Kaisar Pedang Surgawi

Tiga hari kemudian, kediaman Keluarga Tang.

Tiga hari kemudian, malam yang tenang di kediaman keluarga Tang berubah menjadi kekacauan. Lonceng peringatan berdentang keras dan menggema di seluruh penjuru kediaman, mengabarkan adanya serangan. Tang Wuying yang sedang berlatih di ruang pribadinya segera tersentak. Dia segera berlari keluar dan menemukan Tang Zheng berdiri di tengah halaman, senyuman dingin terukir di wajahnya.

"Apakah sudah saatnya majikan yang turun tangan?" Wuying berkata dengan dingin. Dia sudah menduga, ketika rencananya terus gagal Tang Zheng akan segera turun tangan.

"Malam ini keberuntunganmu akan habis bocah!" Tang Zheng menyeringai.

Api berkobar di beberapa bagian kediaman dan suara teriakan serta dentingan pedang terdengar di mana-mana.

"Benarkah? Kalau begitu kita lihat apakah itu keberuntungan bagiku atau kemalangan bagimu!"

Wuying mengeluarkan pedang langit biru yang baru ia dapatkan di pelelangan sementara Tang Zheng mengeluarkan sebuah pedang hitam yang memancarkan aura kegelapan. Mereka saling menatap, kemudian dengan seruan keras keduanya melompat ke depan, memulai pertempuran mereka.

Tang Zheng menyerang lebih dulu. Dia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh. Wuying dengan cepat menghindar dengan melompat ke samping dan membalas dengan serangan balik yang tajam. Pedang mereka bertemu di udara, memancarkan percikan api dari benturan logam yang kuat.

Tang Zheng menyerang lagi, kali ini dengan serangan yang lebih cepat dan kuat. Setiap tebasannya membuat tanah di sekitar mereka bergetar. Serangan Tang Zheng yang berada di ranah ahli tingkat delapan membuat setiap serangannya sangat kuat dan itu membuat kesulitan Wuying yang baru berada di ranah praktisi tingkat sembilan.

"Aku akan menghancurkanmu, Wuying!" teriak Tang Zheng, serangannya semakin gencar.

"Bukankah kamu sudah sering mencobanya, Tang Zheng!"

"Bocah kurang ajar. Kali ini aku akan benar-benar mengakhirimu! "

"Cakar Hitam Neraka!"

Dengan teriakan penuh kemarahan itu, tangan Tang Zheng menyala dengan api hitam. Qi-nya membentuk sebuah cakar yang panjang dan meninggalkan jejak-jejak energi hitam tiap kali itu diayunkan. Dengan gerakan cepat, dia bergerak menuju Wuying.

Dengan gesit, Wuying menghindari tiap serangan yang dilancarkan Tang Zheng. Namun, Tang Zheng menunjukan pergerakan yang tak kalah gesit dan beberapa kali berhasil menggores kulit Wuying.

"Ha ha ha! Tang Wuying, menyerahlah!"

Tang Zheng merasa kesenangan dan mengira sudah memojokkan Wuying. Ketika dia melihat kembali, Wuying mengambil beberapa langkah mundur kebelakang dan tangannya mulai membentuk gerakan aneh.

"Gema Seribu Pedang!"

Ketika Tang Zheng menyadarinya, satu sapuan pedang Wuying segera berubah menjadi seratus, dua ratus, hingga dia tidak mampu lagi menghitungnya. Energi pedang itu segera menuju kearahnya dengan kecepatan kilat. Dia dengan panik segera merapalkan teknik pertahanan terbaiknya.

Crash!

Ribuan ilusi pedang itu bergabung menjadi satu dan membentuk satu pedang yang menekan dengan hebat. Tang Zheng bahkan tidak bertahan semenit ketika pedang ilusi itu menghancurkan teknik pertahanan terbaiknya. Dia terpental beberapa meter dengan tangan meremas dada. Darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Ha ha ha! Bagus! Bagus sekali, Tang Wuying! Tidak kusangka kamu akan sekuat ini! Jika saja aku menyingkirkan mu dari dulu!"

Dengan darah yang masih mengalir di sudut bibirnya, Tang Zheng berteriak. Terkejut sudah jelas. Bocah yang tidak pernah dia perhitungkan malah menjadi batu sandungan bagi rencana yang sudah dia susun selama bertahun-tahun.

"Dulu atau sekarang tidak akan membuat perbedaan," balas Wuying dengan dingin.

"Hmph, aku sudah meremehkan mu. Kali ini biar kuperlihatkan kekuatan sejati dari ahli bela diri ranah ahli puncak!"

"Pusaran Api Iblis!"

Tangan Tang Zheng terangkat ke udara dan dengan itu pusaran energi hitam terbentuk di puncak jarinya. Pusaran energi itu berputar dengan cepat dan lama kelamaan membentuk bola energi hitam yang besar.

"Tamat riwayatmu, Tang Wuying!"

Dengan itu, Tang Zhen mengarahkan bola energi itu ke arah Wuying. Bola energi itu berputar-putar dengan kecepatan kilat dan menghancurkan apapun yang dilintasinya.

"Ini akan merepotkan."

Tang Zheng tidak main-main dengan perkataannya. Serangan itu adalah serangan yang kuat, bahkan bagi Wuying sekalipun. Dia dengan segera mengumpulkan energi qi-nya dan membentuk lapisan pelindung.

Begitu bola energi itu menghantam lapisan pelindungnya, tekanan yang hebat menimpa tubuh Tang Wuying. Beruntunglah tubuh itu di sudah mengalami latihan keras, jika tidak maka itu akan hancur seketika. Tang Zheng menggeram dan semakin menambah kekuatan penghancur pada bola energi itu.

Crash!

Lapisan pelindung tidak dapat lagi menahan tekanan hebat dan hancur menjadi partikel cahaya. Bola energi itu tanpa halangan melaju dengan mulus dan menghantam Wuying. Seketika, Wuying terlempar ke belakang dan memuntahkan darah segar.

"Ha ha ha! Tang Wuying, matilah!"

Tanpa memberi jeda, Tang Zheng kembali bergerak dengan cepat dan melancarkan rentetan serangan. Wuying menggeretakkan giginya dan berusaha keras untuk bertahan. Dia butuh waktu untuk mengumpulkan kembali energi qi-nya dan Tang Zheng sama sekali tidak memberinya waktu untuk itu.

"Dimanakah kesombongan mu itu, Tang Wuying!"

"Ah, diamlah! Mulutmu bau!"

Mereka terus bertukar serangan dengan pergerakan yang tidak bisa diikuti oleh mata. Wuying perlahan-lahan mulai terbiasa dengan pola serangan Tang Zheng dan beberapa kali mendaratkan pukulan.

Setelah bertukar serangan tanpa jeda, mereka berdua mengambil jeda dan mundur beberapa langkah. Dada mereka naik turun dengan napas yang saling memburu. Wuying mengelap darah di sudut bibirnya. Dengan seringai lebar, Tang Zheng menatap Wuying dengan tatapan penuh kemenangan.

"Menyerahlah! Dihadapan kekuatan absolut, kamu bukanlah apa-apa!"

Mendengar itu, Wuying tertawa keras. Kekuatan absolut? Berani-beraninya dia mengucapkan itu kepada Wuying yang pernah menempatkan seluruh daratan di bawah kakinya.

"Lucu sekali, biar kuperlihatkan padamu apa itu kekuatan absolut yang sebenarnya."

...-...