Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
'Kami memiliki permintaan'
"Apa?"
'Bisakah kamu, menguburkan jasad kami secara layak? Dan kami juga, ingin diam di gunung tempatmu tinggal? Kamu dari gunung bukan?' Itoku mengerutkan dahinya
"Bagaimana kamu tau, aku tinggal di gunung? Apa wajahku terlihat seperti kera sakti, yang tinggal di gunung huaguo?"
TIDAAAAKKK, KENAPA ITOKU JADI SEPERTI INI?
'Kamu bukan bagian dari kami, kami sadar itu. Karena kamu dengan mudahnya merubah diri dan juga, kamu tidak terpengaruh pada benda yang menempel pada b*jingan itu. Dan bukankah rata-rata, siluman tinggal di gunung? Hanya menebak saja...' jawab salah satu roh
"Lalu, aku apa?" tanya Itoku
'Kamu siluman kan?' Itoku menaikkan kedua alisnya, sepertinya ia tertarik dengan pembahasan ini. Ternyata ada juga roh yang pintar, Itoku menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Ia melipat kedua tangannya di depan perut, dengan duduk bersila.
"Rupanya kamu tau banyak, perihal kaummu dan kaumku. Apa tujuanmu?" tanya Itoku
'Tak ada, aku hanya ingin menikmati takdirku.' jawabnya, Itoku menganggukkan kepalanya
"Apa kalian tak ingin melihat dengan keluarga kalian dulu, sebelum aku mengirim kalian ke gunung?" tanya Itoku, terdengar kekehan dari beberapa roh
"Kenapa?" tanya Itoku
'Tak ada keluarga, tak ada yang mencari. Karena kami semua adalah orang-orang, yang di buang pada saat masih hidup. Tak ada yang menginginkan kami, jadi tak ada yang ingin kami temui.' Itoku bisa melihat luka di tatapan mata roh tersebut
"Baiklah, aku akan mengirim kalian ke sana. Jangan membuat ulah, dengan kaum kalian yang sudah ada tinggal terlebih dahulu di sana." Para roh mengangguk cepat
Hanya dengan sekali jentik, para roh dan juga jasad mereka sudah berpindah tempat. Termasuk... mmm... daging merah itu, haish. Tak lupa guru mesum, ia juga tentunya dijadikan budak oleh Itoku.
PLOP
.
.
"Kamu sudah kembali?" tanya Glenna, yang baru saja tiba
"Kamu baru pulang? Dari mana?" tanya Itoku balik
"Mall" jawab Glenna singkat, dengan wajah tanpa dosanya
"Setelah kamu mengumpankan aku, pada guru mesum bin psikopat itu. Kamu malah enak-enakan jalan-jalan ke mall, apa kamu tidak tau. Kalo aku hampir di perkosa, membayangkannya saja aku tak sanggup. Tak kuasa bila perjakaku di renggut oleh makhluk, yang sama-sama memiliki pedang. Beruntung ada para roh, dari korban si br*ngsek. Mereka memberitahukan bila aku jangan sampai meminum, minuman yang diberikan oleh anak monyet itu. Parahnya, apa kamu tau?"
"Tidak" Glenna menggelengkan kepalanya, membuat Itoku semakin kesal.
"Dia psikopat gila, yang hobby mengumpulkan kelamin wanita. Dia menyimpannya di laci nakas, yang ada di kamar. Itu sangat.... HUWEk" Itoku kembali ingin memuntahkan isi perutnya, saat membayangkan benda itu.
"Ck, nih" Glenna menyodorkan semua kantong kresek dan beberapa paper bag pada Itoku
"Apa?" Itoku melihat satu per satu isinya. Tak lama kedua matanya berbinar, saat melihat semua makanan yang ia sukai.
"Ini semua untukku?" tanya Itoku. yang sudah seperti bocah mendapatkan arumanis. Matanya berbinar, ia tau apa isinya dari bau yang tercium olehnya. Karena kesal, ia tidak fokus dengan indra penciumannya.
"Ya, itu sogokan. Agar kamu tidak mendumel terus, padahal aku tau bila kamu sudah berhasil menyingkirkan pria itu." jawab Glenna
"Kamu benar, aku menjadikan dia salah satu budak ku di gunung." balas Itoku, membuat Glenna mengangguk
"Tadi kamu bilang, dia mengoleksi kelamin wanita. Apa dia sudah gila? Beruntung aku jadikan kamu umpan, ga kebayang kalo Indi jadi korbannya. Terima kasih Itoku" ucap Glenna
Itoku hanya mengangguk-anggukkan kepala nya, ia tak peduli dengan ucapan Glenna. Ia memilih segera ke dapur dan mengeluarkan, isi dari kantong kresek dan paper bag. Glenna tertawa kecil, mudah sekali membuat mood Itoku kembali baik.
