NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Pagi harinya,

Hafsah mengajak sang putri untuk periksa karena takut jika terjadi apa-apa. Dan syukurlah, kesehatan Ayuna baik-baik saja, cuma kecapean biasa.

"Nanti kalau demamnya masih ada, obatnya bisa diminumkan! Sehat-sehat ya, Ayuna!" ucap dokter langganan Ayuna itu.

"Makasih, tante dokter!"

"Megan, aku pamit dulu ya! Makasih, selalu ngerepotin kamu terus," ucap Hafsah merasa segan, karena temannya itu selalu membantunya.

Megan adalah teman Hafsah semasa SMP dulu. Di sekarang menjadi seorang dokter, dan membuka praktik di kediamannya.

"Hati-hati, Sah! Jangan sungkan-sungkan."

Hafsah mengangguk. Lalu dia beranjak sambil menuntun tangan Ayuna untuk keluar. Setelah memakaikan Ayuna helm kecil, dan memastikan sang putri duduk dengan aman, Hafsah kembali mengendai motornya menuju toko alat lukis, karena Ayuna sangat suka sekali melukis.

Selama perjalanan, Ayuna sejak tadi berceloteh, mengatakan apa yang saat ini hati kecilnya inginkan.

Pukul 9 pagi, matahari menyamai perjalanan mereka, menimbulkan perasaan hangat dalam hati Hafsah. Nyanyian merdu bersenandung dari mulut mungil Ayuna, membuat perjalanan mereka menjadi lebih bermakna.

"Bunda, Bunda ... Nanti setelah Yuna beli alat lukis, Yuna akan melukis Bunda, Ayah, Simbok, dan juga Yuna sendiri. Ayah juga sering melukis ya, Bunda?"

"Iya, Sayang! Ayah dulu pernah juara 1 lo, lomba melukis."

"Wah, Ayah hebat banget ya, Bunda. Ayuna juga pingin bisa juara kaya Ayah."

Tanpa mereka sadari, motor Hafsah sudah berhenti didepan toko alat lukis. Ayuna mengambil beberapa kebutuhan untuk melukis, dan juga buku mewarnai.

Begitu selesai, Ayuna mengajak Bundanya untuk makan di cafe langganan mereka.

"Sayang, nanti makanannya kita bungkus saja ya. Kita makan sama Simbok juga dirumah. Kasian Simbok sendirian," pinta Hafsah memberi paham putrinya.

"Oke, baik Bunda!"

Setelah memesan makanan, dan diminta untuk menunggu beberapa menit, kini pelayan cafe memanggil nama Hafsah, untuk mengambil pesanan mereka.

"Sudah, Bunda?"

"Sudah Sayang, ayo kita pulang!" Hafsah menggandeng tangan Ayuna, dengan tangan satunya membawa dua kantong makanan.

Begitu sampai dihalaman cafe. Tiba-tiba ....

Deghhh!

Hafsah berdiri terpaku, kala dia melihat Bastian disebrang tempatnya, tengah bersama seorang wanita cantik memakai abaya seperti dirinya, sambil menggendong bocah kecil seusia putrinya.

'Hafsah?'

Jantung Bastian berpaju lebih cepat. Menatap lurus kedepan, seolah hanya Hafsah yang berada dalam tatapanya.

"Om Bas lihatin siapa?" tegur Narendra menatap bingung.

Bastian tersadar. Dia hanya tersenyum nanar, lalu melanjutkan kembali jalannya. Aisyah, entah mengapa dia merasa tidak nyaman dengan pertemuan Bastian dengan perempuan didepannya kini.

"Bastian?"

"Hafsah? Dia putrimu?" tanya Bastian dengan raut wajah terlihat cemas.

Hafsah menganguk, dia tersadar, dia lupa memberi salam pada wanita disebelah Bastian, "Maaf, saya Hafsah! Teman Bastian sewaktu kuliah!" ucap Hafsah setelah menjabat tangan Aisyah.

