Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Negosiasi
"Jangan asal menuduh dan menyodorkan bukti yang belum tentu benar. Kalau memang nama Seira yang tertulis di kartu undangan itu adalah Seira anak kami, apakah Anda bisa membuktikan bahwa nama mempelai perempuan itu orang yang sama dengan putri kami?" tandas Pak Anggara, suami dari Disti. Dia terlihat yakin kalau bukti dari kartu undangan itu sama sekali tidak mencerminkan bahwa nama Seira yang tertulis di kartu itu adalah anaknya.
Dallas tertawa kecil, dia bisa membuktikan bahwa Seira yang tertulis di dalam kartu undangan merupakan Seira yang sama, yakni Seira putri dari Disti dan Anggara.
"Saya akan buktikan bahwa nama Seira yang ada di dalam kartu undangan itu adalah putri kalian. Dia telah berani mempermainkan dan menipu kami. Jika dia terbukti adalah putri kalian, maka dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia harus kami seret ke dalam penjara dan mempertanggungjawabkan secara hukum," tandas Dallas penuh tekanan.
"Buktikan saja dulu, jangan banyak bicara. Kalau apa yang Anda katakan tidak benar, maka kami yang akan balik menuntut Anda atas pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan," tukas Pak Anggara balik tidak senang.
Dallas merogoh saku jaketnya, lalu meraih ponselnya. Di sana bukti itu disimpan. Foto Seira sudah ada di galeri Hpnya.
"Lalu, siapakah foto gadis muda di dalam foto ini?" ujarnya seraya menunjukkan ponselnya di depan Disti dan Anggara.
Kedua orang tua itu terbengong seraya memastikan kalau foto gadis muda itu adalah benar-benar putrinya yang disebutkan Dallas sebagai calon mempelai perempuan yang sudah menipu keluarganya dengan tidak hadir di pernikahannya dengan Sakala sesuai yang tertulis di dalam kartu undangan.
"Tidak, ini tidak benar, bukan?" Anggara masih berusaha menyangkal dan berharap semua itu bohong belaka.
"Dan tidak mungkin Seira putri kami menikah dengan orang lain selain kekasihnya. Apakah ini hanya rekayasa untuk menjatuhkan reputasi putri kami?" tuduh Disti menatap Dallas tidak suka.
"Tidak ada yang merekayasa, justru putri kalianlah yang merencanakan semua dari sejak awal. Dia sengaja menipu kami dengan menyewa dua orang tua, kemudian diakuinya sebagai orang tuanya. Saya ada bukti saat keluarga besar kami menyambangi sebuah rumah yang diakui rumah kedua orang tuanya. Lihatlah, vidio ini membuktikan bahwa Seira yang ada di dalam vidio adalah putri kalian," tandas Dallas seraya memperlihatkan vidio rekaman saat acara lamaran seminggu yang lalu.
"Ini semua tidak mungkin. Seira tidak mungkin melakukan itu. Dia memiliki kekasih yang bahkan baru merencanakan pernikahan di tahun depan." Disti masih menyangkalnya dan berharap apa yang dilihatnya tidak benar.
"Kalau menurut kalian tidak mungkin, tolong hadirkan Seira ke sini, saya ingin bertemu dan bertatap muka langsung dengannya," pinta Dallas sebagai syarat.
"Seira tidak sedang di sini, seminggu yang lalu dia pergi dan liburan ke luar kota," kilah Disti.
"Seminggu yang lalu kami melamarnya untuk anakku. Bahkan putri kalian dan putraku sempat fitting baju pengantin. Lalu setelah itu mereka tidak bertemu lagi. Dan hari ini, hari yang seharusnya mereka dipertemukan dalam ikrar ijab kabul, putrimu tidak datang, sampai Penghulu yang akan menikahkan harus segera pulang karena akan menikahkan di tempat lain. Bahkan tamu undangan yang rencananya akan dia undang sebanyak 200 orang, sama sekali tidak ada yang hadir. Kurang bukti apa lagi kalau nyatanya putri kalian itu ternyata penipu?" tandas Dallas membongkar kejahatan Seira.
"Tapi, putri kami tidak mungkin melakukan itu. Ini mungkin salah, kalian salah dan mungkin saja kalian sengaja menyebar fitnah." Disti balik menuduh.
