🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Anita langsung berlari menuju kamarnya dengan ketakutan.
"Heh! Dulu kau yang menindas tubuh ini hingga mati, kini aku yang menindas dan menyiksamu perlahan-lahan," ucap Dewi tersenyum sinis.
"Kenapa akhir-akhir ini aku sering lapar ya. Heh! Bukan aku yang lapar tapi pemilik tubuh ini yang lapar," ucap Dewi mencari makanan.
Dewi mendapati makanan di kulkas dan melahapnya. Setelah kenyang ia pun kembali ke kamarnya dan beristirahat.
***
Ke esokkan harinya.
"Eh di mana ya makanan yang ada di dalam kulkas?" tanya Bi Inah heran sambil menggaruk-garuk kan kepalanya yang tidak gatal itu. BI Inah kembali masak nasi goreng untuk sarapan pagi, nasi goreng buatan Bik Inah sangat enak tak kalah dari masakan restoran.
Para keluarga itu berkumpul di meja makan, Dewi berjalan mendekat dan duduk di kursi samping Anita.
Anita menjadi gugup dan ia berdiri hendak pergi.
"Eh kok buru-buru amat sih, makan dulu, kan kamu semalam mau ajak aku naik mobil bersama," ucap Dewi memegang tali tas Anita.
Dengan gugup Anita duduk di kursi kembali. "Nah gitu donk," ucap Dewi tersenyum. Ia mengelus-elus punggung Anita membuat Anita merinding.
Anita pelan-pelan melahap makanannya sedangkan Dewi melahapnya dengan santai.
"Sejak kapan mereka menjadi akrab, begini juga bagus," ucap Surya dalam hati.
"Kenapa pria tua bangka ini tersenyum begitu melihatku? Sungguh menjijikkan!" batin Dewi melihatnya tidak suka.
"Aku sudah selesai makan," ucap Anita berdiri dan buru-buru ingin pergi.
"Aku juga sudah selesai makan," ucap Dewi tersenyum dan mengikuti Anita.
Anita duluan masuk ke dalam mobil dan Dewi juga masuk ke dalam mobil sambil menyeringai. Anita langsung membuang wajahnya ke samping, rasanya ia sedang melihat manusia, melainkan melihat monster.
"Kamu duduk di sana," perintah Dewi. Anita mau tak mau pindah ke kursi penumpang dan Dewi duduk di kursi pengemudi.
"He-he-he z saatnya beraksi," ucap Dewi menghidupkan mesin mobil lalu menginjak pedal gas mobil membuat mobil itu mereacing lalu melaju di jalanan dengan kecepatan tinggi. Mobil itu melaju bagaikan bayangan membuat Anita menjerit-jerit ketakutan.
"He-he-he aku sangat baik kan? Bahkan aku melatih jantungmu agar tetap sehat," ucap Dewi menyalip mobil yang ada di depannya, ia menyalip mobil truk besar dan bahkan berani masuk di bawah mobil tronton besar dan melaju dengan kecepatan tinggi membuat jantung Anita rasanya mau copot.
"Berhenti!" teriak Anita yang sudah tak tahan lagi. Dewi mengikutinya keinginan Anita dan berhenti di tengah-tengah jalan membuat para pemobil juga ikut berhenti mendadak.
"Keluar kamu!" ucap Dewi dengan tatapan tajam.
"Kenapa aku harus keluar, kamu yang harus keluar," ucap Anita merasa mobil itu adalah miliknya.
"Oh kamu berani melawan ya," ucap Dewi menunjang Anita keluar dari mobil, ia juga mengambil uang jajan Anita dari dalam tas Anita lalu melemparnya keluar.
"Ini adalah perbuatan yang pernah kau lakukan kan? Jadi aku mengembalikan perlakuannya kepadamu," ucap Dewi menutup kembali pintu mobil.
Tanpa pikir panjang lagi, Dewi kembali melajukan mobilnya dan meninggalkan Anita sendiri di tengah jalan.
Melihat mobil di belakang yang sudah mengantri cukup panjang, Anita berlari ke pinggir jalan dari pada ia di tabrak nanti.