DiDuakan RichMan

Sementara itu, Mimi berjalan menuju ke tempat Vaya dan yang lainnya. Lalu, Mimi tak sengaja melihat Hasbhan sekilas yang membuatnya terkejut.

"What!. Kenapa dia selalu saja muncul, Apa yang dia lakukan disini?." Ujar Mimi kesal lalu menghampiri Hasbhan.

Hasbhan sedang menikmati secangkir minuman, tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Pak!." Teriak Mimi.

Saat Hasbhan menoleh, ia terkejut melihat Mimi, yang ada dihadapannya. Hasbhan langsung berdiri dari sana.

"Pak, kenapa kau selalu saja muncul, kenapa kau ada disini?. " Tanya Mimi kesal.

Hasbhan menarik nafas panjang, lalu mengatakan,

"Hmm. Dengar gadis kecil, seharusnya saya yang bertanya, kenapa kau ada disini. Dan ya, ini adalah rumah ku, dan keluargaku. Jadi, apa yang kau lakukan disini?." Ujar Hasbhan dengan nada tegas.

Mimi langsung pergi dengan kesal tanpa menjawab pertanyaan dari Hasbhan. Hasbhan menggelengkan kepalanya karna menghadapi gadis kekanak-kanakan seperti Mimi.

Setelah itu, Mempelai wanita dan pria sudah berada di pelaminan dengan kedua orang tua mereka disebelahnya. Semua orang duduk menyaksikan akad menikah Shella dan Bulfar.

Melihat itu, Yapra hanya bisa terdiam dan pasrah. Dengan muka datarnya padahal didalam hatinya sangat begitu sakit dan nyesek. Sedangkan Ryukan memotret akad pernikahan mereka.

Penghulu membuka acara dengan ucapan basmalah, mengajak semua yang hadir untuk berdoa agar pernikahan ini mendapat ridha dan berkah dari Allah SWT.

Suasana hening, semua hadirin larut dalam doa, merasakan haru yang memenuhi ruangan. Bulfar merasakan debar yang semakin kuat, namun di dalam hati, ia yakin bahwa inilah pilihan yang tepat, bahwa Shella adalah wanita yang ingin ia dampingi selamanya.

Setelah pengantar singkat dari penghulu, Candra selaku paman Shella menghela napas panjang sebelum mengambil mikrofon. Dengan suara yang tenang namun terdengar penuh makna, ia mulai mengucapkan ijab kabul, menandai awal dari perjalanan hidup baru untuk Shella.

"Saya nikahkan dan kawinkan keponakan saya, Shella binti Wirana, Anda, Bulfar bin Deroma, dengan mas kawin berupa alat salat dan cincin emas sebesar dua gram, tunai karena Allah SWT.

Bulfar menarik napas dan mengatakan,

"Saya terima nikah dan kawinnya, Shella Cakradinata binti Wirana Cakradinata dengan mas kawin berupa alat salat dan cincin emas dua gram, dibayar tunai." Jawab Bulfar.

"Bagaimana para saksi?." Tanya penghulu.

"Sah!." Teriak semua orang.

Bulfar dan Shella kini berdiri berdampingan, wajah mereka saling berpandangan. Akan tetapi, hati Shella begitu sedih dan sakit.

Senyum keluarga menggambarkan kebahagiaan dan harapan akan masa depan yang akan Bulfar dan Shella tempuh.

Setelah itu, pernikahan mereka selesai. Para tamu duduk menikmati makanan dan minuman sambil mengobrol.

Rashel berencana membuat games, supaya acaranya tidak berakhir dengan kebosanan. Yaitu games rebutan kursi, Bulfar dan Shella hanya duduk melihat mereka bermain.

"Kita akan bermain games, yaitu rebutan kursi. Siapa yang paling cepat dialah pemenangnya." Ujar Rashel menjelaskan.

"Oh ya, kak Hasbhan mau ikut?." Tanya Ryukan.

"Nggak usah, biar kalian aja yang main." Jawab Hasbhan merasa malu dengan bermain.

"Kenapa pak gak ikut bermain?. Tenang pak, gak usah malu. Polisi juga bisa melakukan hal lucu, bukan hanya marah-marah doang, iya kan?." Ujar Mimi mengganggu Hasbhan dengan pura-pura akrab.

"Entah rencana apa yang akan gadis kekanak-kanakan ini akan lakukan?." Ujar Hasbhan dalam hati dengan tatapan tegasnya.

Tak selang lama, permainan pun dimulai. Dengan tujuh kursi yang tersedia, dan peserta yang ikut diantaranya, Rashel, Vaya, Dava, Yapra, Mimi, Zivan, Hana dan Ryukan.