.
.
Hari yang tidak di tunggu pun tiba, para murid fokus dengan soal yang ada di atas meja. Terlihat ekspresi berbeda-beda dari wajah-wajah para murid, lebih banyak yang terlihat frustasi. Dibandingkan dengan wajah santai, nampaknya apa banyak soal yang tidak sama dengan apa yang mereka hapalkan.
'APES, apa yang gue pelajari ga ada yang keluar. MAMPUSSS'
'Gue ga ngerti'
'Apalah ini soal, dia seperti sedang mengejekku.'
'Bagaimana bisa, apa yang sudah aku pelajari. Tidak sama dengan sola yang keluar, rasanya kepala ini mau pecah. hiks'
'Sudahlah, pasrah. kurasa tang tung tung, solusi paling baik untuk soal pilihan ganda.'
'Bisa-bisa aku di kirim ke barak militer sama kang Dedi, huwaaaaaa.'
Glenna menggelengkan kepalanya, mendengar curhatan teman sekelasnya.
'Apa sebaiknya aku ajak mereka untuk belajar bersama, setiap pulang sekolah?' Glenna menghembuskan nafasnya pelan
Padahal ia sudah menyelesaikan soal, dari 10 menit yang lalu. Namun ia memilih diam, menunggu temannya yang lain.
Setelah 65 menit....
TEEEEETTTT
"Waktu habis, kumpulkan lembar jawaban secara estafet ke depan." ucap sang guru
"Belum selesai buuu"
"ADDDUHHH GUSTIIII"
"Ga ada alasan, cepat kumpulkan. Kalian di beri waktu istirahat 30 menit. Sebelum ulangan selanjutnya, cepat cepat" para murid pun pasrah, mereka segera mengumpulkan lembar jawaban mereka.
"Semoga hasilnya memuaskan ya, ayo semangat" ucap pak guru, sebelum ia keluar dari kelas
"Pelajaran selanjutnya Matematika, aku akan mengajari kalian walau hanya sebentar. Dan sepulang sekolah, aku juga akan mengajari kalian untuk ulangan besok. Apa ada yang mau?" ucap Glenna, mendengar hal itu. Tentu saja teman sekelas Glenna tersenyum, kelas yang hanya berjumlah 20 murid itu. Segera membentuk posisi bangkunya menjadi lingkaran, Glenna tersenyum. Senyuman yang membuat semuanya terlena, sedangkan Itoku memilih tetap di belakang Glenna.
Glenna yang duduk kedua dari belakang, langsung berdiri. Di dinding belakang, juga ada papan tulis.
"Ok, kita mulai dari bab awal. Gue bakal kasih kalian rumus mudah, yang udah gue buat sendiri. Jadi..." semua teman sekelas Glenna, gegas membuka halaman yang di maksud oleh Glenna.
Glenna memberikan satu soal, di setiap rumus yang sudah ia jelaskan. Beruntung semua temannya langsung paham, karena apa yang di jelaskan Glenna. Benar-benar sangat mudah, juga cepat nyangkut di otak mereka. Waktu istirahat, benar-benar dibuat untuk belajar. Tak ada yang punya niatan untuk ke kantin, lagipula masih terlalu pagi untuk makan siang.
Setelah 20 menit, Glenna menjelaskan dan juga memberi soal. Ia meminta buku teman-temannya, untuk ia periksa. Dengan cepat Glenna mengecek satu per satu, hanya butuh 7 menit.
"Ok, semuanya benar. Semoga apa yang gue terangin, keluar di soal ulangan selanjutnya ya." semua murid tersenyum
"YESSSSS, TERIMA KASIH GLEN" Glenna mengangguk
Begitu bel terdengar, para murid mengembalikan bangku ke posisi semula. Kini wajah teman sekelas, terlihat lebih percaya diri. Begitu soal di berikan, benar saja. Teman sekelas Glenna bersorak kegirangan, karena apa yang di jelaskan Glenna semuanya ada. Dengan soal berbeda tentunya, mereka mengerjakan dengan semangat dan senyuman yang menghiasi wajah.
Pengawas mengerutkan dahinya, ia melihat wajah-wajah yang berbeda saat ini.
'Sepertinya mereka sudah belajar keras'
Hanya dalam waktu 45 menit, semua sudah selesai. Cukup membuat pengawas terkejut, dia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Glenna hanya tersenyum, karena ia sudah selesai dari 15 menit setelah soal di bagikan. Indi menoleh, dan mengacungkan dua jempol ppada Glenna.
"Kamu hebat Len"
"Ck"
...****************...
Terima kasih yang mendukung sampe sini❤️❤️❤️, semoga makin semangat nulisnya. Meski sedang berada di titik jenuh😁
...Happy Reading All...
lanjuttt mak,,,
semangat terus kak /Determined/