NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagia itu Sederhana

Gaffi tersenyum sumringah. Ada nasi yang sedang dia makan jadi dia hanya mengiyakan dengan bergumam.

Selesai makan siang, Bayu kembali membawa Gaffi di punggung, mencari lowongan pekerjaan yang cocok untuknya. Melewati sebuah bengkel, tertulis dibutuhkan montir tidak/ berpengalaman yang ditulis pada papan tulis kotor. Bayu menurunkan Gaffi dan menggandeng putranya masuk ke dalam bengkel.

Mamat yang sedang sakit kepala karena pekerjaan menumpuk akibat kurang personel kaget melihat kedatangan pria muda dan anak. Dia pikir mereka datang untuk mencari profesional dan berniat menolak membetulkan, namun perkataan pria muda itu membuat mata Mamat bersinar seolah melihat secercah harapan.

"Permisi pak, apa benar sedang dibutuhkan montir?"

Lap lusuh penuh bekas oli dibuang oleh Mamat. Bowo yang sudah dua hari ini bekerja lembur meloncat girang dari bawah kolong mobil. "Benar!!" Teriaknya sangat heboh.

Bowo menyenggol Mamat untuk bicara. Tersadar dari keterkejutan, Mamat meraih salah satu tangan Bayu yang bebas. "Kamu diterima. Besok tidak hari ini kamu sudah bisa mulai kerja."

Bowo menutup setengah wajahnya yang malu karena sikap Mamat yang terlalu bersemangat. "Bos, tanya namanya dulu."

"Oh iya saya lupa. Siapa nama kamu?"

"Bayu pak. Saya berniat melamar kerja, pengalaman kerja saya.."

Omongan Bayu dipotong, Mamat mengambil seragam kerja untuk langsung diganti kepada Bayu.

Bayu yang masih bingung harus mengatakan apa pada awalnya menjadi tidak dapat berkata-kata. Gaffi yang melihat keseluruhan situasi sama tercengangnya. Nampaknya banyak orang aneh yang tinggal di kampung halaman Bayu.

Pada akhirnya Bayu mulai bekerja hari itu juga. Mamat tidak mempermasalahkan Bayu yang membawa Gaffi ikut bekerja. Gaffi yang selalu tenang duduk manis diatas kursi plastik. Menonton Bayu bekerja di pinggiran. Bahagia karena kurang dari satu hari mencari kerja, Bayu berhasil diterima bekerja sebagai montir.

Mamat menyuruh Bowo untuk memberitahu beberapa tugas ringan yang dapat dikerjakan oleh Bayu, awalnya ingin melatih namun berubah menjadi yang dilatih. Bayu merupakan lulusan SMK teknik mesin yang melajukan kuliah teknik.

Tugas yang nampak mudah sebenarnya sedikit repot, akan tetapi Bayu yang tahu tentang mesin mengerjakan dengan cepat. Bowo memuji, bahkan Mamat yang bisa dikatakan sebagai ahli bertepuk tangan dengan puas.

"Kamu mengerti mesin?"

Akhirnya ditanya juga. Bayu yang belum memperkenalkan diri secara keseluruhan berkata "Saya lulusan teknik mesin pak. Sempat bekerja di kota sebagai kepala ahli namun karena perusahaan berniat pindah ke ibukota, saya memilih menolak tawaran dan mengundurkan diri."

Seolah mendapat rezeki nomplok, Mamat dan Bowo saling pandang penuh semangat. Selamat tinggal pekerjaan lembur! Bayu diminta memperbaiki dua mobil yang sudah dibawa untuk service dua hari lalu. Besok adalah waktu penjemputan dua mobil itu. Mamat memperhatikan Bayu pada awalnya dan setelah yakin Bayu tidak mengatakan omong kosong tentang pengalaman dan pengetahuannya tentang mesin, Mamat juga sibuk memperbaiki mesin mobil lain.

Bowo ditugaskan melakukan service yang bisa dikerjakan di hari yang sama. Pelanggan yang berniat mengganti oli mesin motor bertanya "Sudah dapat pengganti Toni?"

"Sudah nih pak. InsyaAllah mumpuni!" Bayu memberi dua jempol.

Pelanggan itu kembali bertanya "Terus anak siapa itu? Kok tidak bersama orang tuanya?"

"Anak montir baru pak.." Kata Bowo tidak mau banyak bercerita dan fokus mengerjakan pekerjaan.

Gaffi yang duduk sendirian sebenarnya sedang menyalakan layar hologram. Tugas harian baru muncul, tertulis membantu pekerjaan Bayu. Melihat poin yang bisa dia dapatkan, Bayu turun dari kursi plastik.

Langkah kaki Gaffi yang lincah membuat Bayu yang sedang membetulkan mesin menoleh. "Jangan kesini nanti terluka. Duduk lagi sana."

