NovelToon NovelToon
Vengeance Of A Killer.

Vengeance Of A Killer.

Status: tamat
Genre:Action / Anak Genius / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Tamat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Lucas, pembunuh bayaran paling mematikan dari Akademi Bayangan Utara, adalah master pisau dengan elemen air yang tak tertandingi. Obsesinya untuk menjadi yang terbaik dan persaingannya dengan Diana, senior ahli pedang es, membentuk dirinya. Namun, kedamaian hancur saat akademi diserang. Master Loe dan Niama gugur, memicu amarah Lucas yang melepaskan kekuatan airnya menjadi badai penghancur. Di tengah reruntuhan, Lucas bersumpah membalas dendam atas kematian mereka. Dengan sebuah lambang spiral gelap sebagai petunjuk satu-satunya, ia memulai misi pencarian dalang di balik kehancuran ini. Akankah balas dendam mengubahnya atau ia menemukan kebenaran yang lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan Balas Dendam

Mereka berjalan selama beberapa hari, melewati pegunungan dan dataran yang sepi. Lucas dan Diana berbicara tentang rencana mereka, membahas bagaimana mengembalikan keseimbangan di dunia ini.

Lucas merasa semakin nyaman dengan kekuatan barunya, dan Diana selalu berada di sisinya, memberikan masukan yang bijak.

"Kita harus mencari sisa-sisa akademi lain," kata Diana. "Mungkin ada yang selamat, mereka bisa membantu kita."

"Itu ide yang bagus," jawab Lucas, ia mengangguk setuju. "Kita mulai dengan Akademi Bayangan Barat, itu yang paling dekat."

Diana menatapnya. "Tapi kita tidak tahu apakah mereka masih ada, atau bahkan mau membantu kita," ujarnya.

Lucas menanggapi, "Kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya." Mereka melanjutkan langkah, dan perjalanan terasa lebih ringan.

Diana sesekali menatap Lucas yang tampak sangat berbeda dari dirinya yang dulu. "Kau tampak baik-baik saja," ucap Diana.

"Aku jauh lebih baik," jawab Lucas sambil tersenyum. "Terima kasih untuk itu." Mereka terus berjalan dalam keheningan yang nyaman, setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan.

Tiba-tiba, Lucas berhenti, matanya menajam. "Ada yang mengawasi kita," bisiknya. Diana segera memegang pedang kembarnya, menatap ke arah semak-semak yang gelap.

Bayangan gelap dari semak-semak itu muncul, menampakkan seorang pria berambut putih dengan mata merah yang menyala. Dia memegang pedang yang bergetar. "Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan kalian lagi," ucap pria itu, suaranya serak.

Lucas melangkah maju, tangannya menggenggam gagang pedang bayangannya. "Siapa kau?" Lucas bertanya, tatapannya dingin.

Pria itu menyeringai, "Aku adalah salah satu murid terkuat Master Brian, aku akan membalaskan dendam guruku," ia menjawab penuh ancaman.

Diana menyadari pria itu memiliki aura yang kuat. Ia melangkah ke samping Lucas. "Jangan meremehkan kami," kata Diana. "Kami sudah mengalahkan gurumu, dan kami akan mengalahkanmu juga."

Pria itu tertawa pelan. "Tentu saja, kita lihat saja nanti," ucapnya, dan ia melesat ke arah mereka. Lucas dan Diana bersiap, mereka tahu pertarungan baru akan segera dimulai.

Pria itu bergerak secepat kilat. Pedangnya menebas ke arah Lucas, dan ia menghindari serangan itu dengan gesit. Pedang bayangannya berbenturan dengan pedang pria itu, menciptakan percikan api yang menyala.

Diana menyerang dari samping, pedang esnya melesat ke arah pria itu, dan pria itu menghindarinya. Ia menembakkan bola api yang membara dari tangannya. Diana menggunakan pedang kembarnya untuk menangkis bola api itu.

Lucas memanfaatkan celah itu untuk menyerang pria itu dari belakang. Pria itu menangkis serangan Lucas, dan ia menendang Lucas, membuatnya terdorong ke belakang.

Pria itu tertawa, "Kalian tidak sekuat yang kudengar," katanya.

Lucas menatap pria itu dengan tatapan serius. "Jangan terlalu percaya diri," balasnya. Ia segera menyerbu pria itu, dengan Diana menyerang dari sisi lain, mencoba mengapitnya. Pria itu bersiap, ia tahu ini akan menjadi pertarungan yang sangat panjang dan sulit.