"Saya Aisyah! Saya tem-"

"Dia calon istriku, Hafsah! Dan ini Narendra, calon putraku!" sahut Bastian, sambil melirik Aisyah. Dia tidak ingin Asiyah salah paham dengan wanita didepannya kini.

Ayuna? Gadis kecil itu hanya dapat menatap melas, saat melihat Narendra mengeratkan tangannya pada leher Bastian. Pada saat itu, Ayuna serta Narendra, mereka sama-sama memakai masker wajah, sehingga tidak dapat mengenali satu sama lain.

"Kalau begitu saya permisi dulu! Mari, Aisyah!"

Hafsah seketika melenggang pergi dari hadapan Bastian, sambil menarik tangan Ayuna dengan pelan.

'Hafsah benar-benar berubah. Dia sudah mengenakan hijab sekarang! Tapi siapa suaminya? Putrinya sudah sebesar itu?'

*

*

*

Setelah sampai dirumah, Hafsah berinisiatif untuk kembali lagi ke Cafe tadi, guna menyampaikan pesan mendiang suaminya.

"Mbok, jaga Yuna dulu ya! Hafsah mau keluar sebentar, penting!"

Mbok Nah hanya mengangguk, dengan tatapan penuh kecemasan. Hafsah masuk kedalam kamarnya untuk mengambil surat itu.

Hafsah kembali mengendarai motornya untuk menuju Cafe tadi. Namun siapa sangka, jika perjalananya dapat berjalan lancar. Dan benar, apes memang tidak ada dalam kalender. Hafsah sudah benar mengendarai motornya. Kecepatannya pun standar, tidak ngebut. Namun dari arah belakang, terdapat mobil yang melaju sangat kencang

Hingga tiba-tiba ...

Brakk!

Motor Hafsah ambruk kesamping setelah terserempet mobil hitam tadi.

Awhhh ... Aishhh!

Hafsah meringis, saat kakinya terluka akibat terkena gorekan aspal itu. Abaya Hafsah juga sobek dibagian bawahnya, dan juga bagian sikunya. Untung saja Hafsah selalu memakai pakaian dalam sebelum memakai Abayanya.

Ckittt!!!

Mobil itu berhenti. Rupanya seorang wanita yang mengendarai mobil mewah itu. Wajahnya sangat ketakutan, karena dia diam-diam memakai mobil tanpa izin orang tuanya.

'Haduh, pakai nyenggol orang segala! Gimana, nih?'

Mau tidak mau, gadis muda itu turun. Dia lalu bergegas untuk menghampiri Hafsah, yang masih sibuk mengurus dirinya.

"Yah ... Mbak, saya minta ya! Saya benar-benar nggak sengaja," ucap gadis muda tadi, sambil membantu Hafsah bangkit.

Hafsah mencoba tersenyum, walaupun wajahnya meringis menahan sakit, "Iya, nggak papa kok! Lain kali hati-hati ya bawa mobilnya."

"Kita ke rumah sakit saja yuk, Mbak! Biar saya anterin Mbaknya," lanjut gadis itu merasa bersalah.

"Nggak, nggak perlu kok! Nanti biar saya kasih obat merah saja." Hafsah tersadar kalau dia harus segera menuju Cafe tadi. "Oh ya, maaf ya ... Saya sedang buru-buru! Saya permisi dulu. Sudah, kamu nggak perlu cemas, saya nggak papa kok!"

Hafsah mengusap pelan pundak gadis tadi, lalu segera menegakan kembali motornya yang tadi jatuh, dan dibantu oleh gadis muda tadi.

"Hati-hati ya, Mbak!" teriak gadis muda itu, saat Hafsah sudah kembali melajukan motornya.

Dan ternyata, didalam mobil itu terdapat satu perempuan muda, yang mungkin teman si gadis tadi.

"Dinda ... Ayooo, panas tau!" teriaknya memanggil temannya. Dan ternyata, gadis muda tadi bernama Dinda.

"Iya Sel, ini kesana," namun saat Dinda ingin beranjak, dia tanpa sengaja menemukan sebuah buku bersampul biru muda, seperti buku Diary.

