NovelToon NovelToon
Ku Miskinkan Suami Penghianat

Ku Miskinkan Suami Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~

simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan.

"apaan sih bu,,, rese banget deh, nanti dulu lah bu. Istirahat dulu, rudi capek" kata Mas rudi yang tak hendak bangun dari tidurnya.

"huh, dasar kamu itu Rud!! Ndine, beli makanan sana. Ibu laper" kata bu Murni padaku.

"dduhhh,, maaf ya bu, tapi Mas Rudi bahkan gak mau bangun untuk kasih uang. Jadi, aku beli nya pakai apa?" kataku dengan wajah memelas.

"ahk kamu ini, ya pakai uang kamu lah. Gak mungkin kan kamu gak ada uang sama sekali, sama keluarga itu gak boleh pelit-pelit Ndine!" kata bu Murni lagi.

"huft, kalau Andine ada uang bu dari semalam dan tadi pagi sarapan Andine gak minta uang saMa Mas Rudi. Tanya aja sama mas Rudi kalau gak percaya" kataku sambil meneruskan membereskan baju-baju ku dan Mas Rudi.

"ck, kalian ini!!!" katanya yang langsung berlalu keluar dari kamar dengan menghentakkan kedua kakinya, aku pun menggelengkan kepala melihat tingkah ibu mertua ku besok.

"besok aku harus kerumah om darma untuk menanyakan soal gugatan itu, tapi bagaimana izinnya ke ibu ya?" gumam ku dalam hati sambil berfikir.

"Ah udah lah, itu mah urusan besok. Hmmm pasti bakalan ada drama setiap pagi dirumah ini" gumam ku dengan suara sangat pelan.

Malam hari nya, aku memasakkan mie instan untuk makan malam kami. ibu mertua kembali memprotes apa yang aku buatkan untuk makan malam.

"Kok makananya mie instan si Ndine, mana nendang di perut. Mana gak ada nasi nya lagi" kata Bu Murni dengan nada kesal.

"Ada nya hanya itu bu, lagian kan kita belum punya ricecooker untuk masak nasi. Besok biar Mas Rudi beli kan dulu Agar bisa makan nasi" kata ku dengan santai membuat Mas Rudi memelototkan mata.

"loh kenapa Mas? Aku bener kan? Masa kita mau makan seperti ini terus karna gak punya nasi!" kataku yang langsung menyantap mie instan itu.

"pakai uang kamu lah Ndine, masa semuanya pakai uang aku!" kata Mas Rudi.

"Aku mana ada uang Mas, kamu cek dompet aku sana. Semua atm terblokir, uang pun hanya tinggal beberapa sepuluh ribuan. Mana bisa untuk beli perabotan rumah, jadi orang jangan pelit-pelit mas. Apalagi kamu kepala rumah tangga!!" kataku dengan santai, Mas Rudi pun berdecak kesal.

"tapi uang ku bisa habis kalau untuk beli perabotan seperti itu, masa kalian gak bisa bantu aku sih. Kamu dong Ndine bantu aku cari uang, setidaknya untuk menambah kebutuhan rumah tangga kita" kata Mas Rudi membuatku menatapnya tajam.

"kamu lupa kalau seluruh berkas ijazah aku di bawa mama sama papa ke new zealand? Ini semua kan karna kamu yang seolah mampu menafkahi aku, kamu lupa. Hah!!" kataku dengan ketus, kembali terdengar decakan dari mulut Mas Rudi.

"yaa kamu minta lah Ndine, kamu ceritakan pada mama sama papa mu kalau sekarang keadaan kalian jauh berbeda. Siapa tau aja mereka memberikan modal usaha" kata bu Murni membuatku membelalakan mata, sementara Mas Rudi dan Niken menganggukan kepala antusias mendengar perkataan Bu Murni.

"bener apa kata ibu mbak, lagian kalau pun perusahaan mbak di sini bangkrut pasti yang di pegang papa sama mama mbak gak ikutan bangkrut kan. Bisa lah kasih suntikan modal biar mbak bisa buka bisnis baru lagi" kata Niken dengan entengnya.

"bisa aja, tapi apa kalian gak malu terus-terusan merong-rong orangtua ku? Apalagi kamu Mas, selama ini kan kamu bilang pada kedua orangtuaku kalau kamu bisa nenafkahi aku dengan layak. Nyata nya sekarang mana? Apa perlu aku beritahu mama sama papa berapa gaji kamu yang masuk ke aku dan berapa pengeluaran aku untuk keluarga kamu?" kataku dengan menatap Mas Rudi dengan tajam, ia pun langsung menggelengkan kepala.

"ja-jangan Ndine, bisa malu aku kalau sampai mama sama papa tau. Sudah lah, lebih baik nikmati apa yang ada hari ini. Gak usah bahas masalah itu lagi, nanti aku akan cari tambahan untuk memenuhi kebutuhan kita" kata Mas Rudi pada akhirnya, aku pun tersenyum puas mendengar perkataan suami bodohku itu.

"bagus kalau begitu, inget ya Rud. Ibu masih ada arisan dan Niken juga masih harus kuliah sampai selesai" kata Bu Murni.

