NovelToon NovelToon
My Cinderella

My Cinderella

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏

Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23.

Jelly bisa merasakan tatapan ayah tirinya yang terus menerus mengawasinya dari balik kacamata yang berbingkai biru navy dibelakang ibunya.

"Aku baik- baik saja, Dad."

Ibunya menoleh ke arah ayah tirinya dan berkata," Dia harus ikut bersama kita."

Jelly menatap keduanya."Mama, apa maksudnya?"

Ester Mu terdiam sesaat, lalu mengangguk." Ya, sayang sebenarnya. "

"Oh." Jelly mengerjap sekali."Kalau begitu Aku akan tetap disini dan menantimu kembali."

"Oh, tak bisa. Kau akan ikut kami," sela Ester Mu." Dan, lagipula Aku perlu mendengar alasanmu bisa berada di Hongkong secara tiba-tiba."

Tubuh Jelly langsung terasa dingin.

"Ayo, kita tidak boleh terlambat." Ester Mu menepuk bahu Jelly yang mematung setelah ibunya mengunci pintu dan berjalan lebih dulu.

"A.. aku.. " Jelly melangkah tersendat.

"Santai saja. Hanya sebuah acara kecil bersama para pemain tenis meja profesional di studio kecil." Ester Mu menggamit Jelly dan mengajak gadis itu untuk berjalan di belakang ayah tirinya.

Jelly terpaksa menurut.

"Ayah tirimu menjadi seorang pelatih baru," cerita ibu kandungnya begitu bersemangat."Sejak tahun lalu. Dan, kau harus melihatnya sebagai putri sambung terbaiknya."

Jelly menggeleng.

"Luar biasa, bukan?" Ester Mu tersenyum dan terus berbicara panjang lebar."Disana kau akan jumpa Reina adik sambungmu dan Reiko adik tirimu yang terkecil. Kau harus meluangkan waktumu untuk lebih dekat dengan keluargamu yang lain.Ku yakin mereka akan menyukaimu dan kau pun akan menyukai kedua adikmu itu."

Bagaimana aku bisa menyukai saudari- saudari tiri yang selama ini belum Aku kenal sebelumnya? Ah, tentu saja. Aku harus menerima mereka untukmu...

*****

"Seuntai kata kiasan cinta, takkan pernah sirna dari sepasang mata indahmu, ku tahu langit akan lebih berpihak kepadaku..Oh, datanglah sayang.. Ku ada disini.. " Oscar Liu mencoret kertas di atas kasurnya. Ia memilih tinggal di apartemen sore ini.

Pandangannya sebentar- sebentar menerawang, dan sementara bibirnya bergerak-gerak mencari kata- kata yang sesuai untuk lirik barunya. Oscar melipat kaki dan menempelkan violin di bahunya. Ia sudah siap menggesekkan busur pada senat ketika ia bisa mendengar bel di luar pintu apartemennya berbunyi.

"Aku tidak tahu kau akan datang secepat ini." Oscar memiringkan tubuhnya agar Robin Zhang sahabat baiknya bisa masuk.

"Wah! Sederhana tapi berkelas." Robin Zhang telah mengamati keadaan apartemen Oscar Liu sambil bersedekap."Aku suka gayamu, kawan."

"Apa pun," sahut Oscar Liu tidak peduli.

"Hei, jangan lupa untuk menyuguhkan sebotol wine untukku sebagai tamu pertamamu di Hongkong." Robin Zhang mengingatkannya sebelum Oscar Liu melemparkan bantal sofa kepadanya.

"Kenapa?"

"Tidak, ada apa-apa. Silakan.. "

Oscar Liu menaruh sebotol wine dan dua gelas kaca di meja tamu di depan Robin Zhang yang saat ini sedang menatapnya.

"Ada apa?"

"Seseorang ingin bertemu denganmu."

Oscar Liu bergeming. Ia menatap balik sahabatnya dengan mata disipitkan, lalu menggeleng. Tidak. Oh, jangan...

"Hai." Sebelum Oscar Liu bisa bertanya, suara gadis di balik pintu membuatnya menoleh.

Oscar Liu mematung sambil menggertakkan giginya. Nyeri kembali menghimpit dadanya saat ia melihat gadis dalam balutan gaun Oranye selutut itu sedang menatapnya juga. Tetapi ia segera mengendalikan diri dengan berkata,"Selina... "Suaranya terdengar rendah saat memalingkan wajah.

"Bagaimana kabarmu?" Belum sempat Oscar Liu menjawab pertanyaan itu, Selina Tan sudah maju dan mengalungkan kedua tangan di lehernya. "Aku sudah sangat merindukanmu."

Oscar Liu segera melirik Robin Zhang di sofa sambil menahan diri.

