Menikahi Tuan Muda Idiot

Seperti pagi pagi sebelumnya karin akan bangun lebih awal untuk mandi dan bersiap-siap melakukan pekerjaan nya dirumah yang bak istana itu.

Hal yang pertama ia lakukan adalah menyiapkan bahan-bahan masakan yang akan ia masak untuk sarapan nanti, dibantu oleh para maid juga pastinya.

"Nona, biar kami saja" Ucap seorang maid ingin membantu karin mengupas kentang.

"Tidak apa apa, kau boleh menggoreng ati ayam nya dulu" Balas karin dengan lembut.

Ya hari ini karin akan membuat masakan rumahan yang paling disukai oleh authornya, wkwkw. Sambel kentang campur ati yang pedasnya super duper.

"Masyallah non, itu gak kebanyakan?" Tanya maid melihat karin membelender cabai sangat banyak.

"Jay suka makanan pedas kan bu?" Tanya Karin balik.

"Iya non, tapi ini bisa bikin mulut kebakar" Jawab nya dengan ekspresi takut.

Setelah cukup lama berkutat dengan alat alat dapur karin bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan Jay yang masih pulas setelah semalam memaksa bergadang.

"Jay, ayo bangun ini sudah siang" Ucap karin sambil menggoyangkan tubuh Jay pelan.

"Aku membencimu nona muda Winata, pergilah dari hidupku" Ucap Jay pelan dalam tidurnya.

Karin terpaku mendengar ucapan jay, sebegitu benci kah Jay padanya sehingga dalam tidur sekalipun ia tetap membencinya. Karin menjauh tiba tiba dadanya terasa begitu sesak mendengar ucapan yang Jay katakan.

"Jay, apa kebencian mu sangat besar padaku sampai dalam tidur saja kau tidak menginginkan kehadiranku" Gumam karin lirih.

Karin memegangi dadanya beberapa saat kemudian memutuskan untuk pergi keluar kamar bahkan keluar rumah, pertanyaan beberapa pelayan dan penjaga tidak di jawab oleh karin karena gadis itu berlari dengan sangat cepatnya.

"Aku akan pergi Jay, aku pergi, aku akan meninggalkan kehidupan mu dan melupakan bahwa aku pernah bertemu denganmu" Ucap karin disetiap langkahnya. "Selamanya" Sambung karin terisak.

Tanpa tujuan Karin terus saja berjalan sampai ia tidak mengetahui jika seseorang sedang mengawasinya dari belakang.

Sementara dirumah, Jay baru saja bangun dan siap siap untuk mandi namun sebelum itu ia memandangi kamar sebentar merasakan hawa yang begitu dingin terasa.

"Kemana karin? kenapa dia tidak membangunkan ku" Gumam Jay yang sudah mengambil posisi duduk.

15 menit Jay melakukan ritual mandinya setelah itu ia keluar dari kamar menuju lantai bawah untuk sekedar mengisi perutnya di pagi hari.

"Selamat pagi tuan muda" Sapa pak ratim hormat.

"Dimana karin?" Tanya Jay seraya duduk di kursi yang sudah ditarik pak ratim.

"Maaf tuan saya tidak tahu, tadi saya lihat dia sedang memasak" Jawab pak ratim.

"Lily??" Panggil Jay namun yang datang bukanlah Lily melainkan Oliv.

"Anda membutuhkan sesuatu tuan muda?" Tanya Oliv hormat.

"Kau mengganti nama mu?" Tanya Jay dingin.

"Maaf tuan, Lily sedang tidak ada dirumah dia sedang keluar" Ucap Oliv masih menunduk.

"Pergilah" Usir jay tanpa melihat pada pelayan wanita itu.

Ketika sudah selesai makan sekretaris kemal datang setelah sebelumnya Jay memintanya datang untuk membicarakan sesuatu namun diisi lain Jay juga khawatir dengan keberadaan Karin yang sejak tadi dicari tidak ditemukan.

"Cari karin, dia sudah melancarkan rencana intinya hari ini" Ucap Jay berdiri di depan jendela kamarnya.

"Orang kita sudah mulai bergerak anda jangan khawatir" Balas kemal yang sudah menyiapkan segalanya dari lama.

"Orang sepertinya tidak pantas mendapatkan maaf apalagi pengampunan, jadi habisi saja dia" Tekan Jay yang sudah tersulut emosi.