Gaffi menolak. "Aku mau bantu Ayah kerja juga." Berjongkok di depan deretan peralatan jenis kunci, gunting, dongkrak dan yang lain, Gaffi melihat Bayu penuh harap.

Tahu tidak bisa mengusir Gaffi yang sedang dalam mode ingin membantu, Bayu menyuruh Gaffi mengambil kunci pas. "Ambil kunci pas urutan ke lima dari kanan."

Gaffi mengambil kunci yang tepat. Setelah kunci di tukar dengan kunci yang baru, Gaffi akan bergegas membersihkan sisa oli.

Sepasang ayah dan anak bekerja sama. Bayu tidak kuasa berhenti tersenyum, walau pekerjaan sekarang agak melelahkan, setidaknya melihat putranya yang tidak mengeluh membuatnya harus lebih bekerja keras.

Mamat membayarkan upah hari ini untuk Bayu. "Saya tidak tahu apakah kamu kekurangan uang atau tidak jadi ambil uangnya. Kemudian saya akan membayarkan upah hari ini dan membayarkan sisa gaji di awal bulan, apakah tidak masalah?"

Bayu menyetujui. Uangnya cukup namun upah yang diberikan tidak dia kembalikan. Berpikir ini adalah kebaikan Mamat kepadanya tanpa menyinggung perasaannya.

"Terimakasih pak."

Bowo yang sudah mencuci tangan dan berganti pakaian pamit pulang dengan motor. Mamat menawarkan meminjamkan sepeda untuk dipakai dan diterima. Mengetes bagian rem tangan dan memeriksa kondisi ban serta rantai, Bayu meminta Gaffi duduk di jok belakang sepeda ontel.

Perjalanan menuju desa tidak mulus. Jalanan berbatu membuat pantat tipis Gaffi merasa sakit. Menahan diri supaya tidak melolong, Gaffi memeluk erat pinggang Bayu.

Sesampainya di rumah, Bayu memarkirkan sepeda di depan halaman rumah. Khawatir sepeda itu akan dicuri, Bayu mengeluarkan rantai tua beserta gembok untuk mengikat ban.

***

Guntur menarik sudut pakaian Jumarno. "Pak, ada sepeda."

Jumarno hanya menanggapi dengan acuh. Tadi subuh turun hujan jadi dia tidak perlu turun ke sawah untuk memastikan lahannya tergenang air.

Darsih yang keluar dari dapur dengan sepiring gunung bakwan memanggil orang-orang di rumah untuk berkumpul. "Pak, anak-anak, ini gorengan bakwannya sudah jadi."

Wati yang tengah melipat pakaian buru-buru melipat pakaian terakhir. Gorengan bakwan buatan Darsih adalah kesukaannya, sepertinya ibunya ingat hari ini hari ulangtahunnya.

Dan benar saja, selain gorengan bakwan, Darsih memberi Wati bingkisan yang dibalut kertas koran. Sangat bersemangat, Wati melompat-lompat dengan riangnya.

"Makasih bapak, ibu."

Jumarno yang tidak tahu harus apa hanya duduk sebari makan bakwan. Guntur menatap iri bingkisan milik kakak perempuannya, namun tidak berani mengeluh. Hari ini ulang tahun Wati, satu-satunya hari dimana Guntur tidak boleh menangis menginginkan barang kepunyaan kakaknya tersebut.

Anak sulung Jumarno tidak keluar dari kamar. Darsih mengetuk pintu kamar lalu membawakan bakwan untuk dicicipi. "Masih demam kamu nak?"

Genta yang setengah tertidur membuka mata. "Kenapa Bu?"

"Ndak usah bangun, tiduran saja. Kamu mau bakwan gak?"

Genta tidak selera makan. "Tidak nafsu Bu. Dimakan sama yang lain saja, Genta mau tidur saja."

"Obatnya sudah diminum?" Darsih memeriksa dan menghitung strip obat. Yakin obatnya sudah di minum, Darsih tidak mengganggu istirahat Genta dan keluar dari kamar tidur.

"Mas Genta belum juga sembuh buk?" Wati yang tadinya masih senang mendapatkan hadiah menjadi pendiam lagi.

"Iya nih. Kamu kenapa? Kok jadi murung."

Wati mengutarakan perasaannya. "Wati jadi malu. Tadi Wati senang dan lupa kalau Mas Genta lagi sakit."

"Senang ya senang saja. Wajar itu, kan ulang tahun kamu hari ini."

Wati memeluk Darsih. "Makasih ya buk, Wati suka sepatunya."

1
nur laela
Luar biasa
FlowerNing: Terimakasih
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
FlowerNing: terimakasih
total 1 replies
deria
👍👍👍👍👍 lanjutkan thor ..
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!