"Dia memaksaku di bandara," ungkap Robin Zhang tanpa suara, merentangkan kedua tangan, lalu pria itu menjatuhkan kedua tangannya ke sisi celana.

"Kenapa kau menghindariku seperti ini, Oscar?" tanya Selina Tan menarik tubuhnya dari Oscar Liu.

Robin Zhang berdeham."Baiklah, aku akan pergi dari sini untuk kalian supaya Aku tidak menjadi obat nyamuk."

"Rob, tunggu, " cegah Oscar Liu.

"Nikmati saja," bisik Robin Zhang sebelum menutup pintu. Mendengarnya, Oscar Liu hanya mampu untuk menggerutu samar.

"Kau kesini untuk menonton konser Andy Lau?"

"Ya.Di Victoria City, sebenarnya." Oscar Liu dengan cepat memindahkan kertas- kertas coretan lirik lagu barunya di kasurnya ke meja, saat Selina Tan duduk di sisi tempat tidur.

"Aku juga membeli tiketnya, " kata Selina Tan pelan sambil meremas sprei.

Oscar Liu mengedik."Aku tidak tahu kau menyukai Andy Lau, "katanya setelah duduk di sisi gadis itu.

"Aku mendengarkan musiknya setiap kali aku ingat padamu."

Oscar Liu terdiam. Meski Selina Tan berbicara tanpa menatapnya, tapi ia tahu gadis itu bersungguh- sungguh."Benarkah?"sahutnya terdengar acuh tak acuh.

Selina Tan mengangguk. Rambut cokelat sepinggang kecilnya bergerak mengikuti gerakannya.

"Bagaimana kabarmu, Sel?"

Selina Tan menoleh dan tersenyum."Aku sangat baik," katanya lembut."Aku senang kau menanyakannya."

"William?"

Senyuman di bibir gadis itu langsung menghilang." Dia juga sangat baik,"sahut Selina Tan pelan sambil memalingkan wajah.

"Kalian bersenang-senang?"

"Oscar, Aku datang kesini bukan untuk bicara tentang William."

"Kenapa? Dia tunanganmu."

Selina menoleh dan menggeleng ke arahnya."Apa kau akan selamanya seperti ini?"

Oscar Liu menarik napas dan menghembuskannya sambil bangkit. Ia berjalan ke meja dapur dan buka laci tempat penyimpanan cangkir, teh, susu, dan kopi sachet diletakkan. "Kopi?" tawarnya membelakangi gadis itu.

"Teh Thailand, ada?"

Otomatis bahu Oscar Liu merosot. Ia berputar dan menatap heran ke arah Selina Tan."Teh Thailand? Sejak kapan?"

"Banyak yang berubah," jawab Selina Tan lirih sampai Oscar nyaris tak bisa mendengarnya."Setelah kau pergi, banyak hal yang berubah,"katanya lagi. Ada ketegasan dalam nada suara gadis itu membuat Oscar Liu tidak langsung menyahut

"Oke, teh Thailand." Oscar Liu berbalik lagi sambil menekan geraham.

"Kau pasti menganggapku aneh, Aku tahu itu. Kau selalu tertawa saat kukatakan betapa mualnya Aku setiap mengendus aroma teh apapun itu... "

"Selina," potong Oscar Liu sambil menahan napasnya sebentar."Sebenarnya apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku.. eh.. "

Oscar Liu tidak ingin gadis itu mengungkit-ungkit hal yang sudah menjadi masa lalu mereka."Aku tidak mau William berpikir macam- macam bila ia tahu kau... "

"Dia tidak tahu," kata Selina Tan cepat sambil berdiri.

Oscar Liu menggeleng dan memejam."Selina, Aku tidak ingin menemuimu,"kata laki-laki itu akhirnya. Suaranya terdengar dalam dan pelan namun tegas. "Aku tidak bisa. "

Embusan napas berat Selina Tan terdengar."Bisakah kau katakan sekali lagi? Dan, jelaskan alasanmu itu menghindariku?"tanya Selina Tan gemetar.

"Aku tidak ingin menemuimu.."

"Jangan," potong Selina Tan singkat."Jangan bicara dengan membelakangiku."

Oscar Liu menoleh dan menatap gadis yang sudah berdiri di depannya.

"Katakan hal itu di depanku."Mata Selina Tan mulai berkaca- kaca setelah mengucapkan kalimat itu. " Katakan sekali lagi, Oscar."

Bersambung!!

1
Gabriel Higang
Lumayan
Gabriel Higang
Luar biasa
Bryan Kennedy
semangat thor cerita novel mu bagus😎
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku VR: Gamers Handal
Bryan Kennedy
Un'opera fenomenale che vale la pena leggere
anggita
☝+👍 dukungan utk novel baru. moga lancar.
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻: terimakasih untuk dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!