SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. BELAKANG RUMAH WILDAN
Astaga….. Wildan dan peliharaannya....!
Itu…..manusia yang jalan merangkak seperti seekor asu, dan eh… ada tali kekang di lehernya yang ujung talinya dipegang oleh Wildan, manusia itu tanpa pakaian sama sekali.
ASTAGAAAA….!
Itu….itu kontila, eh itu bukan tali….iya itu bukan tali, itu kontila!
Yang ada di lehernya itu bukan tali…..tetapi kontila, itu kontila yang sangat panjang hingga menyerupai tali yang dililitkan di leher kemudian ujung kontila itu dipegang WIldan layaknya tali pengenkang anjeng.
Yancoook nggilani, ujung kuntilanya di jilati WIldan seakan-akan dia njilatin eskrim miksu.. Mimik asu.
Jum semakin kencang ngeremes tanganku ketika Wildan dan laki laki aneh yang jalan kayak anjing itu mulai melewati kami.
Yancok, tangan Jum ini kuat sekali memegang tanganku…….gilak warior ini!
Aku terus perhatikan Wildan dan asu-asuan itu mulai melewati kami, tetapi kemudian asu-asuannya berhenti berjalan.
waduh…Kepala asu asuan itu menoleh ke arah tempat kami sedang sembunyi….eh dia melihat ke arah kami… tapi.
Nggak ding……dia nggak melihat ke arahku, dia cuma menggeleng saja, sekarang dia menoleh ke arah sebaliknya juga. Kemudian mereka berdua mulai jalan lagi huff…...
Terus terang aku jadi takut melihat apa yang tadi diperlihatkan kepadaku… itu manusia, tapi kenapa berjalan seperti anjeng dengan kuntila yang mirip dengan tali.
Mbak Jum berdiri dan melihat ke arah Wildan berjalan…
“Mas….”
“Mas tau itu tadi apa mas”
Kugelengkan kepala “nggak tau mbak”
“Itu tadi mayat yang dia gali dari kuburan Wito, mayat itu arwahnya belum sepenuhnya pergi dari jasadnya, karena dendam kepada WIto yang belum terlaksanakan”
“WIldan punya kemampuan untuk memasukan sebagian arwah ke tubuh mayat itu, dengan iming-iming balas dendam kepada Wito, tapi hanya sebagian arwahnya saja mas, akal sehatnya nggak tidak ada!”
“Lho katanya WIldan mayat itu diambil dari kuburan WIto untuk dikubur kembali di desa ini mbak, dengan alasan dia mencari adiknya yang berasal dari desa ini mbak”
“Kamu dibujuki mas…… keadaaan wis aman, ayo kita jalan keburu Wildan datang lagi mas”
Kami melanjutkan menuju ke rumah Wildan yang letaknya aku kayaknya tau , pokoknya lurus saja, nanti ketemu rumah Wildan.
Aku sebenarnya nggak khawatir sama keadaan Celenk, asalkan dia nggak matic, kalau dia disuruh nusuk Wildan seharusnya dia kan enak, asal bukan Celenk yang ditusk Wildan. Tapi dengan catatan, kuntila Celenk harus ngatjeng.
“Teman mas Pariji ini mampu nggituin WIldan nggak mas?”
“Nggak tau mbak, dia kan normal kayak aku gini. Eh mbak, itu yang tadi dibawa wildan itu apa sih mbak, kok tolenya bisa panjang koyok tali gitu mbak?”
“Lha mas Pariji itu gimana kok bisa panjang lho, apa yang terjadi sama mas Pariji?”
“Saya juga nggak tau apa yang terjadi sama saya mbak, pokoknya saya entah pingsan entah gimana gitu. Setelah siuman atau apalah, kuntila saya panjang sendiri, dan syilit saya saket sekali mbak”
“Ya sudah mas, mas pariji udah paham kan apa yang sedang terjadi”
“Nggak mbak, saya tetap nggak paham”
“Ya nggak usah paham mas, sekarang diamb dan nggak usah banyak tanyak”
Setelah beberapa belas menit berlalu, akhirnya kami sampai di depan rumah Wildan. Rumah itu gelap dan sepi, seperti rumah yang sudah lama tidak dihuni.
Jum menarik tanganku “kita ke bagian belakang rumah mas, WIldan pernah nunjukin mas Pariji bagian belakang rumahnya belum?
“Belum mbak, Mungkin belum sempat nunjukin, karena waktu itu kan keadaan saya nggak karuan mbak”
Terus terang untuk menuju bagian belakang ruman ini agak sulit juga, karena harus melewati semak belukar yang membatasi bagian depan dan bagian belakang rumahnya.
Tapi mungkin kalau ke belakang melalui bagian dalam rumah bisa lebih mudah, karena seingatku ada pintu yang menuju ke arah bagian belakang rumahnya.
Melewati semak belukar yang lumayan rimbun ini bukan perkara mudah, karena sebagian ada durinya yancok. tapi setelah beberapa menit penuh perjuangan, akhirnya kami berhasil menembus juga.
“Mbak, kok bau busuk ya disini, kayak bau makanan basi?”
“Ssttt diambh!”
Siyal…. Busuk sekali, tapi ini bukan bau busuk bangkai, melainkan bau seperti nasi atau lauk yang basi.
Bagian belakang rumah ini gelap sekali, aneh cahaya bulan seakan nggak mampu menerangi bagian belakang rumah Wildan.
“Diambh disini mas. Jum mau lihat keadaan disini dulu”
“Saya mbok tinggal mbak?”
“Sssstt diambh, jangan banyak omon!....mas Pariji tunggu disini saja, dan jangan bergerak sama sekali!” bisik Jum
Aku nggak tau apa yang akan dilakukan Jum, tapi yang jelas tiba-tiba aku merasa takut sekali ada di sini, saat ini aku merasa sedang diawasi oleh sesuatu yang tidak hanya satu, tapi banyak sesuatu yang sedang mengawasi aku.
Aku nggak tau Jum ke arah mana, sekilas dia pergi ke arah depan, tetapi aku seperti melihat sosok Jum ke arah samping kanan dan kiri.
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