ingin keluar dari ruangan itu berdehem, dan hal itu membuat Hana menghentikan langkahnya dan berbalik melihat suaminya.

Cup..

"Aku akan merindukan mu." kata Hana yang mengecup singkat bibir suaminya.

"Aku juga." balas Gibran sambil tersenyum.

__________

🌹🌹🌹🌹🌹

Part ulang tahun Tara ada di cerita Fallen dan Bastian ya🤗

Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️