Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30. Adu mulut
Wanita itu membawa Han Ze Xin kembali ke rumah, dia merawat dan mengobati luka-luka di tubuh laki-laki itu.
Hari mulai terang, Han Ze Xin membuka matanya. Dia melihat sekeliling ruangan yang terasa asing baginya. Han Ze Xin menoleh ke samping tempat tidur, seorang wanita sedang menggenggam tangan Han Ze Xin. Wanita itu tidur dengan posisi duduk bersandar di tempat tidur.
Han Ze Xin melepaskan genggaman dari tangan wanita tersebut, dia lalu turun dari tempat tidur. Wanita itu terbangun, dia segera menahan lengan Han Ze Xin.
"Kamu mau ke mana?" tanyanya dengan wajah yang terlihat lelah.
Han Ze Xin berbalik menatapnya, dengan tatapan dingin dan seolah jijik terhadap wanita itu. "Lepaskan!" ucapnya dengan nada datar.
Fang Ai Li, wanita itu yang telah menemukan Han Ze Xin di dalam hutan. Han Ze Xin sangat membenci wanita itu, apalagi setelah mengetahui jika ayahnya lah yang telah memfitnah Jenderal Yang.
Fang Ai Li masih menggenggam lengan Han Ze Xin, laki-laki itu segera menghempas tangannya lalu pergi dari sana. Fang Ai Li tersenyum, dengan wajah licik dia berkata, "Kau akan segera menjadi milikku!"
Segerombolan orang telah berkumpul di depan kediaman Fang, mereka diberi kabar jika Han Ze Xin menyusup diam-diam ke dalam kamar Fang Ai Li dan telah memaksa wanita itu untuk berhubungan layaknya suami istri.
Han Ze Xin melangkah keluar dari pintu, semua mata langsung menatap laki-laki itu. Tentunya dengan tatapan yang menghina dan mencela Han Ze Xin.
"Jebakan apa lagi ini?" benak Han Ze Xin.
Melihat wajah dingin Han Ze Xin, semua orang hanya diam memperhatikannya sambil bergunjing di belakang. Han Ze Xin berjalan keluar, dia langsung kembali ke kediaman Han.
Orang tua Han Ze Xin sudah menunggunya di halaman depan, begitu Han Ze Xin masuk, mereka segera memanggilnya. "Kemarilah, ada yang ingin kami tanyakan!" pinta Han Ze Xuan.
Han Ze Xin menurut, dia berjalan mendekat lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Se Se.
"Di mana dan apa yang kamu lakukan semalam?" tanya Han Ze Xuan.
"Aku berada di kediaman Su untuk mengobati mata Nona Su yang terluka." jawab Han Ze Xin dengan jujur.
"Kamu sudah tau kan, kabar apa yang sedang tersebar saat ini?" tanya Se Se.
Han Ze Xin mengangguk, dia tentu saja mengetahui hal itu karena sudah mendengar secara langsung cacian dari mereka. Han Ze Xin menjelaskan semuanya, dari awal hingga akhir kepada kedua orang tuanya.
"Xin, bukankah kau terlalu gegabah? Kau hampir saja kehilangan nyawamu." tegur Se Se.
"Ze Xin hanya melakukan hal yang ingin dia lakukan, biarkan saja dia memilih sendiri jalan hidupnya." bela Han Ze Xuan.
Han Ze Xin menoleh ke wajah ayahnya, dia lalu tersenyum sebagai isyarat berterima kasih karena telah memahami isi hatinya. Han Ze Xuan mengangguk dan membalas senyuman dari putranya.
"Kalian memang ayah dan anak yang sama-sama bodoh." sindir Se Se.
"Itu karena kami sayang kepada istri, bukan bodoh." sahut Han Ze Xuan membela diri.
Han Ze Xin mengangguk menyetujui ucapan ayahnya. Dia lalu teringat sesuatu yang belum dia bicarakan kepada orang tuanya.
"Ibu, Ayah, sebenarnya ada sesuatu yang belum aku sampaikan kepada kalian." ucap Han Ze Xin dengan wajah serius.
Se Se dan Han Ze Xuan menatap anaknya, menunggu apa yang akan dia sampaikan kepada mereka.
"Sebenarnya, Su Xia Qing adalah putri kandung dari Jenderal Yang. Nama aslinya adalah Yang Qing Xia, dia mengganti namanya menjadi Su Xia Qing." jelas Han Ze Xin.
"Bukankah dia sudah dihukum penggal bersama keluarganya yang lain?" tanya Se Se.
"Bukan dia yang dihukum saat itu, entah bagaimana caranya, tapi dia berhasil kabur dan menikah dengan seorang laki-laki yang akhirnya menceraikannya saat dia masih hamil. Mungkin, perceraiannya itu di sebabkan olehku."
