NovelToon NovelToon
Maverick Obsession

Maverick Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Obsesi / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Oveleaa_

Maura seorang asisten pribadi, mendapati dirinya terperangkap dalam hubungan rumit dengan atasannya, Marvel-seorang CEO muda yang ambisius dan obsesif. Ketika Marvel menunjukkan obsesi terhadap dirinya, Maura terperangkap dalam hubungan terlarang yang membuatnya dihadapkan pada dilema besar.

Masalah semakin pelik ketika Marvel, yang berencana bertunangan dengan kekasihnya, tetap enggan melepaskan Maura dari hidupnya. Di tengah tekanan ini, Maura harus berjuang mempertahankan batas antara pekerjaan dan perasaan, sekaligus meyakinkan keluarganya bahwa hubungannya dengan Marvel hanyalah sebatas atasan dan bawahan.

Namun, seberapa lama Maura mampu bertahan di tengah hasrat, penyesalan, dan rahasia yang membayangi hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oveleaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Kepala Marvel berdenyut-denyut seperti akan meledak. Ia ingin menangis juga tertawa karena di situasi ini sama sekali tidak bisa berkutik.

Di sampingnya Jessica duduk dengan wajah ditekuk, sangat tidak enak dipandang, apa lagi diajak berbicara. Di depannya ada calon ayah mertua tidak berhenti membicarakan banyak hal yang tidak ingin ia dengar. Ditambah, suara musik klasik yang menggema tidak sesuai suasana.

Biasanya Dave akan mengurus hal-hal seperti ini. Namun, sudah dua hari orang kepercayaannya itu tidak menampakkan diri setelah membawa lari asisten pribadinya. Karena tindakannya itu Marvel semakin yakin dua insan yang sedang dalam pelarian itu memiliki hubungan lebih.

Hebat sekali, mereka kompak berkhianat.

"Aku masih ingat saat ayahmu menikah lagi, dia tampak lebih muda dan berkarisma. Kamu juga harus melihat anaknya, sangat lucu dan mirip sekali dengan kakakmu," oceh Pranata.

Marvel hanya menggumam tidak peduli sembari menyuapkan sushi ke mulutnya. Saat ini mereka sedang makan malam di sebuah restoran jepang. Pranata yang menginisiasi pertemuan itu karena tidak tega melihat putrinya menangis setiap hari.

"Aku akan mengundang mereka di pertunanganmu nanti."

Marvel mengangkat kepalanya. "Siapa?" Keningnya mengerut, seperti orang linglung.

Pranata tidak langsung menjawab melainkan saling bertatapan dengan putrinya selama beberapa saat. "Ayah dan kakakmu," jawabnya kemudian, “keluargamu,” lanjutnya sedikit ragu.

Keluarga?

"Tidak perlu!" Karena Marvel tidak memiliki itu. Ia dibuang saat masih bayi. Tidak ada satu pun dari mereka yang disebut 'keluarga' itu mengurusnya. "Tidak perlu melibatkan mereka dalam urusan pribadiku!" Rautnya berubah semakin kusut.

"Marvel ...." Suara Jessica mengalun lembut, memperingatkan Marvel agar menjaga intonasi suaranya.

Pria itu hanya menatapnya sekilas, lalu memasukkan sushi terakhir ke dalam mulutnya. "Aku selesai." Ia melonggarkan dasi yang mencekik lehernya, lalu berdiri. Begitu akan beranjak, Jessica menahan pergelangan tangannya.

"Kamu akan pergi begitu saja?"

Ah, apakah wanita ini meminta untuk dicium keningnya seperti yang ada di adegan film? Akhirnya ia menunduk dan mengecup kening Jessica. "Aku memiliki urusan lain."

"Apa lebih penting dariku?" Jessica mengedip-ngedipkan matanya yang berembun, dan Marvel menyadari hal itu. Wajah muramnya sudah tidak ada di sana, kekasihnya itu seperti akan menangis. Marvel kembali duduk dan memeluknya.

"Aku harus mencari Dave, kalian sama-sama penting bagiku." Sangat penting, karena hanya Dave yang mengetahui keberadaan Maura.

"Ini sudah malam. Kamu akan mencarinya ke mana?" Jessica menahan tubuh Marvel dengan membalas pelukannya lebih erat.

"Belum pasti, tapi mungkin ke Bali," Marvel menjawab dengan pandangan mengarah pada Pranata. Membungkam mulut pria itu tanpa suara.

"Pertunangan kita tinggal dua minggu lagi. Kita harus menyiapkan segalanya dari sekarang." Usapan lembut di punggung Jessica tidak lantas membuatnya lebih tenang.

Mengingat penolakan Marvel kemarin, membuat Jessica was-was. Ia takut Marvel melarikan diri, walau sudah menyetujui pertunangan itu.

"Itu hanya pertunangan, bukan pernikahan. Tidak perlu menyiapkan banyak hal."

Mendengar kalimat itu, Jessica langsung mengendurkan pelukannya, melepaskan diri dengan perlahan tanpa ada yang menahannya. Embun di pelupuk matanya menetes melewati pipi. Ia menyembunyikannya dengan menunduk. Berpikir bahwa Marvel benar-benar tidak peduli dengan pertunangan mereka.

