[∆Larang meniru karya asli Wuna.Chanz∆] Berlian Gozhali, anak bungsu dari keluarga emas Gozhali gagal lolos ujian kerja di perusahaan, membuat dirinya di siksa dan di tindas oleh keluarganya, Tyno Gozhali, kepala keluarga Gozhali memutuskan untuk menjual Berlian ke seorang Boss Mafia paling berkuasa di negaranya, apakah nasibnya semakin buruk? atau baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wuna.Chanz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
...Beberapa mafia sudah turun ke lobby dengan pakaian formal, Felix melihat mereka lalu berdiri, berbicara dengan lantang yang tidak sabar....
..."Ayo masuk ke mobil Limosin kalian dengan rekan kalian", Valentine berlari kecil ke arah Felix lalu merangkul tangan nya sambil tersenyum ceria, Martin mendekat ke Felix, bersama Windy yang terlihat serius, Felix mengangguk, Felix dan anak buah utama nya, Martin, Valentine, Ruby, Kieran, dan Windy, berjalan menuju Limosin mereka, Felix melamun di sepanjang perjalanan, Windy melihat itu lalu berbicara....
..."Aku gak bakal biarin Berlian bersama organisasi Valen, Berlian rival ku, karena itu aku yang harus mengalahkan nya, tapi Valen mengganggu misi pribadi ku, jadi aku akan fokus mengalahkan Valen, walau aku lemah", Felix terkekeh kecil, Valentine berbicara juga....
..."Jangan khawatir, kita semua di sini buat dukung kamu Win..", Windy tersenyum senang dengan dukungan Windy, Ruby merangkul Windy sambil tersenyum, setelah di dalam mobil, Felix berbicara pada Martin yang mengemudi....
..."Cepat", Martin mengangguk, lalu mempercepat mobil nya menuju lokasi restoran yang di kunjungi Valen dan anak buah nya, singkat perjalanan, saat sampai di restoran itu, Felix segera turun dari mobil tanpa membiarkan Martin membukakan pintu untuknya, Martin sedikit terkejut karena baru saja keluar dari mobil, Felix berjalan terburu-buru masuk ke restoran, melihat Valen, Berlian dan anak buahnya masih di sana, Valen melirik sedikit ke arah pintu terbuka itu, menyeringai licik, Berlian menoleh ke Felix, tersenyum lega melihat Felix hadir di sini, Berlian jelas merasa aman, Felix menghela nafas perlahan, berjalan santai mendekati Valen, mencoba mempertahankan sikap dingin yang biasanya dia gunakan, para mafia Valen menatap tajam ke Felix, memperhatikan setiap pergerakannya memastikan agar Felix tidak melakukan serangan tiba-tiba kepada mereka semua, Felix berdiri di samping Valen, menatap tajam, lalu berbicara dengan tajam dan dingin....
..."Acara makan bersama dengan keluarga?", Valen tersenyum santai, lalu menatap ke depan sebelum menjawab dengan candaan....
..."Ya, sayangnya kamu gak di undang", Felix sedikit tersenyum, tapi seperti senyuman paksaan, menoleh ke Berlian yang masih duduk diam, Berlian menunduk, Felix menyadari sesuatu yang salah pada Berlian, Felix kembali menatap ke Valen, bertanya dengan amarah....
..."Apa yang kamu lakukan padanya?", Valen menoleh ke Felix sebelum memalingkan pandangannya ke Berlian, menjawab dengan terkesan....
..."Kamu begitu teliti 'kakak', aku kira kamu gak bakal nyadar sesuatu yang salah", Felix menghela nafas, kesabarannya mulai menipis dengan candaannya, Valen berdiri, membawa kunci, di sakunya, mendekati Berlian, lalu mengangkat taplak meja menunjukkan tangan dan kaki Berlian yang di borgol, Felix terkejut, merasa kemarahannya meningkat, Felix meraih bahu Valen, menariknya, Valen membiarkannya lalu berhenti, berdiri tegak, menoleh ke Felix dengan tatapan sinis, Felix berbicara dengan suara membunuh....
..."Sudah ku duga kamu melakukan itu, aku akan membawa Berlian kembali padaku, kamu terjebak dalam perangkap ku, Valen...", Valen tertawa dengan menggema di ruangan restoran itu, Valen menghela nafas lelah yang di buat-buat sebelum menjawab....
..."Benarkah? aku sangat takut, 'kakak', tapi harusnya aku yang mengatakan itu, kamu terjebak dalam perangkap ku", Valen mengelak dari sentuhan bahu Felix, lalu berjalan di sekitar meja makan, mengangkat kedua tangannya, berbicara dengan keras dan angkuh....
..."Tentu saja! ini semua perangkap karena aku gak pergi dari sana padahal kamu datang ke sini untuk mengambil Berlian, jika ini bukan perangkap...", Valen berhenti di hadapan Felix, menatap nya dengan tajam, dan menyeringai licik....
..."Aku sudah pergi dari sini beberapa waktu lalu, kamu tau kenapa aku melakukan ini 'kakak' ?"....
...-Bersambung-...