Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Mas, sudah, S-sakit..."
Bibirnya Leonard terus bermain dipuncak nya, kedua tangannya meraba dan meremas benda kenyal favoritnya.
"Mas!! Nanti kamu telat berangkat ke kantor loh, jangan nakal pagi-pagi begini." protes Daniar, mendorong pundak lebar suaminya.
"Hemm, salahmu memancingku." sanggahannya tanpa melepaskan pagutannya di dada sang istri.
Kegiatan pagi yang panjang pun berlanjut mereka kembali bersahut- sahutan diatas ranjang, suara erangan nikmat memenuhi ruangan kamar mereka.
satu jam setelahnya, barulah mereka mencapai kenikmatan yang tiada tara. Daniar berbaring nyaman di dada suaminya. Leonard memeluk erat, mengecup kening istrinya dengan penuh kasih.
"Aku minta maaf, dulu aku sudah jahat padamu." lirih Leonard penuh penyesalan, walaupun tragedi rumah tangga mereka sudah lewat, namun perasaan bersalah masih terus menghantui.
Daniar mengangguk, lalu keduanya saling pandang dan tersenyum, menyiratkan perasaan cinta dan sayang yang kian bertambah dibandingkan dulu saat baru menikah.
...*****...
Siang harinya, Leonard berjalan masuk ke kantor dengan senyum cerianya merekah diwajahnya.
Saat ia melangkah menuju ruangan kerja, beberapa karyawan menyapanya dengan ramah. Seperti biasa ia membalas dengan senyuman lebar dan anggukan kecil.
Namun, setelah memasuki ruangan kerjanya, ia dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita cantik, wanita itu memakai rok pendek dan kemeja ketat, sedang duduk dengan tenang di kursi kebesaran nya.
Calista menatap tajam Leonard dengan sedikit kekesalan, seperti seseorang yang tak terlalu senang dengan kehadirannya.
Wanita itu tidak berkata sepatah kata pun, hanya menatapnya seolah menunggu Leonard untuk mengatakan sesuatu.
"Eh, siapa...?" Leonard memulai dengan ragu, terkejut dan sedikit bingung dengan situasi itu.
Calista menyilangkan tangannya di dada, lalu menjawab dengan suara yang datar dan tanpa ekspresi, "Mulai hari ini, saya bekerja di kantor ini sebagai sekretaris pribadi Anda."
Leonard mengerutkan dahi, tidak menyukai kejutan ini. Ayahnya, James, seringkali mengatur banyak hal dalam hidupnya, termasuk memilihkan orang-orang yang bekerja di sekitarnya. Tapi, kali ini Leonard benar-benar tidak suka dengan pilihan ayahnya.
"Aku tidak butuh sekretaris pribadi, aku bisa mengatur sendiri semua jadwalku," jawab Leonard dengan nada dingin dan sedikit marah.
Calista, menatapnya tajam, "Tetap saja, saya di tugaskan untuk membantu Anda, tuan Leonard," jawabnya tak kalah tegas dan tanpa sedikitpun menunjukkan ketakutan.
Leonard merasakan ketegangan di udara. Di satu sisi, ia merasa sedikit risih oleh kehadiran Calista itu di ruang kerja, apalagi melihat pakaian wanita itu, agak ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya.
"Minggir, aku mau duduk!" Leonard memerintah dengan nada tinggi, membuat Calista terkejut.
Calista segera beranjak dari kursi kebesaran Leonard, matanya menatap dengan terkejut.
"Lakukan saja sesukamu di sini, aku tidak peduli. Sejak awal, aku tidak membutuhkan sekretaris pribadi," seru Leonard dengan nada acuh tak acuh, matanya tidak menatap Calista, seolah-olah mengabaikannya.
Calista berdiri dari meja kerjanya dan berjalan menuju mesin kopi di sudut ruangan. "Tuan Leonard, apakah Anda ingin secangkir kopi? Biar saya buatkan." tanyanya dengan sopan.
Leonard menatapnya dengan sedikit keheranan, tidak terbiasa dibuatkan kopi saat bekerja di ruangan nya. "Tidak perlu," jawabnya ketus.
Tapi Calista tidak memperdulikan jawabannya. Ia tetap membuatkan kopi untuk Leonard, dan kemudian menyerahkannya sambil tersenyum manis. "Silakan, tuan Leonard. Mungkin Anda butuh untuk memulai pekerjaan hari ini."
Aroma kopi yang kuat dan harum memenuhi indra penciumannya, membuatnya merasa tergoda. Leonard tidak bisa menahan diri lagi. Akhirnya ia mengambil cangkir kopi yang ditawarkan Calista dan mendekatkannya ke hidung.
"Kopi buatanmu?" tanya Leonard, matanya menatap Calista dengan sedikit bingung.
Calista mengangguk dengan senyum. "Ya?"
"Kenapa aromanya bisa berbeda dari yang biasanya saya buat?" tanya Leonard.
"Saya menambahkan sedikit sentuhan pribadiku."
Leonard menatap curiga pada Calista, "Sentuhan pribadi?" tanyanya dengan nada yang penasaran.
Calista mengangguk, matanya berkilauan dengan sedikit misteri. "Resep rahasia yang saya simpan dalam setiap cangkir kopi yang saya buat." ucapnya, sembari menunduk, untuk memperlihatkan belahan dadanya yang dalam.
Leonard merasa sedikit tergoda oleh gerakan Calista yang tidak terlalu kentara, tapi cukup untuk membuatnya merasa gerah.
"Resep rahasia, ya?" Leonard bertanya dengan nada yang lebih rendah dan sedikit berat, mencoba untuk menyembunyikan rasa penasaran nya.
Calista mengangguk, masih menunduk dengan senyum manisnya. "Ya, tuan... tapi saya bisa membagikan rahasia itu kepada Anda, jika Anda bersedia menerima saya sebagai sekretaris pribadi Anda," tawarnya dengan nada yang manis dan sedikit menggoda.
Leonard mengangguk, sedikit terpesona dengan senyuman Calista. "Baik, akan saya pertimbangkan setelah melihat cara kerjamu." jawabnya.
Calista tersenyum, matanya berkilauan dengan kepuasan. "Terima kasih, tuan.... Saya pasti akan bekerja dengan baik."
Calista berdiri dan mengambil sebuah dokumen dari meja kerjanya. "Sekarang, mari kita mulai dengan jadwal hari ini. Anda memiliki rapat dengan investor setelah jam makan siang."
Leonard masih menatap Calista dengan mata yang curiga, mencoba memahami apa yang sebenarnya sedang direncanakan ayahnya.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**