Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
Bintang mulai melepaskan pagutan bibirnya. Ciuman yang terjadi beberapa saat lalu membuat hatinya begitu bergetar. Rasanya begitu berbeda saat ia berciuman dengan Alesha.
Sebenarnya perasaan apa yang Bintang rasakan? Kenapa Via menjadi begitu berpengaruh? Padahal sebelumnya ia begitu membenci gadis di depannya.
Dering ponsel membuat Bintang dan Via mengalihkan pandangannya ke arah ponsel yang tergeletak di atas nakas.
Bintang kembali mengecup kening Via.
"Tidurlah, Aku tidak ingin Kau sakit lagi," ucap Bintang sebelum beranjak meninggalkan Via menuju nakas untuk mengambil ponselnya.
Via hanya menunduk, rasanya ia begitu malu saat ini. Bintang memperlakukan dirinya dengan sangat lembut. Berbeda dengan sebelumnya. Saking malunya, pipinya kembali memerah. Via segera membenamkan kepalanya ke dalam selimut. Menahan hawa panas yang merayapi wajahnya.
Semua yang Via lakukan tak luput dari pandangan Bintang. Andai saja ponselnya tidak berbunyi, Bintang pasti akan kembali melahap bibir manis itu. Tingkah Via membuat Bintang begitu gemas.
Bintang menatap layar ponselnya. Nama asistennya Bimo tertera di sana. Namun belum sempat Bintang mengangkat panggilan tersebut sudah terputus. Mungkin karena terlalu lama Bintang tak kunjung mengangkatnya.
Bintang pun menerima sebuah pesan yang asistennya kirimkan padanya bahwa pagi ini kliennya sudah menunggunya di kantor untuk meeting hari ini.
Bintang sungguh terlupa. Bibir manis Via telah membuatnya melupakan segala hal. Bintang kembali menatap Via yang menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Senyum tipis kembali terukir.
Bintang berjalan menghampiri Via. Ia berdiri di samping tempat tidur dan membungkukkan badannya ke arah selimut tersebut seraya berkata, "istirahatlah Via, jangan melakukan apapun hari ini karena Aku tidak mengizinkannya. Aku harus ke kantor sekarang. Baik-baiklah sampai Aku pulang nanti," ucap Bintang. Tangannya mengulur dan mengusap kepala Via yang sedikit terlihat dari balik selimut.
Via terus berdebar di dalam selimut itu. Jantungnya terpompa begitu cepat ketika suara Bintang kembali terdengar begitu lembut. Apalagi saat Bintang mengusap kepalanya, jantungnya seakan mau terlepas dari tempatnya.
Ketika mendengar langkah kaki Bintang yang mulai keluar dari kamarnya, Via segera keluar dari selimutnya. Memastikan bahwa di kamarnya sudah tidak ada suaminya.
Via bernapas lega Bintang sudah pergi dari kamarnya.
"Untunglah dia sudah pergi. Kalau tidak, Aku benar-benar akan memiliki sakit jantung," ucap Via memegangi dadanya.
Via teringat dengan yang Ia dan suaminya lakukan beberapa saat lalu. Mereka telah berciuman, dan Bintang menciumnya dengan begitu lembut. Via memegangi bibirnya, senyumnya terus terukir. Rasanya ia begitu malu mengingat dirinya yang juga membalas ciuman itu.
Ah, rasanya sungguh luar biasa. Bintang benar-benar memperlakukannya dengan begitu lembut. Tapi tunggu dulu, apakah selanjutnya Bintang juga akan bersikap baik dan lembut padanya? Lalu apa arti ciuman di antara mereka beberapa saat lalu?
Via kembali diliputi oleh pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya. Hatinya sudah jatuh sejatuh-jatuhnya kepada pria yang telah mengambil paksa mahkotanya.
"Kenapa dia jadi bersikap selembut itu padaku? Semalam dia sangat menakutkan. Dia juga mengatakan ingin berteman dengan ku. Lalu apakah nanti saat kontrak pernikahan kita selesai, dia akan membuang ku begitu saja?" Via terus saja bergumam.
Rasanya ia kembali tak bersemangat saat mengingat bahwa pernikahannya hanyalah sebuah pernikahan kontrak belaka. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa setelah kontrak tersebut berakhir, Bintang akan membuangnya seperti sampah. Semua itu membuat Via begitu tidak bersemangat saat ini.
Via tak ingin menjadi goyah hanya karena sikap Bintang terhadapnya.
***
Di sepanjang meeting pagi ini, Bintang tak hentinya menyunggingkan senyumnya. Bayangan saat dirinya dan Via berciuman terus menari-nari di otaknya. Ia sungguh tidak fokus saat ini.
Bintang hanya mengatakan ya, ketika asistennya bertanya kepadanya tentang meeting saat ini.
Bimo mengerutkan keningnya saat mendapati ada yang salah dengan bosnya itu. Sebelumnya Bintang selalu bersikap dingin dan serius saat bekerja. Namun kini bosnya terlihat seperti anak muda yang baru jatuh cinta saja.
