Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.
Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.
Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.
Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.16 ~Foto di bingkai
"Foto siapa itu?" tanyanya saat berada di samping Aliyha.
Suara yang begitu sangat Aliyha kenal. Jantungnya berdegup begitu kencang, mengangkat kepalanya perlahan, melihat ke arah Daniel yang berdiri di samping.
Aliyha segera menutup foto itu dengan kasar. Daniel berada di ruangannya, untuk apa? Pikir Aliyha.
Brak
"Maaf, Tuan. Apa anda perlu sesuatu?" tanya Aliyha segera beranjak dari kursinya, menjauhi Daniel.
"Hei, Aliyha! Kau kenapa?" tanya Daniel saat Aliyha menjauhinya.
"Saya harap, ada batasan untuk atasan dan bawahan. Saya di sini untuk bekerja. Jika Anda tidak punya keperluan, Anda bisa keluar, Tuan." ujar Aliyha.
Daniel menatap tajam pada Aliyha yang terhalang kursi antara mereka.
"Aliyha," panggil Daniel dengan melembutkan suaranya. "Maaf!"
"Maaf! Anda tidak salah, Tuan. Saya rasa, Anda terbawah perasaan. Ini kantor, jika tidak ada yang penting, sebaiknya kembali ke ruangan Anda." pinta Aliyha.
"Al, ada apa denganmu? Jangan terlalu formal," ujar Daniel kesal.
"Maaf! Ada apa dengan Anda? Saya sudah mengatakan ini kantor, sebaiknya bersikap sebagaimana atasan dan bawahan." Ucap Aliyha masih dengan manahan kekesalannya.
Daniel kembali ke kursi di mana Aliyha tadi, dia meraih bingkai foto yang tertutup itu.
"Jangan sentuh barang saya!" pekik Aliyha.
Daniel menatapnya dengan penuh penasaran. Apa sebenarnya yang Aliyha sembunyikan darinya? Hanya sebuah foto anak kecil, dan Aliyha tidak sudi untuk memperlihatkan padanya.
Aliyha ingin mengambil foto itu, namun dengan cepat Daniel menjauhkannya darinya.
"Sudah ku katakan! Jangan sentuh barangku!" bentak Aliyha yang sudah tak bisa mengendalikan emosinya.
Aliyha mencoba meraih bingkai itu dari tangan Daniel, namun karena Aliyha tak bisa mencakup tingginya Daniel, Aliyha harus berusaha melompat untuk meraih bingkai yang ada di tangan Daniel.
Klek
"Al," Angel masuk dengan tiba-tiba, dan melihat tingkah dua orang itu. Angel tak bisa berkata-kata lagi, dia menatap tanpa berkedip.
Sedangkan Aliyha terkejut dengan kedatangan Angel, terdiam sebentar lalu menjauhi Daniel.
Kesempatan yang ada pun tak di tinggalkan oleh Daniel, dia segera keluar membawah bingkai foto bersamanya dan Aliyha tidak sadar akan itu dia hanya memikirkan Angel.
"Apa yang ada di pikirannya?"
Setelah menyadari Daniel yang sudah pergi, Aliyha sangat emosi, karena Daniel membawah serta foto Darel bersamanya.
"Aakkh" pekik Aliyha. Meluapkan segala emosinya.
"Al, kamu kenapa?" tanya Angel bingung seraya mendekati Aliyha yang terduduk di sofa ruangan itu.
"Kenapa dengan CEO kita? Kenapa dia ada di sini? Apa dia gangguin kamu?" cecar Angel dengan pertanyaan.
"Kamu lihat! Dia membawah foto Darel!" ujarnya dengan penuh emosi.
Bukan karena foto itu sebenarnya Aliyha marah, tapi dia takut jika Daniel mengenalinya, Aliyha tak mau Daniel mengusik kehidupannya dan dan Darel saat ini. Dia sudah cukup bahagia, dan tak memerlukan Daniel lagi.
Di ruangan CEO, Daniel memperhatikan foto yang ada di dalam bingkai itu. Foto asing, namun dia sangat penasaran dengan anak lelaki yang ada di foto itu.
"Siapa sebenarnya anak ini? Aku seperti mengenalnya, tapi di mana?" Batin Daniel bertanya-tanya.
Klek
Tanpa permisi Aliyha masuk ke ruangan itu. Dia menuju Daniel yang sedang duduk di kursinya, lalu dengan cepat merampas bingkai dari tangan Daniel.
"Ku peringatkan! Jangan pernah sentuh milikku dan jangan mengusuk hidupku lagi!" Ucap Aliyha dengan menunjuk wajah Daniel dengan penuh kemarahan.
