Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Kylo
Keesokan harinya.
Saat ini, Nathalia sudah kembali ke rumahnya di Jalundra. Pembantunya sempat memarahi dirinya, dikarenakan pulang larut malam. Namun, dengan bantuan supir pribadi Arumi, pembantu tersebut mengerti bahwa Nathalia bersama Arumi semalaman.
Nathalia bangun pagi hari, pukul lima pagi. Ia mandi, sarapan dan bersiap-siap lalu berangkat ke tempat kerjanya.
"AHHH!!!"
Nathalia berteriak kaget karena ada Kylo di depan rumahnya. Nathalia tidak memperhatikan langkahnya. Oleh karena itu, ia tidak menyadari kehadiran Kylo.
"Seperti melihat The Ghost saja," kata Kylo mengomentari.
"Apa yang kamu lakukan di sini??" Tanya Nathalia dengan nafas memburu.
"Mengantar kau ke tempat kerja. Apalagi. Kita satu rekan," jawab Kylo.
"Kamu mengantarkanku??" Tanya Nathalia memastikan. Kylo hanya menjawab dengan anggukan.
Sepertinya aku tidak akan memakai keahlian parkour-ku selama satu rekan dengannya. Tetapi, tak apalah. Tidak selamanya bersama dia.
Akhirnya, Nathalia memutuskan untuk menyetujui tawaran Kylo. Setelah Nathalia naik ke atas motor Kylo, mereka berdua berangkat.
Selama perjalanan, tidak ada obrolan sama sekali. Nathalia yang bingung ingin membicarakan apa, begitu juga dengan Kylo yang tidak tahu harus membicarakan tentang apa.
Sampai di Rott Restaurant pun, tidak ada obrolan sama sekali.
"Terimakasih," ucap Nathalia. Kylo hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan mempersiapkan segala hal. Hari ini, keadaan restoran tidak terlalu ramai. Nathalia dapat bekerja sambil sesekali istirahat.
Waktu istirahat tiba. Seperti biasa, Nathalia menyantap makanan sedapatnya saja.
"Ini untukmu," kata Kylo sambil menyodorkan piring berisi daging.
"Apa ini??" Tanya Nathalia keheranan.
"Daging. Untuk nambah-nambah makanmu," kata Kylo sembari duduk menyantap makanannya. Nathalia memperhatikan piring makannya. Tidak ada daging di sana. Kemungkinan besar, Kylo memberikan dagingnya kepada Nathalia.
"Mungkin begini lebih baik," kata Nathalia sembari memotong daging tersebut menjadi dua bagian. Ia memberikannya setengah kepada Kylo.
"Hmm, jadi sedikit punyamu," kata Kylo mengomentari.
"Tak apalah. Sudah mau habis," dalih Nathalia. Kylo diam saja lalu melanjutkan makannya.
Selesai makan, Nathalia hendak membawa piringnya ke tempat pencucian piring. Namun, ia dicegah oleh Kylo dan merebut piringnya. Kylo membawa piringnya dan piring Nathalia ke tempat cuci piring. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya saat mengambil piring Nathalia.
"Hmm, ya sudahlah. Mau bagaimana lagi," batin Nathalia.
Kemudian, Nathalia melihat sebuah mobil yang tak asing baginya. Saat penumpangnya turun, ia tersenyum karena dugaannya benar.
"Hai, Nathalia," sapa Caroline dari ambang pintu. Dibelakangnya ada dua pengawal yang mendampinginya.
"Hai, Carol," balas Nathalia.
Caroline memesan beberapa makanan untuknya dan kedua pengawalnya.
"Kamu tidak kuliah hari ini??" Tanya Nathalia kepada Caroline.
"Aku baru saja selesai kuliah," jawab Caroline sambil mengedipkan sebelah matanya beberapa kali. Nathalia menyimpulkan, Caroline tengah berbohong. Terbukti dari kode yang diberikannya kepada Nathalia.
"Ohh, baru selesai. Bagaimana materi kuliahnya??" Tanya Nathalia.
"Ya begitulah," jawab Caroline sembari memberi kode kepada Nathalia supaya jangan membahas tentang kuliahnya. Nathalia tersenyum tipis saja.
Caroline sudah selesai memesan makanan lalu ia menyantap hidangan bersama kedua pengawalnya. Walaupun awalnya mereka menolak, tetapi dengan paksaan Caroline mereka berdua menerimanya saja.
Nathalia pergi ke belakang, hendak mencuci lap pembersihnya. Namun, harus terhenti karena ia menabrak Kylo secara tidak sengaja.
"Hei! Hati-hati," seru Kylo. Dari wajahnya, ia terlihat sangat panik karena dirinya sedang membawa pisau saat bertubrukan dengan Nathalia.
Segera ia memeriksa keadaannya. Ada luka yang cukup dalam di lengan kiri Nathalia. Ia bergegas pergi ke atas untuk mengambil obat.
"Aneh, kok gak kerasa sama sekali," batin Nathalia.
Kylo kembali dengan membawa kotak obat. Perlahan-lahan, ia mengobati lengan Nathalia yang terluka.
"Maaf, aku tidak melihatmu," kata Kylo sembari membalut perban ke lengan Nathalia.