Dinda menunduk, lalu mengambil buku Diary tadi, 'Mungkin buku ini milik Mbak-Mbak tadi' pikirnya. Setelah itu Dinda langsung kembali menuju mobilnya, menyimpan Diary tadi kedalam tas selempangnya. Mungkin suatu hari jika bertemu lagi, Dinda akan mengembalikan buku tersebut.

~Cafe and Resto, Cake Flowy~

Begitu tiba di Cafe, Hafsah langsung melepaskan helmnya, dan bergerak masuk kedalam.

Wajahnya terlihat sangat lelah sekali. Hingga nafasnya terdengar tidak teratur. Dia tidak peduli dengan penampilannya saat ini. Abayanya pada robek, karena tergores aspal tadi. Hafsah mengedarkan pandangan kedalam, mencari sosok sahabatnya dulu.

Melihat ada pelayan wanita yang akan lewat, sontak Hafsah langsung menghadangnya dengan bertanya, "Mbak maaf, apa tadi ada pengunjung atas nama Bastian ... Atau, Aisyah?"

"Atas nama pak Bastian, orangnya baru saja keluar dengan keluarganya, Bu! Saya permisi dulu."

"Terimakasih, Mbak!"

Pundak Hafsah luruh kebawah, sambil berbalik kembali lagi menuju motornya. Ternyata dia kalah cepat, akibat insiden tadi yang menimpanya. Kemana lagi dia harus mencari keberadaan sahabatnya itu? Rumah lama Bastian sudah lama kosong, semenjak dia dan keluarganya pindah.

Sebelum mengendarai motornya, Hafsah baru tersadar, jika body motornya terlihat retak, akibat benturan dengan aspal tadi. Dan masih banyak kerusakan ringan yang harus Hafsah berbaiki lagi.

Dan untung saja, lusa dia masih cuti karena hari minggu. Dengan terpaksa, Hafsah harus memperbaiki kerusakan motornya terlebih dahulu.

"Wah, lampunya juga mati," ucap Hafsah saat menyadari lampu motornya tidak hidup.

Brak!

Namun setelah Hafsah memukul kepala motornya itu, seketika lampunya langsung hidup. Mungkin saja konslet, dan itu juga membutuhkan perbaikan.

Puas meratapi nasibnya, Hafsah langsung menjalankan kembali motornya menuju bengkel terlebih dahulu.

*

*

*

"Aisyah ... Maafkan saya sekali lagi! Saya tidak bermaksud menjadikan semua itu kepentingan peribadi saya. Saya-"

"Sudah, Mas! Rendra sudah ngantuk, jadi saya turun dulu! Terimakasih atas makan siang tadi," sela Aisyah, lalu segera turun sambil mengajak putranya masuk kedalam rumah.

Bastian hanya dapat menghela nafas dalam. Dia kembali melajukan mobilnya, dengan pikiran bercabang. Apa yang salah dengan ungkapan itu? Bastian hanya ingin seluruh dunia tahu, jika dia benar-benar serius kepada Aisyah. Namun mengapa Bastian harus berkata seperti itu didepan sahabat lamanya!

Jika Bastian memang serius, mengapa dia tidak langsung menemui orang tua Aisyah saja? Mengapa harus kepada orang lain, mengungkapkan keseriusannya. Aisyah tidak menyukai sikap itu. Sikap yang menurutnya egois. Seakan, Bastian hanya mengungkapnya perasaanya atas dasar desakan, tanpa pernah menyatakan sebelumnya.

'Hafsah? Maafkan aku, Hafsah! Maaf jika meninggalkan bekas luka yang mendalam, tanpa kamu ketahui'

Arghhhh!!!!

Teriaknya frustasi, sambil memukul kencang setir mobil. Bastian benar-benar dilema dengan pikirannya sendiri.

'Raga? Aku harus mencari keberadaan Raga! Semoga saja rahasia itu masih tersimpan aman olehnya'

Setelah puas bergumam dalam hatinya, Bastian kembali melajukan mobilnya menuju kediaman orang tuanya.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!