Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Bab 18. Keributan Di Kampus.

Tidak lama kemudian, Rangga keluar dengan perubahan fisik yang sudah berubah sepenuhnya. Dia memakai kaos, lengan pendek, celana jeans, jam tangan di tangan kirinya, dan sebuah kacamata hitam. Sementara sebuah tas tersampir di lengan kirinya yang kokoh dan kekar. Wajahnya sangat tampan, posturnya sangat tinggi dan proporsional. Membuat wanita manapun yang melihatnya pasti akan langsung menggila.

Bahkan ada perempuan yang memandangnya dengan tetapan yang sulit diartikan. Ada juga yang langsung menunjukkan hasratnya, kakinya dijepit dengan erat karena dia merasakan sesuatu yang tersembunyi sangat dalam terasa lembab dan basah.

Kerumunan itu melihat Rangga membuka pintu mobil, dan seorang gadis cantik yang terlihat familiar segera keluar dari sana.

Tiba-tiba, salah satu wanita yang ada di kerumunan berseru dengan keterkejutan yang luar biasa.

"Hah! Lihat! Lihat! Bukankah itu adalah Tania? Salah satu dari lima dewi yang ada di kampus kita.

Saat suara itu terdengar, seketika kerumunan pun memfokuskan pandangan mereka pada gadis cantik yang baru saja keluar. Dan benar saja, itu adalah wajah Tania yang begitu familiar, karena merupakan salah satu kecantikan yang memiliki banyak sekali penggemar, terutama di kalangan para pria.

Seketika kegemparan segera terjadi, para pria yang melihat itu menjadi merasa putus asa dan frustasi seolah dunia mereka runtuh karena dewi yang mereka kejar kini telah memiliki pasangan dan tidak main-main, pasangannya memiliki mobil sport dengan harga mencapai ratusan miliar, yang mana, mobil tersebut tidak akan pernah bisa mereka beli seumur hidup mereka. Bahkan jika mereka bekerja 24 jam non-stop.

Karena menarik banyak perhatian, wajah Tania tiba-tiba memerah. Rangga yang melihat itu hanya tersenyum, kemudian menarik tubuhnya ke dalam pelukannya dan langsung mencium keningnya di depan semua orang. Seketika kerumunan dikejutkan oleh tangkapan mata yang membara,dari dua kubu yang berbeda.

Mereka semua benar-benar merasa iri dan cemburu. Jika wanita, pandangannya terbakar dan cemburu oleh Tania, yang bisa mendapatkan laki-laki yang begitu sempurna.

Sementara para pria, cemburu karena dewi mereka dicium tepat di depan mata mereka, dan mereka hanya bisa melihatnya dengan pasrah. Jika tetapan mata bisa membunuh, mungkin Rangga sudah mati ratusan, bahkan jutaan kali.

Sementara itu, di tempat lain, di gedung lantai dua, ada sekelompok pemuda yang menatap dari bawah dengan tetapan sinis penuh dengan dendam. Di sampingnya ada seorang yang umurnya sebaya dengan mereka akan tetapi terlihat jelas jika orang-orang yang ada di sekitarnya sangat takut, segan, dan menghormati orang tersebut. Karena orang tersebut merupakan anak orang yang sangat kaya dan mereka tidak bisa memprovokasinya begitu saja. Dia tersebut bernama Bima.

Sementara yang ada di sampingnya adalah Dion dan antek-anteknya.

"Nah, dia bos, dia orangnya, yang beberapa hari lalu aku lihat masuk ke dalam rumah Taninya." ucap salah satu anak buahnya.

Bima yang mendengar itu hanya menyipitkan matanya dan menatap tajam terhadap seorang pemuda yang saat ini sedang memeluk Tania dengan mesra, rasa cemburu yang luar biasa hebat membakar hatinya, dan tanpa sadar ia mengepalkan tangannya erat-erat.

Dia berpikir,

"Pasti dia yang menggagalkan rencanaku dan membuat keluarga Tania terbebas dari hutang-hutangnya.

Nah, disini akhirnya terpecahkan siapa sosok yang membuat skenario untuk menghancurkan keluarga Tania, dan itu tidak lain adalah Bima. Bima menghasut sahabat ayah Tania untuk melakukan pencurian motor dan yang menyebabkan ayah Tania mengalami kerugian dan hutang hingga mencapai 100 milyar

Awalnya, sahabat ayahnya menolak akan tetapi saat ditawari uang suap sebesar 300 milyar, akhirnya dia pun menyetujui.

Rencana awalnya, dia akan menjadi super hero yang menyelamatkan kecantikan. Ia akan membantu keluarga Tania dalam situasi terdesak, menyelamatkan dengan syarat Tania harus menjadi kekasihnya. Semuanya sudah berjalan dengan rapi dan sesuai dengan skenario sebelum akhirnya pemuda tak di kenal datang dan menghancurkan semua rencananya.

"Bajingan itu...bagaimanapun caranya dia harus mati,"ucapnya dengan nada sedingin es.

