NovelToon NovelToon
That'S My Girl

That'S My Girl

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Teen School/College
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Dealova, gadis cantik dengan segala kesedihannya. Dipaksa menjadi orang sempurna membuat Lova tumbuh menjadi gadis yang kuat. Dia tetap berdiri saat masalah datang bertubi-tubi menghantamnya. Namun, sayangnya penyakit mematikan yang menyerang tubuhnya membuat Lova nyaris menyerah detik itu juga. Fakta itulah yang sulit Lova terima karena selama ini dia sudah menyusun masa depannya, tapi hancur dalam hitungan detik.

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Sebentar lagi ujian, aku gak bisa kalau libur terus."

Lova menatap sendu ke arah Aksara yang sedang menatapnya dengan datar.

"Kondisi kamu semakin lemah. Jangan ngeyel."

"Aku udah gak papa!"

"Kamu selalu bilang seperti itu. Sekali-kali bilang kalau kamu gak baik-baik aja, bisa?" Aksa menatap lurus ke bola mata istrinya.

Lova terdiam. Dia menurunkan pandangannya, tak mau menatap Aksa lagi.

"Bukannya... Aku harus selalu baik-baik aja ya?" lirihnya.

Aksa mengelus rambut Lova dengan lembut. "Kamu manusia, semua manusia boleh terlihat lemah. Kamu boleh mengeluh kapanpun kamu mau. Karena selama ini, saya tau perjuangan kamu seberat apa."

"Aku baik-baik aja. Aku beneran gak papa...," lirih Lova. Air matanya mengalir perlahan.

Aksa segera memeluk istrinya dengan erat, seolah menyalurkan kasih sayangnya yang begitu besar.

"Jangan sok kuat. Apa yang kamu rasakan sekarang, hm? Kamu harus mengadu sama saya, Lova. Keluarkan semuanya." Aksara mencium kening Lova berkali-kali.

Lama kelamaan tangis Lova semakin kencang sampai sesenggukan. Tangannya meremas kaos Aksa dengan erat.

Selama ini Lova dididik dengan keras, dia tidak boleh mengeluh dan harus selalu terlihat baik-baik saja. Lalu, sekarang bagaimana caranya menyampaikan keluh kesahnya? Tangisan pilu itu sudah mewakili semua rasa sakit Lova. Padahal Aksa hanya meminta gadis itu agar menyampaikan keluh kesahnya.

"A-aku gak bisa mengeluh terus..."

Aksa mengangguk paham. Dia memaklumi hal itu, namun, jika dibiarkan, Lova akan terus memendam perasaannya sendiri.

Aksa melepaskan pelukannya, dia mengelus pipi Lova yang semakin tirus.

"Sekarang, apa yang kamu rasakan? Apanya yang sakit?"

"Semuanya sakit, Kak. Aku takut mati karena penyakit ini," jawab Lova. Nadanya terdengar begitu pilu.

"Taku mati boleh. Tapi, takdir manusia itu Tuhan yang menentukan. Kalau kamu takut mati karena penyakit kamu, bisa aja Tuhan berkehendak lain nanti. Jadi, buang pikiran negatif yang ada di otak kamu, supaya kondisi kamu semakin sehat."

Mata tidak pernah bohong. Mata Aksa menunjukkan bahwa pria itu tulus padanya.

"Ingat semua apa yang saya katakan. Jangan pernah merasa sendiri karena kamu masih punya saya, Lova."

"Makasih banyak, Kak..."

Aksa kembali memeluk Lova dengan erat.

****

Venus melihat kesana-kemari. Dia sedang mencari seseorang yang berhasil membuat hatinya dag dig dug. Hari ini dia sudah diperbolehkan kembali beraktivitas seperti biasanya.

"Lova gak hadir lagi. Sakit katanya." Gibran tiba-tiba menyahut.

"Sakit lagi?" tanya Venus.

"Kata Qyra sih gitu."

"Sakit apa ya kira-kira? Gue lihat-lihat juga dia jarang aktif kayak biasanya. Lo tau sendiri kan Lova itu orangnya suka tantrum," lanjut Gibran.