"Apakah Nona Alesha membatalkan keinginannya menjadi seorang model dan tetap berada di samping Tuan Bintang? Kenapa dia terlihat begitu senang pagi ini?" Bimo menerka-nerka dalam hatinya.
"Bagaimana Tuan, apakah Anda tertarik bekerjasama dengan perusahaan kami?" ucap Bimo kepada kliennya mereka saat ini.
"Ya, perusahaan kami sangat suka dengan progres dari perusahaan Anda. Kami akan bekerjasama dengan perusahaan Anda."
Bimo begitu senang, Ia kembali menoleh ke arah Tuannya yang masih terlihat aneh saja. Ia hanya menggelengkan kepalanya, akhirnya ialah yang harus menghandle pekerjaan hari ini.
Hingga pada saat klien mereka hendak meninggalkan perusahaan. Bintang masih tak menyadarinya. Kalau saja Bimo tidak menyenggolnya, Bintang pasti akan terlihat begitu memalukan di depan klien tersebut.
Setelah klien mereka pergi, Bimo pun memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Apakah Nona Alesha membatalkan keinginannya untuk menjadi seorang model Tuan? Sepertinya Anda begitu bahagia pagi ini," tanya Bimo.
Bintang menjadi tersadar dan menatap Bimo.
"Kenapa Kau berpikir Alesha membatalkan keinginannya Bim? Karena dia tidak mungkin membatalkannya."
Ucapan Bintang membuat Bimo begitu terkejut. Kalau bukan karena kekasih Tuannya yang membuat bosnya seperti orang gila yang tersenyum sendiri, Lalu siapa yang membuat bosnya seperti ini?
"Maaf Tuan, Saya pikir Anda begitu bahagia pagi ini karena alasan itu. Tapi ternyata dugaan Saya salah," ucap Bimo. Ia hanya menggaruk kepalanya.
"Sudahlah Bim, hari ini Aku ingin Kau menghandle pekerjaan ku. Istriku sedang sakit saat ini," ucap Bintang kepada Bimo.
"Pagi ini pun Aku yang menghandle pekerjaan mu Tuan. Kau datang ke kantor hanya untuk tersenyum seperti orang gila saja." Bimo membatinnya dalam hati.
Tapi tunggu, Bimo kembali mencerna ucapan Bintang yang mengatakan bahwa istrinya sedang sakit. Istri? Sejak kapan bosnya itu menganggap Via sebagai istrinya? Sebelumnya di depan Bimo, Bintang tidak pernah menyebut Via dengan sebutan istri. Lalu, apakah bosnya itu mulai memiliki perasaan terhadap Via?
Bimo lah yang mengurus surat kontrak antara Bintang dan Via. Ia juga ikut membantu menyembunyikan kebenaran rahasia bosnya itu dari keluarga besarnya.
Apakah bosnya sudah mulai menyukai Via? Benarkah itu? Bimo terus bertanya-tanya dalam hatinya.
Kalau pun benar bosnya mulai memiliki perasaan terhadap Via. Bimo ikut senang karenanya. Sebab Bimo begitu tidak menyukai Alesha. Bimo mengetahui bahwa Alesha bukanlah wanita baik-baik. Namun Bimo enggan untuk mengatakannya kepada Bintang, karena Bintang tidak pernah mempercayai apapun itu keburukan Alesha.
Bimo tersenyum melihat Bintang yang bersikap bak orang yang sedang jatuh cinta saja.
"Baiklah Tuan, kalau begitu Semoga Nona Via cepat sembuh," ucap Bimo tersenyum.
Bintang menganggukkan kepalanya. Ia pun langsung bergegas untuk kembali pulang ke rumahnya. Rasanya ia begitu tak sabar untuk bertemu kembali dengan Via.
Bintang melangkahkan kakinya. Namun ia kembali menghentikan langkahnya ketika menyadari sesuatu. Ia membalikkan badannya dan kembali memanggil asistennya.
"Bimo"
Bimo pun mengerutkan keningnya saat melihat Tuannya yang kembali memanggilnya.
"Ya, Tuan."
"Pertahankan senyummu itu. Kau terlihat lebih tampan saat tersenyum. Dan jangan lupa untuk mencari seorang kekasih," ucap Bintang dan langsung kembali melanjutkan langkahnya.
Bimo terkejut mendengar saran dari Tuannya. Bimo memanglah seorang pria yang begitu kaku. Bintang tidak pernah melihat Bimo tersenyum, apalagi melihatnya bersama seorang wanita.
"Bagaimana Aku bisa mencari seorang kekasih kalau Anda saja selalu membuat ku sibuk Tuan," ucap Bimo setelah Bintang keluar dari ruangan meeting.
Namun dalam hatinya Bimo mendoakan semoga Tuannya bisa jatuh cinta kepada istri kontraknya dan bisa melupakan Alesha.
***