Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Datang bersama Leta dan juga Opa Malik,tak ketinggalan Gandi yang membawa mobil mereka.Tangan Leta dan Aldo terus menggenggam tanpa terlepas.

Terkejut dengan kedatangan mereka Ghea yang sudah berada di sana berdiri,awalnya wanita itu tersenyum namun bibirnya memudar seketika saat melihat tangan Aldo menggenggam tangan wanita di sebelahnya.Menyipit kan mata,ia bahkan tahu siapa wanita di sebelah Aldo persis.

Entah penyambutan atau akan mengadili terdakwa,Kinanti bahkan membuang wajah nya tak ingin melihat Aldo.

"Mah aku pulang..." aldo berjalan mendekati Kinanti melewati Ghea,jangan ditanya bagaimana wanita itu menatap tajam Leta.Leta bahkan tersenyum tipis seolah tidak ada apa-apa.Berusaha melepaskan tangan Aldo sekalipun ia tidak bisa karena genggaman nya terlalu kuat.

Aldo dan Leta duduk di sebelah kiri Mamah nya sementara Gandi dan Opa di depan.Di sisi kanan ada Ghea yang terus menatap tajam Leta.

"Aku mengenali mu bukan?" ucap Ghea pada Leta,Leta pun tersenyum tipis.Tak terelakan sorot mata Kinanti pada wanita yang kini menyandang menantu nya.

"Kita beberapa kali pernah bertemu" ucap Leta terbata.

Mereka di sana menunggu Leta dan Ghea bicara.

"Aku meminta maaf untuk semua nya,terutama Ghea.Pertunangan kita dan itu kemauan Mamah tidak bisa dilanjutkan karena aku sudah memiliki istri"

Awal yang di mulai oleh Aldo.Sebenarnya Kinanti tidak ingin karena ia berharap akan sesuatu bisa terjadi.

"Tante,kenapa bisa seperti ini?" ucap Ghea.

Kinanti menggeleng "Pernikahan mu dan Aldo akan tetap terjadi Ghea! Secara Agama dan hukum!"

Deg!!!

Leta bahkan susah menelan,mendadak nafas nya sesak.

"Opa aku butuh kamar mandi!" ucap Leta,Aldo panik seketika namun hanya dengan opa Malik yang menyenggol Gandi,lelaki itu menuntun Leta ke kamar mandi yang dekat dengan mereka.

"Mah,,mana bisa seorang lelaki menikahi dua wanita?!!" ucap Aldo,ia tidak menyusul Leta melainkan mencoba bicara menentang Kinanti.

"Empat juga boleh Al!" jawab Kinanti enteng.

"Jika empat boleh,lalu kenapa Mamah membuang adik ku dan tidak mendengar penjelasan Papah?!!" Jawaban Aldo sangat di luar prediksi.

Kinanti bahkan bingung apa yang dibicarakan sementara ia tidak pernah bercerita apapun.

"Nando,Nando adikku kan.Kami terlahir dari rahim yang berbeda,Tante Nelida.Bukan kah ia ibu tiri ku? Mamah mengingkari kenyataan tapi Mamah juga yang ingin melakukan itu pada ku? Apa Mamah berfikir jika hati Leta sakit? Apa Mamah tidak merasakan dulu mamah seperti apa? Mamah terlalu berambisi hingga membuat wanita lain ingin merasakan apa yang Mamah rasakan!!" imbuh Aldo,emosinya sudah memuncak hanya karena satu kalimat dari Kinanti.

Mata Kinanti bulat dan hampir loncat,anak yang selama ini ia banggakan baru kali ini berkata keras membentak,membangkangnya.

"Siapa yang menceritakan mu itu?" tanya Kinanti.

"Opa Malik!!" ucap Aldo.

Lelaki tua yang duduk di sofa depan mereka pun santai,ia tersenyum.

"Itu kenyataan Kinanti,cepat atau lambat Aldo akan tahu.Kamu yang harus nya menceritakan semua itu bukan aku!" ucap Malik enteng,ia masih bersandar menghimpit tongkat nya yang selalu di bawa kemana mana.

"Tapi cerita nya bukan begitu Yah,Raldo..."

"Al.. Leta pingsan di kamar mandi!" ucap Gandi,ia bahkan berlari dari Selasar yang menghubungkan ruang tengah dan samping.

Aldo terkejut,ia langsung meninggalkan ruangan dan ketiga orang yang masih berdebat.

