Alya dan Randy telah bersahabat sejak kecil, namun perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka demi kepentingan bisnis membuat hubungan mereka menjadi rumit. Bagi Alya, Randy hanyalah sahabat, tidak lebih. Sedangkan Randy, yang telah lama menyimpan perasaan untuk Alya, memilih untuk mengalah dan meyakinkan orang tuanya membatalkan perjodohan itu demi kebahagiaan Alya.
Di tengah kebingungannya. Alya bertemu dengan seorang pria misterius di teras cafe. Dingin, keras, dan penuh teka-teki, justru menarik Alya ke dalam pesonanya. Meski tampak acuh, Alya tidak menyerah mendekatinya. Namun, dia tidak tahu bahwa laki-laki itu menyimpan masa lalu kelam yang bisa menghancurkannya.
Sementara itu, Randy yang kini menjadi CEO perusahaan keluarganya, mulai tertarik pada seorang wanita sederhana bernama Nadine, seorang cleaning service di kantornya. Nadine memiliki pesona lembut dan penuh rahasia.
Apakah mereka bisa melawan takdir, atau justru takdir yang akan menghancurkan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
Bab 2: Alya Menghampiri Ruangan Kantor Randy
Pagi itu, suasana di kantor Randy tampak tenang. Lampu meja yang terang menyinari layar komputer, sementara suara detik jam dinding terdengar jelas di ruang yang sunyi. Namun, ketenangan itu segera pecah ketika pintu kantor terbuka dengan cepat dan suara teriakan menggelegar terdengar.
“Randy!” teriak Alya, sambil melangkah masuk tanpa mengetuk pintu seperti biasanya. Alya, sahabat Randy sejak kecil, memang selalu begitu. Tidak ada jarak antara mereka berdua, dan Randy pun sudah terbiasa dengan tingkah Alya yang cenderung spontan dan tidak kenal aturan.
Randy yang tengah duduk di kursi kerjanya sempat kaget, tetapi hanya sekejap. Dia sudah terbiasa dengan reaksi spontan Alya. “Alya! Kenapa teriak-teriak begitu? Bisa bikin orang kaget, tau!” katanya sambil tersenyum dan menutup laptopnya. Wajahnya terlihat lebih cerah begitu melihat Alya yang berdiri di ambang pintu dengan senyum lebar di wajahnya.
Alya tidak peduli dengan peringatan kecil Randy. Dia malah berjalan cepat menghampiri meja kerja Randy dan duduk di kursi yang ada di depannya. “Randy, kamu nggak tahu betapa senangnya aku! Aku akhirnya kuliah di universitas impian aku!” kata Alya, hampir tidak bisa menahan kegembiraannya.
Randy terperanjat mendengar kabar itu. Meskipun mereka sudah berbicara tentang hal ini sebelumnya, mendengar langsung dari Alya membuatnya merasa sangat bahagia. “Serius? Wah, aku senang banget dengarnya, Alya! Akhirnya impian kamu tercapai!” Randy berkata sambil menatap Alya dengan penuh kebanggaan. Sejak kecil, Alya selalu memiliki semangat yang besar untuk mengejar apa yang dia inginkan, dan kini dia berhasil mewujudkannya.
Alya tidak bisa menahan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. “Iya, Randy! Aku akhirnya bisa masuk ke universitas itu. Aku sudah mulai minggu lalu. Rasanya seperti mimpi jadi kenyataan!” Alya melanjutkan ceritanya dengan semangat. “Aku nggak sabar untuk belajar di sana, bertemu dengan orang-orang baru, dan tentu saja mengejar cita-citaku. Rasanya seperti perjuangan panjang akhirnya terbayar.”
Randy hanya bisa mengangguk dengan bangga. Dia tahu betul bagaimana perjuangan Alya untuk bisa sampai di titik ini. Selama bertahun-tahun, Alya selalu berusaha keras, belajar tanpa henti, dan menyiapkan diri untuk mewujudkan impian besarnya. “Kamu memang pantas mendapatkannya, Alya. Aku yakin kamu bisa melakukan yang terbaik di sana.”
Alya sedikit tertawa. “Tapi aku masih butuh waktu buat beradaptasi. Belum lagi, aku merasa banyak yang harus dipelajari dan dikejar. Tapi aku yakin, aku akan bisa.”
“Jangan khawatir, kamu sudah terbiasa dengan tantangan, kok. Aku yakin kamu pasti bisa melewatinya dengan baik. Kamu memang orang yang luar biasa.” Randy menambahkan, merasa sangat bangga dengan teman kecilnya itu.
Alya tersenyum mendengar kata-kata Randy. Meskipun dia sudah melangkah ke dunia baru, dia merasa tetap ada ikatan yang kuat dengan Randy, teman yang sudah mengenalnya sejak kecil. Mereka berbagi cerita, tertawa bersama, dan saling memberi semangat dalam setiap langkah hidup mereka. Keberhasilan Alya bukan hanya miliknya, tapi juga milik Randy yang selalu mendukungnya sejak awal.
Mereka pun melanjutkan obrolan ringan, berbicara tentang masa depan, dan segala hal. Randy merasa senang melihat Alya yang kini lebih dewasa, lebih yakin dengan apa yang dia jalani. Sungguh, dia bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup Alya yang luar biasa ini.
***
*cerita baruku*🔥