"Tidak perlu membulak-balikan fakta, Mbak Disti. Apa buktinya kami fitnah? Sepertinya Mbak Disti memang sengaja menutupi kesalahan putri kalian, karena saya yakin kalian bersekongkol untuk mempermalukan kami," tuding Dallas.
"Tunggu dulu, jangan sembarangan Anda menuduh kami bersekongkol. Kami sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan putri kami jika semua itu benar. Bahkan kami sebulan terakhir ini jarang bertemu Seira karena dia sudah tinggal sendiri. Saya harap jaga omongan Anda." Anggara angkat bicara.
"Saya tidak sembarangan bicara. Baiklah, jika itu memang kalian punya pendapat sendiri tentang putri kalian, silahkan saja. Tapi, saya pastikan mulai detik ini saya akan mencari putri kalian. Dengan bukti-bukti ini, saya pastikan dia dijebloskan ke dalam penjara," dengus Dallas seraya bangkit dan bermaksud melangkah.
"Als, tunggu!" tahan Disti. Dallas terpaksa menahan langkahnya. Menoleh ke arah dua orang itu. Dallas tidak berkata, matanya tajam menatap kedua orang tua Seira itu, dan menunggu apa yang akan mereka katakan.
"Terlepas benar atau tidak bukti dalam vidio itu, bisakah kita bicara baik-baik? Jujur saja mbak benar-benar syok mendengar berita ini." Akhirnya Disti sedikit melunak. Setelah tadi sempat berkeras. Disti ingin meyakinkan kalau bukti yang disodorkan itu benar-benar putrinya dan jika dijebloskan ke dalam penjara, maka reputasi dirinya dan suaminya akan hancur seketika.
"Kenapa Mbak, apakah berubah pikiran dan mengaku bahwa kalian bekerja sama dan sengaja mengirim Seira untuk menipu dan mempermalukan keluarga besar kami? Sepertinya keluarga kalian tidak ada puasnya ingin menghancurkan keluarga kami," tuduh Dallas lagi membuat Disti merasa tertampar atas kejadian di masa lalu yang kini diungkit Dallas.
"Tidak, Als. Demi Tuhan. Setelah kami melepaskanmu, mbak bahkan sangat merasa bersalah dan tidak pernah berpikiran untuk membalaskan kecewa yang dirasakan Dista setelah diceraikan mu. Semua tuduhan kamu itu sama sekali tidak benar. Persekongkolan yang kamu katakan tadi, itu juga tidak benar. Mbak dan suami mbak tidak bersekongkol apapun dengan putri kami. Untuk itu, kalau kamu tidak keberatan, bisakah kita bicara baik-baik dan bekerja sama?" ujar Disti, berusaha menekan amarah yang tadi sempat timbul karena merasa tuduhan Dallas tidak benar.
"Kerja sama? Apa maksudnya?" Kening Dallas mengkerut dalam. Dia tidak mau lawannya menipu dan mencari akal untuk lepas dari cengkramannya.
"Ijinkan kami bicara Als, setelah tadi mbak dan suami mencermati bukti-bukti yang kamu sodorkan, meskipun kami ingin menyangkal. Tapi, kami juga merasa penasaran apakah itu benar-benar Seira. Kami, tidak ingin hubungan kita semakin keruh. Dan perlu kamu tahu, sejak kamu dan Dista pisah, mbak tidak ada dendam sama sekali. Justru keluarga kamilah yang bersalah padamu, memperdaya keluargamu dengan nama hutang budi," jelas Disti benar-benar melunak dan merasa malu.
"Baiklah, apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Dallas masih datar.
"Kita selidiki sama-sama tentang kasus Seira yang diduga putri kami. Kalau Seira terbukti bersalah, maka kami akan ganti semua kerugian materil keluargamu dua kali lipat, bahkan empat kali lipat," ujar Disti bernegosiasi.
Dallas diam, dia tidak butuh negosiasi. Yang dia butuhkan adalah pertanggung jawaban Seira atas perbuatannya.
NB: Tenang, kalian tunggu apakah Dallas akan terima negosiasi itu atau justru menolaknya?
kalo bikin cerita ga pernah gagal....ga banyak konflik yg berat dan ga monoton jg ceritanya..... pokoknya author the best laaah❤️