Aliyha berbalik, tapi langkahnya terhenti. Daniel telah meraih lengannya hingga dia tak bisa berjalan lagi.
"Ada apa Aliyha? Kenapa kau begitu emosi denganku?"
"Lepas!" bentak Aliyha.
"Tidak! Sebelum kau mengatakan, ada apa denganmu? Dan siapa yang ada di foto itu?" ucap Daniel yang sudah begitu penasaran. Tidak mungkin Aliyha sebegitu marahnya, hanya karena dia yang dulu pergi tanpa pamit padanya, pikir Daniel.
Tapi, itu salah satu yang membuat Aliyha tak bisa menerimanya kembali. Aliyha sangat tidak suka dengan Daniel saat ini, dia membencinya lebih dari segalanya. Daniel membuatnya terusir dari rumah, dan meninggalkan benihnya di dalam rahim Aliyha dan pergi menghilang bagai di telan bumi.
Aliyha menghempas tangan Daniel, lalu dengan segera dia pergi dari sana membawah foto Darel bersamanya.
Entah dari mana keberanian yang timbul pada dirinya. Aliyha tak biasa marah seperti itu, namun hari ini, setelah melihat Daniel, Aliyha sangat murka padanya.
Di tempat lain. Di ruangan Satya, dia sedang merenung dengan kejadian di ruang miting tadi, apakah ada sesuatu di antara mereka? Tapi, tidak mungkin. Hampir 10 tahun ini, Aliyha tak mempunyai hubungan dengan pria mana pun dan dia juga tak pernah jauh dari Aliyha. Pikir Satya.
"Tapi, pria itu. Pimpinan baru itu, sangat mengenal Aliyha dan tatapannya..." Batin Satya.
"Aargk!" Satya menggebrak meja di depannya karena kesal dengan pikirannya sendiri. Dia tidak tahu apa-apa tentang pria itu.
Jam pulang kantor, Aliyha bersama Regina keluar beriringan dari lobby, namun Regina singga sebentar pada temannya yang ada di sana, karena ada sesuatu yang penting tentang pekerjaannya.
Aliyha terus berjalan menuju mobil yang di parkir, Satya sedang berdiri di pintu mobil menunggu mereka.
"Di mana Regina?" tanya Satya saat Aliyha mendekati mobilnya.
"Ada, mampir sama temennya. Kata ada urusan sebentar," jawab Aliyha.
"Di tungguin?" tanya Satya lagi.
"Iya. Katanya sebentar." ucap Aliyha.
Sedang di seberang mereka, seorang pria tengah memperhatikan mereka. Hatinya memanas, apalagi saat Aliyha bersandar di mobil samping Satya.
Entah apa yang terjadi pada Daniel, dia sangat marah, emosi, kesal pada pria yang di lihatnya. Daniel tak mengerti dengan hatinya sendiri, dulu saat pertama dia menjadi kekasih Aliyha, itu hanya main-main saja. Dia tidak bersungguh-sungguh, bahkan saat dia pergi setelah mendapatkan sesuatu yang berharga dari Aliyha, dia tidak mempedulikannya.
Daniel masuk ke dalam mobilnya dengan sangat emosi. Dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota untuk kembali ke kediamannya.
*
*
Malam hari, Darel memutuskan untuk makan malam di bersama Aliyha dan Regina. Dia menginginkan sesuatu, saat dia ingin makan bersama mereka dan Aliyha tahu itu.
"Bun, aku bisa ikut ke kantor besok?" tanya Darel pada Aliyha yang sedang menyuapi makanan ke mulutnya.
"Haa, untuk apa?" tanya Aliyha heran.
"Sudah lama aku tidak ikut Bunda. Besok aku ingin ikut," ucap Darel.
"Tapi sekolahmu?" tanya Regina.
"Besok guru-guru rapat, jadi di liburkan." jelas Darel.
"Hm, bagaimana, ya? Besok Bunda lagi banyak kerja."
"Tenang saja. Kau bisa ikut Aunty, setelah pekerjaan Bunda selesai, kau bisa pergi padanya." ucap Regina memberi usul.
"Ok." Darel tersenyum. Dia punya misi besok, dan akan di lakukannya.
*
*
Di rumah Satya, dia sedang merencanakan acara lamarannya pada Aliyha, dia ingin memberi tahu Aliyha tentang perasaannya.
"Akhir pekan ini, aku akan mengatakannya." gumam Satya dengan senyuman mengembang.
.
.
.
.
Hai-hai🖐 Likenya dong😁
