NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Jesica sontak terbangun dari tidurnya. Ia bangkit, tak henti-hentinya mulut itu mengucapkan istiqfar, dengan deru nafas yang tak beraturan.

Tanganya meraih segelas air untuk ia minum sejenak. "Ya Allah ... Syukurlah aku cuma mimpi!" Jesica meraup nafas dalam, menatap jam dilayar ponselnya, dan sekarang menunjukan pukul 2 dini hari.

"Ya Allah, lindungilah suami hamba! Apa yang terjadi sebenarnya. Semoga Mas Rasyid baik-baik saja!"

Mengingat kehamilannya yang sudah membesar, dan sebentar lagi memasuki terimester 3, jadi Jesica agak susah untuk melelapkan kembali tubuhnya.

Ia kini lebih memilih untuk berwudlu, dan segera melaksanakan sholat sunnah Tahajud.

Pagi ini, Jesica akan melakukan cek up ke rumah sakit, setelah ia rasa tubuhnya akhir-akhir ini kurang terasa nyaman.

Ia yang didamping sang Mamah-Nyonya Vera, kini baru saja selesai mendaftar, dan menunggu antrian. Nyonya Vera sejak tadi mengusap perut besar putrinya, merasa bahagia sekaligus bercampur haru.

Nyonya Vera tidak dapat membayangkan, bagaimana jika cucunya lahir tanpa adanya seorang Ayah. Dan hal itu sukses membuat dadanya berdesir nyeri.

Drttt ....

Setelah merogoh gawai didalam tasnya, raut wajah Nyonya Vera seketika berubah.

"Kok nggak diangkat, Mah?" Jesica sudah tahu, siapa orang yang baru saja menghubungi Mamahnya itu.

"Sebentar, Mamah angkat dulu ya!" Nyonya Vera bangkit, agak menyingkir agar tidak mengganggu para pengunjung lainnya.

Belum saja berbicara, tapi Nyonya Vera sudah tahu hanya dari desahan nafasnya saja. Sambil menarik nafas dalam, Nyonya Vera mulai menjawab.

"Ada apa, Mah?"

📞 "Jesica sudah pulang? Tapi kenapa kamu tidak mengajaknya bertemu dengan saya?! Kamu sengaja menutupi semuanya dari keluarga saya?!" Oma Margaret sang mertua, menggunakan bahasa asingnya.

"Mah ... Jesica baru saja kembali. Ini saja baru akan chek up untuk kehamilannya! Beri waktu untuk dia beristirahat!" Nyonya Vera enggan berdebat, namun sekali-kali ia harus melawan mertuanya itu.

📞 "Saya tidak mau tahu ... Setelah periksa, ajak dia kerumah!"

Nyonya Vera mendesah dalam, ketika panggilan terputus sepihak oleh wanita bernama Oma Margaret itu.

Kini Nyonya Vera duduk kembali. Wajahnya masih sedikit menahan kesal. "Oma mu meminta kita singgah kerumahnya terlebih dahulu!"

"Jesica sudah tahu, apa yang akan mereka ucapkan!" kini Jesica tertunduk sekilas, mencoba tersenyum getir.

Selanjutnya, setelah melakukan beberapa rangkaian pemeriksaan, kini keduanya duduk dihadapan sang Dokter untuk mendengarkan larangan-larangan, serta dampak yang akan berpengaruh pada trimester ke 3 nanti. Karena bukan lagi di Indonesia, jadi kini Jesica harus memilih Dokter spesialis kandungan yang tepat.

"Terimakasih Dokter, kami permisi!" Nyonya Vera bangkit, dan membantu putrinya berdiri.

Kini keduanya suda berada dalam satu mobil, dan sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tua Tuan Doms. Karena cukup jauh, jadi perjalanan memakan waktu 1 jam lebih.

*

*

*

"Bagaimana?" Razel bangkit dari duduknya, dan kini berdiri didepan pria muda seorang cleaning servis.

"Maaf, Tuan ... Sudah saya geledahi, namun saya hanya menemukan dokumen ini. Saya belum membukanya, tapi saya rasa itu sertifikat rumah!" Pria muda itu menyerahkan sertifikat rumah milik Rasyid.

Setelah menyerahkan pada Bosnya, kini Razel kembali mengintrogasi pria muda tadi.

"Apa kamu sudah menggeledahi dikoper? Lemari? Nakas? Atau ke kamar mandi sekalian?"

Pria muda yang kini mengenakan seragam coklat muda itu, ia tertunduk sambil berkata, "Sudah semua, Tuan! Namun memang tidak ada. Dokumen itu saya temukan didalam koper yang paling dalam. Mungkin, dokumen lainnya sudah dibawa keluar oleh pengunjung!"

Razel mengangguk. Ia kini mengeluarkan uang pecahan senilai 500 dolar Singapore. "Ambilah! Dan jangan lagi menemui kami dalam kebetulan apapun! Terimaksih sudah membantu saya!"