"Tak apa-apa." Kylo memandanginya sejenak. Tidak ada raut kesakitan di wajahnya. Padahal, lukanya cukup dalam. Akan tetapi, mengapa Nathalia tidak meringis kesakitan?
Ketika selesai, bersamaan dengan Brandon dan Floryn datang. Caroline juga sudah selesai dan berpamitan kepada Nathalia. Brandon mengerinyitkan dahinya saat melihat lengan kiri Nathalia di perban.
"Ada dengan tanganmu, Nathalia??" Tanya Brandon. Floryn memperhatikan lengan Nathalia.
"Tad..."
"Biasa. Tergores pisau saat mencuci piring. Secara tak sengaja," kata Nathalia memotong perkataan Kylo yang ingin menjawab pertanyaan Brandon.
"Oh, ya ampun. Hati-hati, Nathalia. Tidak apa-apa lengannya??" Tanya Floryn kuatir.
"Tak apa. Santai saja," jawab Nathalia dengan santai.
"Hati-hati lain kali, Nathalia. Untungnya saja ada Kylo. Jika tidak ada dia, siapa yang akan mengobatimu??" Tanya Brandon.
"Aku sendiri," jawab Nathalia singkat.
Brandon dan Floryn saling berpandangan. Sosok Nathalia di mata mereka sangatlah unik. Di sudut manapun di kota Jalundra, mungkin hanya Nathalia saja yang seperti ini karakternya. Merasa tidak ada yang dibicarakan lagi, Nathalia melanjutkan pekerjaannya.
"Ciri-ciri wanita yang susah didapatkan," kata Brandon mengomentari. Floryn mengangguk sependapat.
Sore hari tiba. Kylo mengajak Nathalia pulang bersamanya dan disetujui oleh Nathalia. Tetapi sebelumnya, ia ingin pergi ke kamar mandi terlebih dahulu.
Di dalam kamar mandi, Nathalia membuka perbannya. Ia cukup terkejut saat melihat sudah tidak ada lukanya sama sekali. Bahkan, bekasnya pun tidak ada.
Cepat ya sembuhnya. Berbeda dengan yang di pergelangan tangan. Oh iya, aku lupa. Itu bukan luka, tapi lambang.
Nathalia meraba lengannya yang terluka. Tidak ada rasa sakit, tidak berbekas dan tidak berdarah lagi. Hanya dalam hitungan menit saja, luka tersebut sudah hilang dengan sempurna.
Untuk memastikannya, Nathalia mencoba menyayat lengannya sendiri menggunakan pedangnya yang ia munculkan.
Sreettt...
Nathalia menggoreskan pedangnya ke lengannya. Ada darah yang keluar. Selang beberapa menit, darah tersebut berhenti lalu menutup sempurna dengan perlahan-lahan.
Bukan manusia normal aku ini.
Nathalia berusaha tak memikirkannya. Entah dirinya manusia atau bukan, ia tidak begitu perduli. Nathalia bergegas menghampiri Kylo yang sudah lama menunggunya.
"Maaf lama," katanya sembari mengenakan helmnya.
"Ya, tak apa-apa," jawab Kylo dengan singkat.
Lalu mereka berdua berangkat menuju rumah Nathalia. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Mereka berdua hanya terdiam. Kylo fokus dengan jalanan, Nathalia memikirkan kemampuan barunya itu. Nathalia jadi bingung, sebenarnya siapakah ia? Manusia atau alien? Begitulah isi otaknya.
"Dah sampai. Ayo turun," kata Kylo saat sudah sampai di rumah Nathalia.
"Oh iya."
Saat turun, Kylo memperhatikan lengan Nathalia yang tadi ia obati. Sudah tidak memakai perban dan tidak ada luka sama sekali. Bahkan, bekasnya saja tidak ada.
"Sepertinya sudah sembuh," kata Kylo sembari mengamati lengan Nathalia.
"Iya. Syukurlah," jawab Nathalia. Dalam hatinya, ia menyesal karena lupa membalut lukanya lagi menggunakan perban. Hal itu pasti membuat Kylo sedikit curiga dengannya.
"Hmm, ya sudah," kata Kylo lalu pergi pulang ke rumahnya.
Nathalia mengamatinya sejenak sambil berpikir. Apakah Kylo menyadarinya atau tidak? Semoga saja tidak, harapan Nathalia.
Di dalam rumahnya, Nathalia mencoba mencari informasi di internet. Untuk kasus yang dialaminya apakah normal atau tidak.
Di internet, hanya menampilkan informasi bahwa sebagian manusia dapat menyembuhkan lukanya sendiri, namun membutuhkan waktu yang lama. Itu berarti, tidak ada manusia yang mengalami seperti dirinya. Manusia normal membutuhkan beberapa hari untuk menutup lukanya secara sempurna, sedangkan Nathalia sendiri hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Nathalia berpikir sejenak. Apakah ini ada hubungannya dengan ditetapkannya ia sebagai reinkarnasi terakhir Mirage? Rasa-rasanya hal itu tidak masuk akal baginya.
Pusing memikirkan hal tersebut, Nathalia memutuskan untuk menanyakan saja kepada Arumi. Mungkin ia mengetahui sesuatu.
Kemudian, Nathalia bersiap-siap menuju Sky City untuk menanyakan hal ini kepada Arumi secara langsung.