"Namun sebelum itu ada baiknya kita menemuinya dulu tuan, dia pasti akan sangat terkejut bagaimana kita bisa tahu rencana liciknya" Ucap kemal memberi saran.

"Kau benar, awasi dan beritahu aku" Perintah Jay yang diangguki cepat oleh kemal.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 namun karin tak kunjung kembali ke mansion suaminya, bagiamana bisa? saat ini dengan keadaan yang begitu memprihatinkan. Tubuh terikat dikursi, badan yang basah kuyup dan luka di sekitar wajahnya yang cantik.

"Hikss siapa kau?" Tanya Karin di tengah isakan nya.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang perlu kau tahu hanyalah aku membencimu" Jawab orang berbaju serba hitam dan juga suara yang disamarkan menggunakan sebuah alat.

"Kenapa aku membenciku? apa kesalahanku padamu?" Tanya Karin memberontak.

"DIAM!!!!" Bentak orang itu membuat bulu kuduk karin berdiri.

Bentakan orang di depannya justru membuat karin tertawa, kedua alis di dalam topeng itu tentu mengerut heran melihat karin yang tertawa.

"Teror singkat yang kau berikan membuatku tahu siapa dirimu" Ucap karin sambil tertawa.

"Apa maksudmu?!" Tanyanya Antara kesal dan khawatir.

"PAK RATIM LEPASKAN SAJA" Tekan karin membuat orang di balik topeng terkejut.

"Ayolah pak lepas saja, topeng itu membuat wajahmu yang jelek akan semakin jelek" Ejek karin membuat orang itu benar-benar membuka topengnya.

"Bagaimana kau bisa tahu rencanaku selama ini?" Tanya pak ratim emosi.

"Kau tidak bermain dengan cantik pak" Jawab Karin meremehkan.

PLAKKK

"Awww maafkan tanganku ini nona muda, tapi ucapan anda membuat nya tak tahan" Ucap pak ratim setalah melayangkan satu tamparannya.

"Apa maumu hah?!!" Teriak karin yang mulai tidak tahan.

"Apa yang bisa diharapkan dari anak pembawa sial seperti ku" Ejek pak ratim membuat emosi Karin semakin meluap.

"Katakan dengan benar pak tua" Sungguh karin tidak pernah bicara kasar dengan orang yang lebih tua darinya, tapi pak ratim sudah sangat keterlaluan.

"Andai saja ibumu tidak selingkuh dan memilikimu, pernikahanku pasti akan baik baik saja" Ujar pak ratim lirih.

"Ya, aku tahu kau adalah anak pungut keluarga adijaya dan aku juga tahu siapa keluarga kandungmu yang sebenarnya" Sambung pak ratim.

"Siapa? dimana ibuku?" Tanya karin pelan.

"Dia sudah tiada, karena itu aku ingin kau menyusulnya" Jawab pak ratim seraya menodong pistol di kepala karin.

"Biar kuceritakan sedikit tentang keluargamu, aku dan ibumu adalah sepasang suami istri yang saling mencintai meski umurku dan ibumu terpaut cukup jauh aku tidak mempermasalahkan nya. Namun sungguh ibumu tidak tahu diri, ia selingkuh ketika aku sedang bekerja dan sampai mengandung dirimu. kekesalan dan emosi membuatku menyuruhnya membuang anak ini sebelum kematiannya setelah mengalami pendarahan cukup parah saat melahirkanmu" Ucap pak ratim menceritakan kisah Karin singkat.

"Lalu dimana kesalahanku?" Tanya karin berteriak.

"Kesalahanmu adalah saat aku mengetahui kau anak Anissa dan aku ingin kau mati bersama ibumu" Jawab pak ratim dingin.

"Itu kesalahannya, kenapa aku harus terseret juga padahal akulah yang menjadi korban disini" Teriak karin.

"Diam sebelum peluru dalam pistol ini pindah ke otak mu" Ancam pak ratim semakin menekan pistol dikepala karin.

Dor dor dor

Suara pistol menggema memenuhi ruangan gudang di salah satu bangunan tua itu, karin hanya bisa memejamkan matanya dengan sangat rapat dan berdoa semoga besok ia masih bisa melihat dunia dan suaminya.

LANJUT NANTI YA PULANG PKL🤣🤣

BERSAMBUNG........