"Setelah bertahun-tahun diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri, senja Aurelie Wijaya anak kandung yang terlupakan memutuskan untuk bangkit dan mengambil alih kendali atas hidupnya. Dengan tekad dan semangat yang membara, dia mulai membangun dirinya sendiri dan membuktikan nilai dirinya.
Namun, perjalanan menuju kebangkitan tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan rintangan yang berat, termasuk perlawanan dari keluarganya sendiri. Apakah dia mampu mengatasi semua itu dan mencapai tujuannya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 24
Senja mengerutkan dahi, heran melihat ayahnya, Rudy, memeluknya erat di ambang pintu rumah. Air mata membasahi pipi sang ayah. "Papi, kenapa, Heyy? Kok nangis?" tanyanya, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran.
Rudy melepaskan pelukannya, menghapus air mata dengan punggung tangannya yang kasar. "Maafin Papi, Sayang. Papi dari dulu mengabaikan kamu. Tapi Papi bersyukur kamu bisa menjaga diri sendiri, dan tidak mencari uang dengan cara yang tidak halal."
Senja tersenyum tipis. "Itu tidak akan pernah aku lakukan, Papi. Masih banyak kok pekerjaan yang halal untuk mendapatkan uang."
Raka, kakak Senja, menyela, "Salah satunya balap liar, ya Dek?"
Senja terkekeh. "Benar sekali. Meskipun balapan liar itu tidak baik, aku sering ikut balapan resmi juga kok."
Rudy mengerutkan kening, penasaran. "Siapa yang ngajarin kamu balapan?"
"Tidak ada, sih. Tapi dari SD aku sering lihat orang balapan liar. Aku penasaran, terus cari video tutorial di internet," jelas Senja polos.
Rudy masih bertanya, "Kok kamu bisa keluar rumah? Kita tahu kamu tiap hari selalu menghabiskan waktu di kamarmu."
Senja menjawab jujur, "Aku keluar rumah jam sebelas malam, nunggu kalian semua sudah tidur kok."
Raka ikut penasaran, "Papi, kenapa bicara tentang cari uang dengan cara yang tidak halal?"
Rudy menarik napas panjang. "Tadi sebelum pulang, Papi bertemu Om Liam. Papi tidak sengaja melihat HP-nya, ada foto seorang gadis mirip Caca. Papi iseng nanya, kalian tahu jawaban Om Liam?"
Raka dan Senja menggeleng kompak.
"Itu benar Caca, dan dia simpanan Om Liam selama ini. Dia ngaku udah dari dulu terbiasa dengan hidup seperti itu... Bahkan dia bilang kalau Senja sudah dapat yang cocok, akan seperti itu juga," cerita Rudy, suaranya bergetar.
"Terus Papi jawab apa?" tanya Raka.
Rudy bangga, "Papi jawab aja, itu tidak akan pernah terjadi. Karena keturunan Wijaya orang yang cerdas dan nggak akan terjerumus ke dunia begituan."
Senja mengangguk mantap. "Kalau aku sesusah apapun hidupku, aku tidak akan seperti itu."
"Sayang, ini buat kamu. Pakailah untuk memenuhi kehidupan sehari-harimu. Kakakmu juga sudah dapat kok," kata Rudy, memberikan sebuah kartu kepada Senja.
Senja menggeleng. "Gak usah, Pi. Aku punya kok, dari Eyang Mommy untuk memenuhi kebutuhan aku." Senja menolak dengan lembut, meskipun ia tahu isi kartu itu pasti tidak sedikit.
Rudy tersenyum, "Itu kan dari Eyangmu, belum dari Papi. Ambil lah, ini bukan bekas milik Caca. Papi nggak pernah kasih Caca kartu kok."
"Sayang, ini buat kamu. Pakailah untuk memenuhi kehidupan sehari-harimu. Kakakmu juga sudah dapat kok," kata Rudy, memberikan sebuah kartu kepada Senja.
Senja menggeleng. "Gak usah, Pi. Aku punya kok, dari Eyang Mommy untuk memenuhi kebutuhan aku." Senja menolak dengan lembut, meskipun ia tahu isi kartu itu pasti tidak sedikit.
Rudy tersenyum, "Itu kan dari Eyangmu, belum dari Papi. Ambil lah, ini bukan bekas milik Caca. Papi nggak pernah kasih Caca kartu kok."
