Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Setelah sholat subuh dan membereskan kamar, Retta segera ke dapur untuk membantu bi Mar menyiapkan sarapan. Sedangkan Vanno terlihat merebahkan diri lagi di atas tempat tidur. Entah kenapa bahunya terasa semakin berat.
Begitu sampai di dapur, Retta melihat ada Mommy disana. Melihat Retta datang, mommy langsung menarik lengannya dan mengajaknya duduk di kursi ruang tengah.
"Bagaimana Ta?" tanya mommy antusias. "Vanno normal kan?" lanjutnya kemudian.
Retta bingung menjawab. Dia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eehhmmm.. i-itu.." Retta bingung menjelaskan.
"Apa Ta, mommy penasaran ini?"
Akhirnya Retta menjelaskan detail kejadian semalam sampai tadi pagi. Sementara mommy mendengarkan dengan dahi berkerut.
"Jadi, Vanno sama sekali tidak bereaksi meski melihat pakaian kamu yang tidak sengaja terbuka?" tanya mommy sambil memikirkan sesuatu. "Apa benar Vanno itu belok Ta?" Lanjut mommy dengan wajah sedikit murung.
Retta jadi merasa bersalah. "Belum tentu juga Mom," kata Retta menenangkan mommy. "Ta-tadi waktunya sudah mepet, lagi pula hari ini kami kan sekolah Mom." Lanjutnya.
Mendengar jawaban Retta, seketika mommy langsung tersenyum sumringah. Matanya memancarkan kebahagiaan, sementara bibirnya tak henti tersenyum.
Deg.
Retta menyadari perkataannya. Bagaimana aku bisa berkata seperti itu, aku seperti mengharapkan sesuatu yang akan terjadi dengan mas Vanno. Rutuknya dalam hati.
Blush. Retta segera memalingkan wajah. Dia menunduk malu ketika menyadari perkataannya.
Menyadari Retta tengah malu, mommy segera memeluknya dan mengusap punggungnya pelan. "Jangan khawatir sayang, mommy tidak akan memaksamu untuk melakukan hal yang tidak kamu inginkan. Jangan merasa terbebani ya," kata mommy. Retta pun mengangguk.
Setelahnya, mereka segera melanjutkan menyiapkan sarapan. Retta segera kembali ke kamar untuk bersiap ke sekolah. Sementara Vanno sedang mempersiapkan mobilnya untuk ke sekolah. Ya, hari ini dia lebih memilih menggunakan mobil.
Menyadari hal itu, mommy menghampiri Vanno. ''Tumben mau pakai gledekan, biasanya ogah," tanya mommy ketika Vanno berjalan memasuki ruang makan.
Vanno hanya memutar bola mata jengah. Merasa kesal tidak mendapat jawaban dari putra semata wayangnya, mommy merasa gemas dan mencubit pinggang Vanno.
Auuww. Teriak Vanno. Dia mendengus sambil melihat mommynya. "Apaan sih Mom, Vanno capek bawa motor." Jawabnya sambil mendudukkan diri di kursinya.
Mommy mengikutinya dan duduk di sebelahnya. "Memang capek kenapa?, alasan." kata mommy.
Retta tersenyum melihat suami dan mertuanya berdebat di pagi hari. Selama tiga hari di rumah itu, dia sudah mulai terbiasa dengan perdebatan yang sering mereka lakukan. Meskipun begitu, rasa sayang dari keduanya masih sangat terlihat dengan jelas.
Mereka melanjutkan sarapan dengan obrolan ringan. Beberapa saat kemudian, Retta dan Vanno pamit untuk berangkat sekolah.
Diperjalanan, Retta dan Vanno saling diam. Tidak ada obrolan di antara mereka.
Retta bingung hendak ngomong apa, sementara Vanno bingung memulai percakapan. Dia belum pernah berada sedekat ini dengan perempuan manapun. Canggung, itu yang dirasakannya
Hening.
Hening.
Hening.
Lebih dari setengah perjalanan mereka tetap diam. Merasa tidak nyaman, akhirnya Retta membuka suara. "Eehhmm, nanti aku ada bimbel tambahan Mas. Jadi, pulangnya lebih sore. Mas Vanno bisa pulang lebih dulu, aku bisa pulang naik angkot nanti." kata Retta.
Vanno menoleh dan memandang Retta sebentar sebelum menjawab. "Pulang jam berapa?" tanyanya kemudian.
"Sekitar pukul 16.30"
"Aku jemput," kata Vanno.
"Ti-tidak us...," belum selesai Retta menjawab Vanno sudah menimpali, "Aku tidak suka di bantah!" kata Vanno seketika.
Retta terdiam dan mengangguk. Dia tidak berani membantah.
\=\=\=\=\=
Masih mau lagi nggak nih?
Jika banyak yang mau comment dong,
Hari ini semoga bisa up lebih dari 2 🤗🤗🤗