Di saat yang sama, aura yang luar biasa mengerikan mengeluarkan dari dalam tubuhnya itu menyebabkan penindasan yang sangat ekstrim. Membuat anak buahnya dan juga Dion dan antek-anteknya baru saja bergabung menjadi kacung Bima, mengalami rasa dingin yang menjalar ke sekujur tubuh mereka.

Ternyata Bima ini bukan seorang mahasiswa biasa. Tetapi, dia menyimpan rahasia yang tidak diketahui siapapun kecuali keluarganya. Jika sebenarnya dia adalah seorang Petarung dengan ranah Bumi level 4 tahap puncak.

Hal itulah yang membuatnya percaya diri untuk menghadapi rangga. Akan tetapi yang tidak dia ketahui, di mata rangga dirinya hanyalah seekor semut yang tidak berharga, yang hanya dengan sekali tamparan, dirinya akan mati dan bertemu dengan sang Malaikat Maut.

Abaikan Bima dan kembali kepada Rangga yang baru saja mencium kening Tania. Tania terkejut dengan wajah memerah karena malu, tetapi matanya melotot dengan raut wajah yang dibuat pura-pura marah rangga yang melihatnya menjadi sangat gemas kemudian mencubit pipi kanannya dengan lembut.

"Ayo masuk." ucapnya dengan lembut.

Tania mengangguk dengan wajah yang merah, keduanya kemudian bergandengan tangan Lalu berjalan ke arah kerumunan, sementara kerumunan itu secara otomatis merasa sadar diri dan segera memberi jalan kepada keduanya untuk lewat. Bagaimanapun, mereka tidak berani memprovokasi seorang Tuan Muda kaya yang menaiki mobil sport sekelas Bugatti.

Kemanapun mereka berdua berjalan, akan selalu menarik perhatian semua orang, hingga akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu kelas yang merupakan kelas ekonomi. Tanpa ragu, Rangga membuka pintu. Diikuti Tania yang berjalan di belakangnya dengan menunduk malu-malu.

Mereka mulai masuk ke dalam kelas. Setibanya di dalam kelas, mereka duduk seperti biasa. Akan tetapi, setelah menaruh tasnya, Rangga berkata kepada Tania,

"Sayang, aku ingin keluar sebentar." ucapnya sambil tersenyum.

Mendengar itu, Tania hanya mengangguk dan balas tersenyum dengan sangat manis.

Sontak saja hal itu membuat Rangga sangat tergoda, ingin rasanya dia menciumnya sampai lemas.

Kemudian, dia mengirimkan sebuah pesan teks via WhatsApp.

"Sayang, senyumanmu sangat manis, membuat aku tidak tahan untuk menciummu sekarang juga."

Kemudian dia mengirim pesan itu. Saat Tania membacanya, matanya sedikit melebar. Kemudian dia menatap Rangga. Saat mata keduanya bertemu, Rangga hanya tersenyum.

Dia bahkan menunjukkan gesture menjilat bibir yang dia lakukan dengan sangat cepat, membuat wajah Tania semakin merah dan matanya melotot dengan ekspresi marah yang dibuat-buat.

Melihat hal itu, Rangga hanya merasa geli. Kemudian dia berbalik dan meninggalkan ruangan.

Saat Rangga pergi, kerumunan gadis-gadis yang merupakan sahabat Tania langsung mengepungnya dan memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan yang membuat Tania semakin memerah dan malu.

Saat Rangga keluar dari ruangan, baru beberapa langkah dia berjalan tiba-tiba terdengar suara yang begitu dingin, penuh dengan intimidasi di tunjukkan ke arahnya.

"Hei Bocah, berhenti disana." ucapnya.

Pemuda itu tidak lain adalah Bima.

Mendengar itu, Rangga hanya tersenyum menyeringai. Kemudian, dia berbalik dan menatap sosok pemuda yang seumuran dengannya.

Sontak saja, ketegangan itu menarik perhatian banyak orang di koridor terutama mereka yang berasal dari kalangan elite, termasuk Tuan Muda dan para gadis dari keluarga dengan latar belakang yang tidak biasa. Mereka merasa tertarik karena Rangga adalah sosok yang sempat membuat kehebohan pagi ini dengan mobil sport super mahalnya yang bernilai ratusan miliar.

Kembali Ke Rangga.

dengan acting yang dibuat-buat, Dia berkata dengan nada marah, namun juga penuh dengan sedikit keluhan.

"Nak..kau sungguh tidak sopan. Bagaimana kau bisa berbicara dengan kakek dengan nada seperti itu? Cepat kemari, berlutut sebanyak tiga kali dan katakan ini,

"Maaf kakek, aku bodoh, tolong kakek jangan marah lagi ya."

Jika kamu tulus kakek akan mempertimbangkan untuk mengampuni sikap kurang ajarmu itu." ucapnya dengan nada main-main.

Apa yang dikatakan Rangga seketika membuat

Suasana pecah dan penuh dengan gelak tawa.

Orang-orang yang berasal dari keluarga selevel, atau bahkan lebih tinggi dari Bima tertawa keras tanpa menahan diri sedikitpun. Sementara mereka yang berasal dari kalangan biasa juga ikut tertawa. Namun, mereka berusaha menekan suaranya, agar tidak terdengar terlalu keras.