*********
sekar, ibu Senja, berjalan dengan langkah ringan di antara rak-rak kosmetik yang tertata rapi. Senyumnya merekah, mata berbinar melihat beragam produk makeup dan skincare yang terpajang. Hari ini, ia berbelanja khusus untuk putri kesayangannya. Tanpa sepengetahuan Senja, ia berencana memberikan kejutan berupa lemari khusus untuk menyimpan koleksi makeup dan skincare putrinya yang semakin bertambah banyak.
"Ini foundation-nya bagus, ya, mommy?" gumam sekar, mengamati tekstur foundation yang dipegangnya. Ia membandingkannya dengan beberapa brand lain, memilih yang paling cocok untuk kulit Senja. Ia juga tak lupa memperhatikan komposisi bahan-bahannya, memastikan produk tersebut aman dan sesuai dengan jenis kulit Senja.
Setelah memilih beberapa foundation, sekar beralih ke bagian eyeshadow. Berbagai warna dan tekstur eyeshadow memenuhi pandangannya. Ia memilih beberapa palet eyeshadow dengan warna-warna natural dan bold, sesuai dengan selera Senja yang menyukai riasan natural namun tetap memukau. Ia juga menambahkan beberapa blush on dan highlighter untuk memberikan sentuhan akhir pada riasan Senja.
Tak hanya makeup, sekar juga memilih beberapa produk skincare untuk Senja. Ia memilih rangkaian skincare yang lengkap, mulai dari cleanser, toner, serum, hingga moisturizer. Ia memilih produk-produk yang berbahan alami dan aman untuk kulit sensitif. Ia juga tak lupa menambahkan masker wajah dan lip balm untuk menjaga kelembapan dan kesehatan kulit Senja.
Setelah selesai memilih makeup dan skincare, sekar dan asistennya, berjalan menuju toko furnitur. Di sana, mereka memilih lemari khusus untuk menyimpan semua koleksi makeup dan skincare Senja. Lemari tersebut didesain dengan rapi dan elegan, dengan banyak laci dan rak untuk menyimpan berbagai produk dengan terorganisir. Lemari itu berwarna putih bersih, dengan pegangan emas yang menambah kesan mewah.
sekar tersenyum puas. Ia tak sabar untuk memberikan kejutan kepada Senja. Ia yakin, Senja akan sangat senang dengan semua hadiah yang telah ia siapkan. Hari ini, ia telah memanjakan putri kesayangannya dengan berbagai produk makeup dan skincare berkualitas, serta lemari khusus untuk menyimpannya. Sebuah kejutan yang akan membuat Senja merasa sangat spesial.
Setelah membeli lemari, senja dan asistennya kembali ke toko kosmetik untuk membeli beberapa aksesoris tambahan. Ia memilih beberapa organizer untuk menyimpan kuas makeup dan peralatan rias lainnya. Ia juga membeli cermin rias yang besar dan elegan, dengan pencahayaan yang baik untuk memudahkan Senja merias wajahnya.
Di perjalanan pulang, sekar menghubungi suaminya, Rudy, untuk memberitahukan bahwa semua barang sudah dibeli dan akan segera dikirim ke rumah. Ia juga meminta Rudy untuk menjaga kerahasiaan kejutan ini dari Senja. Rudy tertawa, mengatakan bahwa ia akan menjaga rahasia ini dengan baik.
Sesampainya di rumah, sekar langsung memerintahkan asistennya untuk merakit lemari dan menata semua produk makeup dan skincare yang telah dibeli. Ia ingin semuanya tertata rapi dan indah sebelum Senja melihatnya. Asistennya bekerja dengan cekatan, menata semua produk dengan hati-hati di dalam lemari baru tersebut.
Ketika Senja pulang sekolah, ia disambut dengan kejutan yang luar biasa. Ia terkesima melihat lemari baru yang penuh dengan makeup dan skincare kesukaannya. Matanya berkaca-kaca, terharu dengan perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Ia memeluk Helene erat-erat, mengucapkan terima kasih atas hadiah yang begitu istimewa.
Malam itu, Senja menghabiskan waktu untuk mencoba semua produk makeup dan skincare barunya. Ia bereksperimen dengan berbagai riasan, menciptakan tampilan yang berbeda-beda. Ia merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki orang tua yang selalu mendukung dan menyayanginya. Kejutan dari ibunya telah menjadi kenangan indah yang akan selalu ia ingat. Lemari baru itu bukan hanya tempat penyimpanan makeup dan skincare, tetapi juga simbol kasih sayang dan perhatian orang tuanya yang tak terhingga.
maluuuu gakkk tauuuu chaaaaaa🤣🤣🤣
!!!!