Lucas melancarkan tebasan bayangan yang tak terhitung jumlahnya. Setiap ayunannya menciptakan bayangan pedang baru yang mengepung pria itu. Pria itu berputar dengan lincah, pedangnya menebas setiap bayangan pedang yang mendekat.

Diana menembakkan panah es yang tajam. Panah itu melesat cepat ke arah pria itu. Ia menangkis panah itu dengan pedangnya, tetapi panah itu meledak menjadi serpihan es yang tajam, menusuk lengan pria itu.

Pria itu mengerang, tetapi ia tidak berhenti. Ia melesat maju, pedangnya mengayun ke arah Diana. Lucas melompat di antara mereka, pedang bayangannya berbenturan dengan pedang pria itu, menciptakan suara berdentang keras.

Pria itu mundur. Tangannya yang terluka memegang pedangnya, dan ia menyeringai. "Menarik," katanya. "Kau jauh lebih kuat dari yang kudengar."

Lucas menanggapi, "Aku sudah bilang, jangan meremehkan kami." Pertarungan itu terus berlanjut, dan intensitasnya terus meningkat.

Pria itu mengeluarkan bola hitam yang kecil, dan ia melemparnya ke tanah. Bola itu meledak menjadi kabut tebal yang menyelimuti seluruh area pertarungan.

Lucas dan Diana tidak bisa melihat apa-apa, dan mereka hanya bisa mendengar suara pria itu yang tertawa. "Permainan baru saja dimulai," katanya, dan suaranya terdengar dari segala arah.

Lucas merasakan sebuah tebasan yang cepat. Ia berhasil menghindarinya, ia segera melesat mundur, dan ia menyadari ia tidak bisa menggunakan kekuatannya secara efektif di dalam kabut.

"Jangan biarkan dia mengelabuimu," teriak Diana. "Dia hanya mencoba membuat kita panik."

Lucas mengangguk, dan ia memfokuskan pikirannya, ia mencoba merasakan aura pria itu, dan ia mencoba menemukan posisinya. Tiba-tiba, ia merasakan tebasan lain yang datang dari belakangnya, dan ia menoleh, ia melihat bayangan pria itu yang menyerang ke arahnya.

"Kau tidak bisa bersembunyi dariku," ujar Lucas, ia melesat maju, pedangnya mengarah ke bayangan itu.

Pria itu terkejut saat Lucas berhasil menebas bayangannya yang menyerang, dan bayangan itu menghilang, dan pria itu muncul di hadapan Lucas, dengan sebuah ekspresi yang terkejut. "Bagaimana bisa kau tahu aku ada di sini?" tanya pria itu.

Lucas tersenyum. "Aku bisa melihat aura, dan bayangan ini adalah jejaknya." Lucas menendang pria itu, dan pria itu terhuyung ke belakang.

Diana memanfaatkan celah itu. Ia melemparkan pedang esnya ke arah pria itu, dan pedang itu menembus bahu pria itu.

Pria itu mengerang. Ia menjatuhkan pedangnya, dan ia mencoba untuk menyembuhkan lukanya, tetapi luka itu membeku, dan ia tidak bisa menyembuhkannya.

"Kalian curang," kata pria itu.

"Tidak," jawab Diana. "Kami hanya lebih kuat."

Lucas melangkah maju, tangannya menggenggam pedang bayangannya. "Ini sudah berakhir," kata Lucas. "Menyerahlah."

Pria itu menatap Lucas dan Diana. "Aku tidak akan pernah menyerah," ucapnya, ia kemudian melesat mundur, dan ia menghilang di dalam kabut tebal.

Lucas dan Diana berdiri di sana, saling memandang, dan mereka menunggu pria itu kembali. "Dia sudah pergi," kata Diana. "Dia tidak akan kembali lagi."

"Tidak," jawab Lucas. "Dia akan kembali, dia hanya butuh waktu untuk pulih."

Lucas melihat ke sekeliling, dan ia menyadari kabut itu perlahan mulai menghilang, dan ia menyingkirkan kabut itu dengan kekuatan bayangannya. "Ayo kita pergi," ujar Lucas. "Kita tidak punya waktu untuk membuang-buang waktu."

Diana mengangguk, dan mereka berdua berjalan kembali ke jalan yang sepi. "Bagaimana kau bisa tahu dia ada di sana?" tanya Diana.

"Aku tidak tahu," jawab Lucas, "Aku hanya merasakan sesuatu."

Lucas memegang Kristal Harmoni di tangannya. "Kristal ini membantuku," katanya. "Aku bisa merasakan energi di sekitarku."

Diana menatap Kristal Harmoni itu, dan ia merasa lebih yakin dari sebelumnya bahwa mereka bisa berhasil dalam misi ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!