Rebirth: Moon Sword

Saat itu, aku merasa tubuhku seperti sedang dililit oleh ular raksasa yang hendak memakanku. Padahal, ukuran tubuhku tidak akan cukup mengenyangkannya. Sementara di samping ular yang hendak memakanku sekarang, sesosok laki-laki berjubah hitam berdiri di sana dan menatapku dengan penuh kasihan. Wajahnya tidak begitu terlihat karena dia menutupinya menggunakan kipas lipatnya yang bertuliskan sesuatu. Bahasa yang tidak aku mengerti. Lebih seperti sebuah mantra yang ia gunakan untuk mengendalikan monster. Ah! Apakah jika aku biarkan racun ini menyala, apakah aku akan berubah menjadi monster ular juga?

”Yinchen! Apakah kau sedang melamun?”

Gu Yinchen tiba-tiba tersadar. Dia dikepung oleh puluhan pohon besar yang seperti sedang menatapnya bersama dengan sosok Qing Luan yang menunggu di depannya. Dia lupa kalau sebelumnya dia diajak pergi oleh Qing Luan menuju gubuk reyot itu kembali, tempat ia ditemukan sebelumnya.

”Maaf Guru. Ada sesuatu yang aku pikirkan.” jawab Gu Yinchen sembari berjalan menghampiri Qing Luan dan mensejajarkan langkahnya.

”.... sebelum aku berakhir di gubuk reyot itu, aku sempat bertemu dengan seorang pemuda. Tetapi, aku tidak sempat melihat sosoknya atau mengetahui namanya karena saat itu, racun ular sudah hampir memakan setengah dari tubuhku.” Gu Yinchen memberi jeda, mulai mengingat ingat kembali kejadian yang waktu itu menimpanya. Dan sekarang, dia baru sadar kalau suara dari pemuda itu kedengarannya terasa begitu familiar.

”Lalu, apa yang terjadi?” Qing Luan menoleh, sedikit penasaran dengan pernyataan Gu Yinchen yang masih setengah setengah. Dia berharap bisa menemukan sebuah petunjuk untuk mengetahui monster jenis apa yang saat itu datang ke kota Wuqing malam-malam.

Gu Yinchen terdiam sejenak. Kemudian dia teringat dengan Kristal Raja iblis yang gagal dimanfaatkan oleh seseorang yang menelannya. ”... Monster cacing itu, aku dengar dari pemuda yang menyelamatkanku kemarin. Dia bilang kalau, ada seseorang yang menggunakan kristal Raja Iblis namun, dia gagal melakukannya dan tubuhnya pun perlahan berubah menjadi monster—

Gu Yinchen terdiam sembari menyelidiki sesuatu. Termasuk, bagaimana pemuda itu bisa tahu kalau cacing tanah itu sebenarnya adalah manusia yang gagal menggunakan Kristal Raja iblis? Dia terlihat pengalaman dan tahu segalanya. Bahkan di perpustakaan Sekte Matahari, tidak ada satupun buku yang menyiratkan tentang seseorang yang menggunakan kristal Raja iblis.

”Guru! Apakah di dunia ini, ada buku tentang Kristal Raja iblis?” tanya Gu Yinchen memastikan.

Qing Luan berpikir sejenak. ”Tidak pernah. Mana mungkin ada buku tentang Kristal Raja iblis? Benda itu adalah milik alam iblis berarti, buku yang kau maksud itu mungkin ada di alam iblis.”

Yang dikatakan Qing Luan dirasa benar oleh Gu Yinchen. Sesuatu yang dimiliki oleh iblis, tentu saja berada di alam iblis. Dan benda seperti itu, tidak mungkin bisa masuk ke dalam alam manusia kecuali jika Raja iblis sendiri yang memasukkannya. Tapi kenapa pemuda itu kelihatannya tahu segalanya tentang Kristal Raja iblis padahal yang selama ini hanya rumor yang sengaja disebarkan oleh seseorang?

”Lalu, apa yang terjadi? Kau belum melanjutkan ceritamu tadi.” tanya Qing Luan.

Gu Yinchen tersentak. Benar juga. Dia masih belum melanjutkan ceritanya dan pikirannya sudah menjalar kemana-mana. ”... Pemuda itu bilang kalau ini ada hubungannya dengan pembantaian keluarga Xiao. Karena telah gagal, orang itu harus meminum darah manusia yang tidak jelas jumlahnya sampai wujudnya kembali menjadi manusia.”

