Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.
Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.
Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.
Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Facing chaos
Para siswa masih terdiam, menatapnya dengan campuran kagum dan takut. Ketenangan itu tak bertahan lama.
Tiba-tiba terdengar suara dingin dan tajam. Semua menoleh, dan terlihat dua baris pengawal berdiri rapi. Di depan mereka, seorang pria muncul, mengenakan setelan hitam.
“Lucien,” gumamnya pelan.
Pria itu datang begitu mendengar kabar keributan di sekolah, meninggalkan urusannya di kantor begitu saja.
Anna dan murid-murid di sekitarnya hanya bisa menatap sekilas, sementara Renald tampak tegang, keringat tipis muncul di dahinya.
"Kenapa kamu kesini," ucap Liora dengan tenang.
Lucien menatapnya, lalu mengelus rambutnya yang acak-acakan.
"Aku akan menyelesaikan semua ini untukmu," ucapnya dingin.
Ia perlahan menatap Anna, yang seketika terhuyung ketakutan.
"Kamu cukup pandai bicara tadi," ujar Lucien dingin.
"Maaf… aku salah. Aku tidak akan berani lagi," tangis Anna pecah, suaranya bergetar.
"Vero," ucap Lucien.
"Iya, Tuan," balas Vero dengan hormat.
"Karena gadis ini terlalu suka menampar orang, biarkan dia merasakan sendiri," kata Lucien dingin.
"Baik, Tuan," jawab Vero.
Vero melangkah ke depan Anna dan menepati perintah Lucien. Semua yang menonton terdiam, menyaksikan setiap tamparan mendarat di wajah Anna, membuat pipinya merah dan bengkak.
"Cukup," kata Lucien dingin.
Vero langsung menghentikan gerakannya dan kembali ke sisi Lucien. Wajah gadis itu sudah memerah, rasa sakit membuatnya pingsan. Para siswa tak berani menonton lebih lama.
"Memukul orang seperti ini jelas salah," ucap seorang pelajar berkacamata.
Vero mendekat dan mendorong siswa itu pelan, membuat semua mundur.
"Sudahlah, aku baik-baik saja," ujar Liora tenang, mengamati situasi.
Lucien mengangguk, lalu menatap bawahan nya. "Bereskan semua!"
"Baik, Tuan muda," jawab Vero, sedikit menunduk.
"Kalian semua, bubar!" ucap Vero tegas. Para siswa pun mulai berlarian.
......................
Setelah semua pergi, hanya tersisa mereka di lapangan.
"Liora, apa hubunganmu dengannya?" tanya Talia hati-hati.
Talia tahu betul kakaknya sangat menyukai sahabatnya.
"Ceritanya panjang, Lia."
"Kalau dia ingin berbuat jahat padamu gimana?" lirihnya pelan.
Lucien menatap gadis itu dengan tenang.
"Jangan bicara seperti itu. Dia memperlakukanku dengan baik," ujar Liora sambil tersenyum tipis.
"Jadi hubunganmu dengannya sekarang bagaimana?" tanya nya lagi.
Liora menelan ludah, ragu sejenak menatap keduanya. Setelah menarik napas dalam, akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya. "A-aku sebenarnya telah menjalin hubungan dan menikah dengannya," ucapnya pelan.
Renald dan Talia menatapnya dengan terkejut.
"Kau serius?" tanya Talia lagi.
"Ya," jawabnya sambil menundukkan kepala.
Renald mengepalkan tangannya begitu mendengar ucapan itu. Ia langsung melayangkan pukulan ke arah Lucien.
Lucien tak sempat mengantisipasi, sehingga pukulan itu mendarat padanya.
Renald segera menarik kerahnya dan menatap tajam. "Dasar brengsek!"
Lucien tersenyum sinis dan menepis serangan Renald dengan mudah.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Liora cemas.
"Ya," jawab Lucien lembut.
"Kenapa kamu memukulnya?"
"Liora, aku melakukan ini demi kebaikan mu sendiri, kau tidak boleh bersamanya! Kalau kau tetap bersikeras, ada banyak masalah yang akan menimpamu," ucap Renald serius.
Lucien tetap diam, tapi aura dingin di sekelilingnya membuat suasana semakin menegang.
Tepat saat ia hendak bertindak, Liora menegaskan suaranya.
"Aku percaya padanya! Dia tak akan menyakiti ku."
"Liora, jangan seperti ini," ucap Renald.
"Maaf, tapi ini sudah keputusan ku dan aku juga sudah memikirkan hal ini dengan serius," jawabnya tegas.
Renald menatap Liora yang berada dalam pelukan Lucien, amarahnya kembali memuncak.
ditunggu up nya lagi...😊