"Marvel tidak akan lama. Papa yang akan mengurus pertunangan kalian." Pranata tidak tahan melihat putrinya kembali menangis. Seandainya pria di hadapannya ini tidak memiliki darah Maverick, ia tidak sudi merendahkan diri seperti ini.

Marvel tidak tahu harus melakukan apa, ia kembali membawa Jessica ke dalam pelukannya, mengusap-usap punggungnya, berharap bisa membuatnya lebih tenang.

“Aku mohon, tetap di sini untuk malam ini saja,” ucap Jessica lirih.

Terdiam kaku, Marvel benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Ia tidak sedang bergairah, jika itu yang sebenarnya Jessica inginkan. Tinggal berdua saja dengannya hanya akan menimbun amarah dan meledakkan sewaktu-waktu. Wanita itu memiliki mood yang tidak stabil, sedangkan dirinya sedang dilanda frustasi karena tingkah Maura.

“Aku mohon,” rengek wanita itu.

“Maaf, aku tidak bisa.” Dengan perlahan Marvel melepaskan pelukannya dan mengecup kening Jessica sedikit lebih lama. “Aku tidak akan melupakan pertunangan kita,” bisiknya, lalu beranjak dari tempat itu.

“Papa ….” Jessica merengek pada Pranata.

Pria paruh baya itu menggeleng kecil, lalu menyambut pelukan putrinya. “Tenanglah, kalian akan tetap menikah. Keluarga Maverick tidak akan membiarkan Marvel melepaskanmu begitu saja,” ucapnya seraya mengusap lembut rambut Jessica.

Melangkah lebar keluar dari restaurant, Marvel disambut Sam di depan pintu. Pria berpakaian scurity berwarna hitam itu mengulurkan sebuah tablet yang menampilkan sebuah peta.

“Itu titik terakhir mobil Dave berhenti, Pak. Tiba sekitar empat jam yang lalu,” lapornya seraya mengikuti langkah lebar Marvel dari belakang.

"Bukankah ini rumahnya?"

"Ya!"

Kening Marvel mengerut. "Dia bersama siapa, sendiri?"

"Maaf, kami belum mendapatkan informasi tentang hal itu."

Marvel mengembalikan tablet itu begitu akan memasuki mobil. Ia duduk di kursi belakang, sedangkan Sam mengemudi. "Kita ke sana," perintahnya, dan diangguki Sam.

Sepanjang perjalanan Marvel tidak berhenti tersenyum. Wajah cantik Maura memenuhi kepalanya, ia tidak sabar untuk menghabisi wanita itu, memberinya pelajaran karena telah berkhianat. Bersumpah akan membuatnya tidak bisa berjalan sebagai hukuman.

Peristiwa ini mengingatkannya pada pertemuan pertama mereka. Wanita itu banyak menarik perhatian karena senyumnya yang menawan, ia juga sangat ramah dan cerdas. Namun sayang, posisi yang diinginkan di perusahaan sangat rendah hingga Marvel rela mengeluarkan banyak uang untuk menempatkannya sebagai asisten pribadi. Hanya untuk melihat wajahnya setiap hari.

Di hari pertama Maura bekerja sebagai asisten, Marvel memberikan tugas yang sangat berat. Keesokan harinya Maura tidak bekerja hingga Marvel harus mencarinya. Wanita itu bersembunyi di flatnya, dan Marvel berhasil membawanya kembali setelah melalui hari yang sangat panjang. Tidak pernah terbayangkan dalam benaknya akan bercinta dengan seorang karyawati di tempat kumuh.

Sejak hari itu, Maura berubah menjadi wanita yang patuh dan penurut. Karena jika berani membantah, pekerjaannya akan bertambah dua kali lipat lebih banyak, tidak hanya "menyusun jadwal" saja.

Setelah lebih dari setengah jam perjalanan, mobil yang ia tumpangi berhenti.

Marvel mengamati rumah minimalis dua lantai di sebrang jalan dari dalam mobil. Walau pada malam hari, ia bisa melihat rumah itu tampak biasa saja seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Bahkan, lebih layak disebut sebagai rumah terbengkalai. Akan tetapi, tidak seburuk itu jika ditinggali.

"Aku akan turun terlebih dahulu. Tunggulah di sini."

"Tapi, Pak!"

Marvel mengangkat tangannya, mencegah Sam untuk turun. "Masuklah setelah lima belas menit. Aku tidak segan membunuhnya jika lebih dari itu."

1
Hennyy Handriani
Makin kesini alur nya makin bangus dan makin penasaran..semangat kk buat up nya💪
Agnes Gulo
cerita nya sangat menarik kak, semangat utk UP 😍
Hennyy Handriani
bagus kok kk....💪💪💪
Hennyy Handriani
kapan upnya jangan lama" ya kk
IG: Oveleaa: siapp
total 1 replies
Hennyy Handriani
alurnya sangat bagus
IG: Oveleaa: terima kasih atas dukungan dan ulasan positifnya, Kak♥️
total 1 replies
Hennyy Handriani
Makin menarik nih
Hennyy Handriani
alurnya bagus banget💪
SweetPoison
Gimana bisa ceritanya sebagus ini, bikin aku ketagihan bacanya thor!
Dama9_
Menyentuh
Ermintrude
Buat mood pembaca semakin bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!