"tidak!! Aku gak akan membiayai arisan ibu mulai sekarang, silahkan ibu keluar atau ibu cari sendiri uang nya. Masalah niken, mulai sekarang kamu bisa cari kerjaan untuk menambah uang kuliah dan uang jajan kamu. Aku udah cukup pusing dengan urusan rumah ini, jadi tolong bantu aku!!" kata Mas Rudi memandang keduanya silih berganti.

"kamu gak bisa gitu dong Rud, Masa ibu di suruh cari uang sendiri sementara istri kamu kamu biarkan leha-leha di rumah! Kurang ajar kamu ya Rud!!" kata Bu Murni yang tidak terima.

"bu,,,, Andine mau kerja apa, semua ijazah dia dibawa orangtuanya. Lagian ibu kerja kan untuk keperluan ibu pribadi, sementara Andine tidak punya keperluan yang mengharuskan ia mencari uang sendiri untuk keperluan pribadinya!" kata Mas Rudi membuatku tersenyum kecil melihat wajah masam ibu mertua.

"ck, menyebalkan!!" katanya dengan mengerucutkan bibir, begitu juga dengan niken yang juga memberengut kesal.

"Aku juga gak bisa kali mas cari kerja sendiri, apalagi ijazah SMA. Mana ada perusahaan yang mau nerima ijazah SMA!" kata niken dengan nada ketus.

"yaa kerja gak harus diperusahaan ken, banyak kok perusahaan juga yang nerima lulusan SMA. Entah sebagai office girl atau cleaning service!" kata Mas Rudi dengan santai tanpa melihat wajah Niken yang sudah asam karna di suruh bekerja sebagai pegawai rendahan.

"yaa kali aku mau kerja kaya begitu Mas, yang bener aja. Mendingan juga aku dirumah dari pada kerja kaya gitu!" jawabnya.

"yaa kalau kamu mau di rumah ya lebih bagus, kerja aja jadi pembantu dirumah orang terus putus kuliah deh!" kata ku yang sedari tadi mendengarkan perdebatan ketiga orang itu.

"Enak aja, ngapain aku putus kuliah. Ck, yaudah lah liat nanti!! Nyebelin banget sih!!" katanya.

"bu,,,, gimana kalau ibu jual aja rumah dan sawah di kampung, jadi kita bisa bikin usaha buat kalian di sini. Kita juga bisa beli rumah dari hasil jual rumah dan sawah itu, gimana bu?" kata Mas Rudi memberikan ide yang membuat bu Murni membelalakan mata.

"mana bisa!! Gak bisa, gak bisa!! Enak aja, hanya itu sisa peninggalan bapak kalian. Masa mau di habiskan juga, gak mau ibu!!" jawab bu Murni dengan tegas.

"ayoo lah bu,,, lumayan kan hasilnya bisa untuk beli rumah dan buka usaha, dengan begitu kalian bisa membantu perekonomian kita di rumah ini. Niken juga bisa melanjutkan kuliahnya tanpa harus kerja diluar sana!" kata Mas Rudi yang sebetulnya niatnya baik untuk keluarganya.

"gak mau ya Rud, masalah kuliah Niken itu seharusnya tanggung jawab kamu sama Andine. terutama kamu Ndine, kan kamu yang masukin Niken di universitas ternama itu. Jadi, kamu harus tanggung jawab dong dengan kuliah Niken!!" kata bu Murni.

"bu,,, gak ada orang yang mau jatuh seperti ini, apalagi aku. Aku dari kecil sudah hidup dengan bergelimbang harta, cukup kaget karna sekarang harus tinggal di rumah kecil kaya gini. Kalau ibu mau tau, jadi kalau sekarang saya gak bisa biayai kuliah Niken ya mau di apakan lagi!!" kataku dengan nada santai dan sendu.

"halaaahh jangan-jangan ini cuma sandiwara mbak aja kan biar kita gak nikmatin kekayaan mbak? Pelit banget sih jadi orang!!" kata Niken membuatku menatapnya tajam.

"aku pelit kamu bilang? Memang selama ini, siapa yang membiayai uang kuliah kamu? Siapa yang memberikan kamu tas, baju, ponsel sam semua barang-barang mewah yang kamu nekan waktu itu? Siapa yang ngasih kamu dan ibu rumah yang layak, siapa yang ngasih mobil untuk kamu bolak balik kekampus. Siapa yang ngasih kamu uang jajan tiap bulan, siapa yang bantu ibu bayar arisan? Siapa hah!! Bahkan gaji kakak mu aja gak seberapa, untuk kebutuhan rumah aja kurang!! Kamu masih bilang aku pelit? Seharusnya kalian sadar diri dari mana kalian berasal, jangan setelah di atas lantas kalian banyak ulah!!!" kataku mengeluarkan semua unek-unek dalam hatiku dan langsung meninggalkan meja makan masuk kedalam kamar dengan membanting pintu secara keras.

#

Haloo,,, maaf yaa kemarin cuma update satu bab, lelah sekali seharian kemarin. Insyalllah hari ini bisa dua bab ya, staytoonn😊

1
Nur Hafidah
perlu diselidiki itu
QueenRaa🌺
semangat up thor💪 ditunggu kelanjutannyaa
QueenRaa🌺
kok bisa si sekuat ituu😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!