Venus mengangguk setuju.

"Pak Aksa juga selalu gak hadir kalau Lova gak hadir. Wajar, sih," ucap Gibran.

"Lo gak ada info gitu?" tanya Venus.

"Info apaan? Lo kira gue sumber informasi?"

"Ya kali aja lo tau Lova dirawat di rumah sakit mana. Kan nanti gue bisa otw jenguk."

"Sorry, ye. Gue bukan penguntit kayak lo!" sinis Gibran.

"Penguntit ndas mu!" Venus memukul kepala Gibran.

"Kalau penasaran tuh berusaha. Lah elo cuma diem doang!"

Venus berdecak, "Lo aja yang gak tau. Gue lagi berjuang!"

"Nyenyenyenye!"

Otak Venus mulai bekerja untuk mencari informasi tentang Lova. Jika hanya libur 1 kali atau 3 kali itu hal yang wajar, tapi absen Lova sudah 1 Minggu tidak hadir. Wali kelas pun mendapat surat sakit dari rumah sakit atas nama Dealova. Kalau sakit ringan, tidak mungkin sampai bawa surat dari rumah sakit, pikir Venus. Apakah selama ini Lova menyembunyikan sesuatu?

****

"Lova sakit gagal ginjal."

Perkataan Kalyana membuat jantung Kaivan berdegup kencang. Dia berdiri dari duduknya dan menatap tajam sang adik.

"Gak usah bercanda!"

"Apa muka gue kelihatan bercanda, hah?" Kalya menatap kesal ke arah Kaivan.

Kaivan mengusap wajahnya. Hatinya mendadak tidak nyaman mendengar kabar buruk itu.

"Lo tau dari mana?" tanya Kai.

"Temen gue tugas di rumah sakit Lova dirawat. Gue pikir dia salah orang, tapi pas dia kirim foto Lova, gue jadi percaya," jelas Kalya.

"Mana fotonya?"

Kalya berdecak. Dia pun mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto yang dikirim oleh temannya.

Foto itu adalah foto di mana Aksara mendorong kursi roda yang Lova duduki.

Shit! Kenapa harus ada si brengsek?! Batin Kai, dia mulai kepanasan.

Kalya kembali menarik ponselnya. "Gak usah nekat datengin dia. Lo gak mau kan tuh cowok penjarain lo lagi?"

Cowok yang dimaksud Kalya adalah Aksara.

Kai menghela nafas berat. Padahal dia berniat akan mendatangi Lova sekarang.

Saat ini mereka ada di apartemen Kai. Dia belum diperbolehkan masuk kerja lagi oleh ayahnya. Jadi yang dilakukan Kai hanya berdiam diri di apartemen.

"Gue gak bisa diam aja kayak gini," desis pria itu. Wajahnya terlihat frustasi. Dia ingin cepat-cepat menemui Lova dan meminta maaf pada Lova.

Kalyana memutar bola matanya malas. Aneh sekali melihat Kai yang mengkhawatirkan Lova terlalu berlebihan. Jujur, Kalya masih belum bisa mencerna apa yang terjadi sebelumnya. Kakaknya mempunyai rasa pada seorang Dealova? Apa yang bisa dibanggakan dari gadis itu?

"Udahlah gak usah dipikir. Inget ya, kalau lo masih nekat, gue, papa sama mama gak mau bantu lagi kalau lo dipenjarain sama si Aksa!"

Kalyana berdiri dari duduknya bersiap pergi dari sana. Namun, Kai segera mencegah.

"Tunggu! Kirim nomor temen lo yang kerja di sana. Gue mau mantau adik gue," ucap Kai.

Kalya berdecih, "Adik? Yakin lo anggap dia adik?" sinisnya. Setelah mengatakan itu, Kalya langsung pergi dari sana, mengabaikan panggilan dari Kai.

****

Lova menutup mulutnya, dia sangat mual dan ingin muntah. Lova segera turun dari ranjang menuju kloset dan memuntahkan isi perutnya. Meskipun ada ember yang disediakan untuknya, Lova tetap tidak bisa kalau bukan di kloset.

