Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Hujan gerimis masih setia menemani hari itu hingga siang menjelang. Hari itu adalah hari terakhir try out sebelum dilaksanakannya ujian nasional sekitar tiga minggu lagi.
Retta mengeratkan jaketnya yang menutupi tubuhnya. Tas sekolahnya masih berada di atas pangkuannya. Dia menunggu taksi online di halte dekat perempatan.
Abel, sahabat Retta memanggilnya ketika melihat sahabatnya masih berada di halte.
"Belum datang jemputan lo Ta?" tanya Abel sambil melongokkan kepala keluar dari jendela mobil. Abel memang diantar jemput supir setiap hari.
Retta menoleh dan mendapati sahabatnya itu tak jauh dari tempatnya duduk. " Belum. Mungkin sebentar lagi." Jawab Retta sambil tersenyum.
Abel memperhatikan Retta dan sekelilingnya dengan seksama. Dilihatnya ada enam orang disana. Ada lima cowok yang ada di halte tersebut. Dua orang sepertinya berasal dari SMA PB (Putra Bangsa), sedangkan tiga sisanya merupakan adik kelas Abel. Mereka tengah bergurau sambil tertawa-tawa di ujung halte, sedangkan Retta cewek sendiri yang berada di ujung halte satunya. Abel mengernyitkan dahi.
"Naik Ta, gue antar pulang!" pinta Abel.
Retta menggeleng dengan cepat. Tidak mungkin dia akan menerima tawaran Abel untuk mengantarnya pulang. Rumah mereka berseberangan arah. Bisa dikatakan rumah Abel lebih jauh dari sekolah dibandingkan rumah Retta.
Retta membutuhkan sekitar 30-40 menit untuk sampai ke sekolah. Sementara Abel, dia membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke sekolah. Jika dia harus mengantar Retta pulang, bisa dipastikan akan menghabiskan waktu sampai dua jam baru tiba di rumah.
Retta benar-benar tidak mau merepotkan sahabatnya. Selain itu, hingga detik ini tidak ada yang mengetahui status pernikahannya dengan Vanno selain para sahabat Vanno yang kebetulan bertemu dengannya di rumah waktu itu.
Setelah meyakinkan Abel dia akan baik-baik saja, akhirnya Abel mau pulang. Hari itu Retta memang tidak dijemput oleh Vanno. Sepulang try out, Vanno segera pergi menuju bandara untuk menjemput orang tuanya. Supir keluarga sedang sakit, hingga Vanno harus menjemput orang tuanya sendiri.
Dari pagi Retta merasa tidak enak hati. Entah kenapa hatinya merasa gelisah. Tangannya terus bergerak kesana kemari untuk menghilangkan rasa cemas yang entah apa penyebabnya.
Retta mengambil air minum yang ada di tasnya. Dia meneguk pelan dan menatap botol air yang berada di tangannya.
Beberapa cowok yang ada di halte tersebut memperhatikan Retta. Mereka saling membisikkan sesuatu hingga terbit senyuman smirk pada bibir mereka.
Dua orang dari kelima cowok tersebut berjalan mendekati Retta. Setelah sampai di dekat Retta, salah satu dari kedua cowok tersebut mendudukkan diri di dekat Retta, sedangkan yang satunya tetap berdiri di sampingnya.
"Mau diantar pulang?" tanya seorang siswa dari SMA PB. Retta menoleh dan terkejut. Dia tidak menyadari kedatangan dua orang laki-laki yang kini berada di sampingnya.
Seketika Retta menggeleng. "Tidak usah, terima kasih." Jawabnya sopan sambil menggeser tubuhnya sedikit menjauh.
"Hujan gini sulit cari angkot," kata cowok yang masih berdiri. "Gue sering lihat lo diantar jemput sama cowok PB. Lo pacaran sama anak PB?" Lanjutnya.
Retta semakin beringsut mundur. Dia segera menggelengkan kepala sebagai jawabannya.
"Nggak usah bohong deh, gue tahu itu motor yang sering antar jemput lo punya siapa. Punya Vanno kan?" tanya cowok yang pertama. "Lo punya hubungan apa sama Vanno?" lanjutnya dengan tatapan mata penuh intimidasi.
Deg.
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Maaf agak lambat up nya,...