Pria muda itu menerima imbalan atas kerjanya tadi. Setelah itu ia langsung keluar dari kamar milik Rasyid.

"Sudah Razel, kita tunggu cara main wanita itu! Dia tidak akan menang melawan saya. Setidaknya ... Sertifikat rumah sudah berada ditangan saya." Rasyid menatap sertifikat ditanganya, dengan perasaan yang tak karuan.

Razel lalu duduk kembali. Sorot matanya begitu khawatir, karena saham itu berhasil dibawa oleh Andini.

"Tuan, bagaimana kalau Andini berhasil menjualnya?!"

"Dapat saya pastikan, jika dia akan membusuk dipenjara! Kita lihat saja nanti," jawab Rasyid menyeringai.

Sementara dibawah, tepatnya di resto hotel, kini Andini bersama Tuan Hendru, setelah selesai melakukan sarapan pagi, mereka berdua bergegas menuju sebuah cafe, tempat untuk mereka bertemu dengan pengusaha sukses Singapore.

Mobil yang disewa Tuan Hendru sudah menepi, dan masuk dihalaman mewah, ••Cafe Crofille••

Disana, diujung ruang no 9, seorang pria setengah baya yang kini mengenakan pakaian non formal, tampak berdiri tegap menyambut dua tamu spesialnya.

Panggil saja Mr Zero.

Kali ini keduanya berbincang menggunakan bahasa asing. Tuan Hendru sudah menjelaskan, sebelum Andini mengeluarkan dokumen penting dari dalam tas besarnya.

Namun begitu Andini membuka masker wajahnya, raut wajah Mr Zero berubah agak terkejut sedikit.

'Wanita ini buronan?! Nggak, saya nggak boleh terlibat dengan masalah wanita ini. Saya harus cepat menghubungi Mr Ferdian.' Tuan Ferdian sendiri adalah bos, sekaligus penanam sahan diperusahaan Mr Zero.

Tuan Ferdian asli orang Indonesia, yang sekarang sudah menetap di Singapore. Dulu hingga sekarang, Tuan Ferdian masih bersahabat baik dengan Tuan Gio, karena mereka berdua pernah merintis usaha bersama.

"Bagaimana, Mr? Saham ini cukup berpengaruh di Indonesia, terutama didaerah bagian Jawa Timur! Jika Anda berminat ... Maka dapat saya pastikan, perusahaan properti Anda dapat lebih maju, karena barang-barangnya terjamin berkualitas, asli dari kayu yang kuat!" Tuan Hendru mencoba mengambil hati pria bule didepanya.

Mr Zero mengangguk lemah. Ia mengambil dokumen penting itu, dan membukanya perlahan. Dan benar, itu saham milik putra Tuan Gio, sahabat temannya.

"Karena perusahaan saya bekerja sama, maka saya akan rapatkan dulu dengan Mr Ferdian. Saya bawa ini, dan kalian bisa ikut saya untuk bertemu Tuan Ferdian!" Mr Zero mengambil data saham milik Rasyid, dan dibawanya menemui Tuan Ferdian, masih bersama dua pasangan itu.

Perusahaan yang berpengaruh besar itu, rupanya berada dibawah tekanan milik Tuan Doms-Ayah Jesica.

Tuan Ferdian sendiri tidak tahu, jika sahabatnya-Tuan Gio, berbesanan dengan rekan bisnisnya-Tuan Doms.

~Compeny Property Medikara~

"Kalian berdua tunggulah disini!" Mr Zero masuk terlebih dahulu untuk menemui Tuan Ferdian.

Andini sejak tadi sudah tersenyum penuh kemenangan, bahwa sebentar lagi ia akan menang, dan berhasil menghancurkan mantan suaminya itu.

Tuan Zero kembali keluar. Ia meminta kedua pasangan itu untuk masuk keruangan Tuan Ferdian.

"Kalian tawar beraba saham itu?" Tuan Ferdian menatap santai kearah pasangan didepannya, masih duduk bersandar.

Andini menatap sekilas kearah Tuan Hendru. Setelah itu ia menata Tuan Ferdian, "Saya mengajukan nilai 10 Milyar!" jawab Andini.

Tuan Ferdian mengangkat sebeleh alisnya. Ia lalu menatap Mr Zero yang kini juga duduk diberangnya.

"Mr Zero, berikan mereka cek, sesuai nominal yang mereka sebutkan!" mendapat tatapan mata Tuan Ferdian, kini Mr Zero seakan sudah mengerti maksud atas perintah Bosnya itu.

Mr Zero mengeluarkan sebuah buku kecil agak panjang. Ia lalu menuliskan nominal yang disebut Andini tadi. Setelah siap, ia menyerahkan cek tadi ke Andini.

Karena saking senangnya, tanpa berpikir dua kali pun ... Andini langsung memasukanya kedalam tas.