Di belakang ada Aksa yang memijat tengkuk istrinya. Aksa tidak akan meninggalkan Lova barang sedetik pun. Biarlah asistennya yang baru yang menghandle pekerjaannya.

Setelah selesai, Lova berdiri dan kumur-kumur di wastafel. Tubuhnya lemas sekali. Apapun yang masuk ke dalam perutnya, pasti akan terasa mual.

Aksa menuntun Lova untuk kembali ke ranjang.

"Mau makan buah?" tawar pria itu dan Lova menjawab dengan gelengan kepala.

Minyak angin adalah satu-satunya yang bisa membuat perut Lova sedikit nyaman. Jadi Aksa selalu stok minyak angin. Setelah Lova muntah, maka Aksa akan mengoleskan minyak angin nya ke perut Lova.

Lova hanya diam sembari memperhatikan Aksa. Mendadak hatinya tidak tenang dan segala pikiran negatif pun terus memenuhi otaknya.

Tangannya yang dingin memegang lengan kekar Aksara.

"Maaf aku selalu ngerepotin Kak Aksa. Selama kita nikah, aku gak pernah melakukan sesuatu untuk Kakak. Bahkan yang masak sarapan sampai makan malam pun cuma Kak Aksa. Sekarang, aku malah semakin ngerepotin Kakak karena penyakitku..."

Akhir-akhir ini Lova sangat sensitif dan selalu berpikiran aneh-aneh hingga menimbulkan rasa cemas dan menangis tiba-tiba. Padahal Aksa sudah berpesan untuk membuang segala pikiran negatif, tapi Lova sulit melakukannya.

"Saya sama sekali gak keberatan, Lova. Jangan berpikiran yang aneh-aneh lagi," ucap Aksa. Dia mengoleskan minyak angin ke pelipis Lova dan memijatnya dengan lembut. Aksa juga mengusap air mata Lova yang terus mengalir.

"Hidup saya hanya untuk kamu. Kalau kamu mati, saya juga akan mati. Ingat itu baik-baik," lanjut Aksara. Dia mencium kening istrinya dengan lembut.

Hati Aksa sangat kuat. Padahal aslinya dia sakit saat melihat Lova terbaring lemas seperti sekarang. Bukan hanya Lova yang hatinya tak nyaman, Aksara pun merasakannya.

***

1
Muji Lestari
bagus kok ceritanya tp kok GK ada boncap nya ya harusnya kan punya anak biar lbih bahagia keduanya
ig: w1dyyrll._: iya, nantu aku usahakan ada extra chapter nya ya🥰
total 1 replies
strawberry milk
aku bacanya maraton. ceritanya bagus, penulisannya jg rapi❣️
strawberry milk
jadi kami baik itu karena ada perasaan . bukan syg sebagai adik tp sebagai perempuan
Anonymous
Yaampoonn aku ga tahan kalo cuma baca 1 bab per hariii
Jasmine
cerita nya bagus menarik
Anonymous
Habisss dah luuu, pastii bakal nangezz darah dah tuuu bisabisanya dia kasar sama loba😌
neyla Hasyim
good
Jasmine
hoalahhhh kasihan lova/Sob//Sob//Sob//Sob/
꧁ ☬~Fre~☬꧂
visualnya seorang cha eunwoo/Hey/
up up up! CRAZY UP!
Duwi Aminah
mungkinkah ada masa lalu yg dilupan lova tentang dirinya dan pak aksa
꧁ ☬~Fre~☬꧂
up ya up! pen liat plot lagi
꧁ ☬~Fre~☬꧂
bisa aja!
꧁ ☬~Fre~☬꧂
mirisnya dealovaa/Sob//Sob/

oiya janlup up ya kak
Jasmine
next Thor seru
꧁ ☬~Fre~☬꧂
lanjut kak cuman masih kurang kak soalnya masih gak terlalu jelas latar belakang si tokoh utama dan tokoh pendamping
ig: w1dyyrll._: bab 1 sengaja aku buat begitu😁 nanti penjelasannya ada di bab selanjutnya😉
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
mampir😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!