Han Ze Xin mengingat jika dirinya telah menodai Qing Xia sebelumnya. Dia berpikir jika Qing Xia di ceraikan oleh suaminya, mungkin saja karena dirinya yang sudah tidak perawan lagi di malam pertama. Mengingat mereka masih sangat peduli dengan kesucian seorang wanita di masa itu.
"Xin, apakah kau telah melakukan kesalahan terhadap Nona Yang?" tanya Se Se dengan wajah serius.
Han Ze Xin mengangguk, dia lalu mengakui semuanya. Mulai dari Qing Xia terkena racun sampai dia yang merenggut malam pertama Qing Xia tanpa diketahui oleh gadis itu.
Se Se langsung berdiri, dia memukuli anaknya itu berkali-kali. Sementara Han Ze Xuan hanya tersenyum dan tertawa melihat putranya yang sangat persis dengan dirinya.
"Aku tidak mau tau, kau harus menjadikan dia sebagai menantu ku. Awas saja jika kau membuatnya bersedih, akan ku potong 'barangmu' itu agar kau tidak bisa lagi mencelakai wanita lain!"
Omelan Se Se membuat Han Ze Xin tertawa, dia merasa senang karena ibunya mau menerima Qing Xia meskipun dia sudah memiliki anak dari laki-laki lain.
Seorang pelayan datang dengan terburu-buru, dia masuk lalu segera memberi hormat.
"Tuan, Menteri Fang datang bersama istri dan anaknya. Mereka menunggu Tuan dan Nyonya di depan." lapor pelayan itu.
"Ckkk, sumber masalah sudah tiba." keluh Se Se.
"Aku akan menemui mereka." ucap Han Ze Xuan yang lalu berdiri dari duduknya.
Mereka bertiga berjalan ke ruangan depan untuk menemui Menteri Fang. Kini mereka duduk berhadap-hadapan, Han Ze Xuan, Se Se dan Han Ze Xin duduk bersampingan. Sedangkan Menteri Fang, Nyonya Fang dan Nona Fang duduk di depan mereka.
"Ada apa Menteri Fang pagi-pagi datang ke sini?" tanya Han Ze Xuan.
"Saya ingin meminta pertanggung jawaban dari putra anda yang sudah mengambil kesucian anak gadis kami." ucap Nyonya Fang.
"Nyonya Fang, anda sebaiknya tidak sembarangan berbicara. Perlu anda ketahui, saya tidak akan memaafkan orang yang sudah memfitnah anak saya." jawab Se Se dengan nada yang mengancam.
Nyonya Fang mengeraskan suaranya, "Kalian jangan semena-mena, jangan kira saya akan takut hanya karena ancaman dari anda. Bagaimana pun, hari ini saya akan meminta pertanggung jawaban dari putra anda yang sudah menodai kehormatan putri saya."
"Kalian lucu sekali ya, datang tanpa berkabar lalu menuduh secara sembarangan." Se Se menatap wajah Fang Ai Li, dia yakin jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh wanita itu.
"Nyonya Han, bukankah anda juga seorang wanita? Anda seharusnya mengerti betapa pentingnya kehormatan seorang perempuan. Mereka lebih baik mati dari pada hidup ternoda."
Nyonya Fang kembali mengoceh, membuat sakit telinga Se Se. Sementara para laki-laki hanya menonton drama pertunjukkan emak-emak yang membela anaknya masing-masing.
"Nyonya Fang, mana buktinya?" tanya Se Se dengan nada ketus.
"Buktinya ada di sini, putri kami yang berharga sudah kehilangan kesuciannya." jawab Nyonya Fang sambil menarik lengan Fang Ai Li.
Fang Ai Li mengerahkan segala upaya untuk terlihat menyedihkan, dia mengeluarkan air mata buayanya. "Aku ingin mati saja! Ibu, bunuh saja aku, aku tidak mau hidup lagi dengan tubuh yang sudah ternoda ini." ucapnya sembari memukuli dadanya.
"Sepertinya kalian bodoh ya, yang ku tanya itu mana bukti jika Han Ze Xin yang telah mengambil kesucian Nona Fang? Bisa saja Nona Fang sejak awal memang sudah tidak lagi perawan." kata-kata yang menusuk pun langsung keluar dari mulut pedas Se Se yang sudah terlatih.
"Nyonya Han, jaga bicara anda!" teriak Nyonya Fang.
"Kenapa? Jangan-jangan yang saya katakan memang benar." Se Se berjalan ke arah Fang Ai Li, dia menatap wajah gadis itu dengan tatapan dingin.
"Nona Fang, bukankah anda sudah pernah melakukan aborsi?"
^^^BERSAMBUNG...^^^