Suasana yang tegang menjadi cair seketika,namun tidak dengan Ghea,wanita itu menyusul Aldo.Ia melihat dengan mata kepala nya sendiri jika lelaki itu panik,tong sampah yang berada di sana bahkan tersenggol jatuh berhamburan.Para pelayan hampir saja jatuh saat membawa nampan.

"Gan,dimana?"

Aldo merasa Leta tidak di toilet yang dekat dengan nya.

"Kamar mandi samping,karena tadi kamar mandi tengah rusak pintunya!"

Kedua nya berlarian cepat,memang rumah utama besar dan banyak pintu untuk ruangan para pekerja.

"Leta!!" dengan sekali dobrakan Aldo dan Gandi pintu terbuka.

Wajah pucat,bibir membiru,di teriak ki beberapa kali pun tetap saja tak menyahut.

"Panggil dokter!!..Gan,panggil dokter!!" seru Aldo, Gandi bingung hingga ponsel yang ada di sakunya terjatuh.Tak lama Ghea datang.

"Gandi ayo cepat panggil dokter Gandi!!"

Sementara itu,Aldo sedang berusaha melepas ikat pinggang Leta.Hanya memakai dress selutut dan ada kain yang mengikat di pinggang nya seperti pita.Membuka kancing nya paling atas.

Beberapa kali Aldo menepuk lembut pipi Leta,ia juga mendekatkan telinga ke bibir karena nafas Leta yang sangat lembut.

"Tahan Leta..." Aldo melirik ke belakang dan ternyata Ghea di sana.

"Gan,bantu aku mengeluarkan nya dulu, Leta sedang hamil,terlalu lama disini nanti sakit!" seru Aldo.

Tidak mendengar? Telinga Ghea bahkan masih normal,dan mendengar jelas.Wanita itu mengikuti langkah Aldo dan juga Gandi menuju kamar atas menaiki lift.

Mereka dalam lift yang sama,mata Ghea tak berkedip sedikit pun. "Al benar dia sedang mengandung anak mu?" tanya Ghea dan Aldo mengangguk.

"Seperti yang kau lihat dan dengar Ghe,Aku sudah menikah dan istri ku sedang mengandung,usia kandungan nya sekitar sepuluh Minggu lebih."

"Kalian??" tanya Leta penasaran.

"Aku sengaja menghamili nya,karena ia tidak mau aku nikahi."

"Jadi apa kamu yang mengejar nya Al?"

Lagi lagi Aldo mengangguk.

"Aku sudah mengenali sejak kami berada di kota lama,aku mencarinya kemana pun.Dan ternyata ia masih disana dan bekerja di suatu kelab malam"

Tingg!!!

Lift berhenti di lantai tiga,Aldo dengan sedikit berlari membawa Leta.Hingga sampai di depan kamar, Gandi pun membuka kamar itu.

Meletakan Leta dan membuat posisi nya nyaman.

Lagi lagi Ghea menyaksikan jika Aldo begitu amat sangat mencintai istrinya.Menepikan anak rambut dan mengusap beberapa kali pipi Leta.

"Al,baluri minyak angin ini dari bibi tadi ia membawa kan karena tahu dari jauh" ucap Gandi.

Bibi Oza,sepupu Bu Tanu ia adalah kepala asisten rumah tangga di rumah ini.

Membalurkan pada kaki,tangan lalu tengkuk Leta.Tak lupa ia di bawah hidung.

"Aku bantu Al..." Ghea mendekat,namun Aldo menggeleng.

"Tidak usah,biar aku saja.Leta tidak biasa di urusi orang lain selain aku dan Mba Sari" penolakan yang cukup halus.

Sebenarnya Aldo lebih waspada karena tidak semua orang sama,jika mungkin Ghea baik hari ini ia tak tahu isi hati nya.Yang Aldo tahu semua keinginan Ghea harus dituruti.

Tap

Tap

Tap

"Al..."

Opa Malik,Kinanti,dan juga dokter.Alis Aldo terangkat saat tahu yang di datangkan adalah spesialis kandungan.

"Opa kenapa dia?" tanya Aldo.

"Dia spesialis Al..."

"Dia laki-laki Opa!"

Opa menghela nafas,sudah menduga jika Aldo tidak mau.

"Bilang saja jika kalian hanya bersandiwara,kalian takut ketahuan kan jika..."

"Jaga bicara Mamah,Leta benar hamil mah.Dan itu bukan rekayasa!" seru Aldo.

"Kita lihat saja!"

Kedua tangan Kinanti di lipat diletakan di depan dada nya.Wanita itu tidak percaya jika wanita yang disebut menantu sedang hamil.

.

.

.

To be continue