Qing Luan berpikir sejenak. ”Apakah tadi, yang kamu katakan tentang kitab iblis itu ada di mana, apakah karena kamu penasaran dengan darimana pemuda itu tahu kalau cacing itu dulunya adalah seorang manusia?”

Gu Yinchen tertegun, menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Dia memang curiga pada sosok pemuda itu. Dia mengatakannya dengan lancar seolah dia telah menghafal semua kalimat yang tertulis dalam kitab iblis. Padahal, kitab itu tidak pernah ada di alam manusia.

”Apakah kamu sedang mencurigai sesuatu? Misalnya saja seperti sikapnya yang tidak biasa itu karena sudah menjelaskan semuanya padamu?” Qing Luan seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Gu Yinchen sekarang ini. Namun, dia tidak ingin berharap banyak, Qing Luan akan mengerti maksudnya.

”Aku tidak yakin. Karena itu, aku hanya ingin memastikan. Apakah kitab iblis itu benar-benar tidak ada? Lalu, apa yang akan terjadi jika seseorang menyentuhnya?” tanya Gu Yinchen. Lebih jelasnya, dia tidak tahu kapan kitab iblis itu muncul. Apakah setelah perang besar berakhir atau setelah Raja iblis kembali ke tempatnya? Kapan kitab iblis itu muncul dan mengacaukan segalanya?

”Aku juga tidak tahu. Selama ini, semua itu hanyalah rumor. Aku tidak tahu siapa yang sudah melakukannya sampai sejauh ini. Bahkan ahli pedang seperti kami pun perlahan mulai mempercayainya. Aku juga penasaran, apakah dia menggunakan monster yang bisa menyebarkan rumor?” pikir Qing Luan terdiam sejenak.

”Monster yang menyebarkan rumor? Memangnya itu ada?”

”Ya. Itu adalah jenis Monster yang tidak terlalu kuat. Bahkan kita bisa mengalahkannya dalam sekali tebasan. Tetapi, dia itu mampu bersembunyi dengan sangat baik. Entah ada di dalam tanah atau di atas pohon, monster itu bisa ada dimana-mana.” jawab Qing Luan.

”Sungguh? Ada monster seperti itu?! Sungguh tidak bisa dipercaya! Dulu itu, Monster sangatlah kuat dan sangat ditakuti oleh siapapun. Bahkan ahli pedang seperti kami sekalipun, pernah kesulitan menghadapi monster tingkat tiga. Tetapi, sudah berkali-kali bukan aku bertemu dengan monster tingkat tiga? Kebanyakan aku hanya perlu mengalahkannya dengan sekali serang meski menggunakan tenaga penuh. Apakah seiring waktu, monster juga bisa mengalami penurunan? Sama seperti krisis yang saat itu dihadapi oleh kami 50 tahun lalu?” batin Gu Yinchen.

”Guru! Seperti apa wujud monster itu dan dia biasanya berada dimana?” terlintas pertanyaan sederhana itu dalam pikiran Gu Yinchen. Namun, ucapannya seolah mengatakan aku akan pergi ke sana dan menangkapnya!

”Kalau kamu aku beritahu, kamu akan melakukan apa?” Qing Luan mulai curiga, menatap raut wajah berbinar milik Gu Yinchen yang sangat menantikannya.

”Tentu saja aku akan menangkapnya dan memasaknya! Jika monster itu memang besar dan dagingnya kenyal! Aku akan membaginya sedikit kalau Guru menjawabnya!” Gu Yinchen tampak bersungguh-sungguh meski keinginannya setelah menangkap monster itu terdengar mustahil.

”Biarpun monster itu lemah, tetap saja berbahaya. Aku tidak akan memberitahukannya padamu. Aku sudah janji pada petinggi Wang Le kalau aku akan menyelesaikan masalah ini sendirian.” jawab Qing Luan sembari berjalan pergi meninggalkannya.

”Ah! Guru! Apakah kau tidak akan menjawabnya? Kalau begitu bagaimana cara agar aku menangkapnya?” Gu Yinchen mengejar namun, Qing Luan sudah kabur lebih dulu dengan kecepatannya saat melangkah meninggalkannya.

Ketika sudah tidak terlihat bayangannya lagi, Gu Yinchen menghela nafasnya. Dia baru tahu kalau Qing Luan ternyata begitu pelit padanya dan bahkan tidak pernah percaya pada kekuatannya. Meskipun dia sudah pernah membunuh monster tingkat tiga seorang diri di hadapan Qing Luan.

Terpaksa aku harus mencarinya sendiri.