"Senang dapat bekerja sama dengan Anda, Tuan!" ucap Tuan Hendru menjabat tangan dua pria didepannya.

Seakan saling menyalurkan ilmu telepati diantara keduanya, Mr Zero mengangguk setelah setelah mendapat tatapan Tuan Ferdian.

Kini Tuan Ferdian bangkit. Ia mengeluarkan gawainya dalam saku. Setelah bercengkrama dengan seseorang disebrang telfon, kini ia menyimpan saham penting itu.

***

"Mamah, apa kabar?!" Nonya Vera baru ingin mendekat, namun sang Mertua malah memalingkan wajahnya.

Wanita tua dengan rambut putih itu, kini baru menatap, setelah Jesica menyapanya. "Oma ... Apa kabar?"

"Duduklah, Jesica! Kenapa pulang tidak langsung menjenguk Oma mu ini?!" Oma Margaret berlalu menuju sofa dengan bantuan tongkat steinlis miliknya.

Bukan hal asing lagi bagi Nyonya Vera, mendapat perlakuan seperti itu. Ia meraup nafas dalam-dalam, mencoba berbesar hati, tersenyum paksa, lalu ikut duduk disamping putrinya.

"Oma ... Jesica baru saja tiba sore lalu. Dan Oma bisa melihat, badan Jesica sudah semakin memberat rasanya. Jadi agak susah hanya untuk berjalan saja," kata Jesica sambil mengusap perutnya.

"Nyatanya ... Kamu dapat kesini, bukan?! Jangan suka membual seperti Mamahmu!" Oma Margaret semakin terang-terangan menunjukan rasa tidak suka terhadap menantunya itu.

Jesica terkejut mendengar kalimat pedas Neneknya saat ini. Wajahnya menggeram, ingin sekali membantah, namun tanganya ditekan oleh sang Ibu.

"Oma ... Mamah tidak pernah membual apapun itu-"

"Wah-wah ... Keponakan tersayang sudah kembali," wanita parubaya itu bertepuk tangan pelan, turun dari tangga, lalu berdiri diselelah Ibunya. "Apa ...? Hamil sebesar itu, tapi dimana suamimu, Jesica?" wanita bernama Nyonya Luna itu menatap remeh kearah sang keponakan.

Jesica mengepalkan tangan kuat. Wajahnya tampak benci sekali, diundang hanya untuk dipermalukan. Apa maksud keluarga Ayahnya itu?

1
Retno Harningsih
lanjut
Bundanya Pandu Pharamadina
Rasyid Jessica semoga bahagia selalu ❤❤
Adinda
semoga jesica bersatu sama rasyid suaminya
Adinda
huda sama yusuf sama wanita lain saja biarkan jesica bersatu sama rasyid
Adinda
yusuf sama huda lebih baik cari wanita lain jangan mengincar istri orang
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: baik kak retno❤❤❤🤗
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
ikutan pengin nampar mulut bu Hilma yg seakan² dirinya peduli, Rasid bukan putra kandungmu, tapi putra kandung bu Fathia, Jesica harus kuat menghadapi sinenek lampir
Septi.sari: kak, maaf kalo beberapa hari nggak update. septi sibuk banget, di real life. hari ke depanya, akan di usahakan update terus🙏🙏
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Rasid bangunlah si buah hati sudah lahir
Septi.sari: apa rasyid sedang berjuang❤❤❤
Septi.sari: apa rasyid sedang berjuang❤❤❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: baik kak ❤❤❤
total 1 replies
Jenni Liwang
semoga ad kesempatan ke2 rasyid dan jesika bersama .memulai dari awal
Septi.sari: nek chapter ya kak❤❤❤
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
dengan harapan Rasid cepet sadar dan berkumpul kembali dgn istri (Jesica)juga anaknya.
Septi.sari
kita lihat sama-sama ya kak❤❤❤
Jenni Liwang
ap tdk ad kesempatan ke2 lg bagi rasyid dan jessika ??
Bundanya Pandu Pharamadina
Jesica selamat dgn kelahiran Rasid Junior. Rasid ayo semangat kuat untuk sembuh, anak yg di nantikan sudah lahir.
Septi.sari: iya kak semoga keduanya baik2❤❤❤
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga Jesica dan bayi sehat, begitupun dgn Rasid .
Septi.sari: kakk❤❤❤❤
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
lanjut
Septi.sari: baik kak❤❤❤
total 1 replies
Jenni Liwang
ester dgn yusuf saja
Septi.sari: cocok kali ya kak😅😅
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Next 👍❤🙏
Septi.sari: tunggu next bab ya kak❤🙏🙏
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Rasyid harus sabar menghadapi bumil yg pernah tersakiti, semoga Jessica cepet memaafkan dirimu (Rasyid)
Septi.sari: butuh perjuangan ya kak🤧🤧
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
kejutan apa lagi untuk Andini yg serakah
Septi.sari: Andini bakal kena karmanya kak🐣🐣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!