Mengejar Cinta MAS Ojol

Iwan mengirimkan pesan kepada Riska, jika ia akan datang ke apartemennya nanti malam. Iwan ingin agar Riska mengajak Sheila untuk datang ke apartemen nya malam sabtu nanti. Sebab Iwan mempunyai janji dengan Winda dan Tia di rumah Winda.

Dan benar saja, setelah pulang kerja, Iwan tetap bersama Sheila. Kemudian Iwan menarik ojol seperti biasa. Sehingga Sheila tidak menaruh curiga saat ini. Namun Iwan justru bertandang ke apartemen Riska.

Riska sudah menyambut kedatangan Iwan. Bahkan menyiapkan menu makan malam untuk Iwan.

" Sheila tahu ga Wan, elu kesini?"

" Engga, tapi elu harus janji engga bilang Sheila"

" Iya iya" Sahut Riska bergelayutan kepada Iwan.

" Entar dulu, jangan nempel. Entar baunya kentara oleh Sheila" Ucap Iwan sambil melepas jaket serta celana panjang yg melekat ditubuhnya. Kini hanya menggunakan kaos tipis dan celana pendek saat bersama Riska.

" Eh iya ya. Sorry" Sahut Riska yg sudah menggunakan dress pendek, bahkan sudah tidak memakai daleman, ketika menyambut Iwan.

" Ris, tapi engga lama ya gw"

" Kenapa?"

" Kalau kelamaan, elu besok ga masuk. Dan Sheila semakin curiga. Kan kalau habis ngent*t sama gw elu ga masuk Ris " Ucap Iwan. Sambil membenarkan tongkat bisbolnya yg melenceng.

" Iya deh, habis elu perkasa sih, gw sampai kewalahan. Gimana Sheila ya, tiap hari Nemu beginian.."

" Nagih katanya. Bahkan pernah dua hari dua malam lho.." Sahut Iwan, sambil merangkul Sheila di sebelahnya.

" Ampuuun, kalau gw mah. Semalam aja bisa tepar. Gimana kalau dua hari dua malam ya?. Kok bisa sih milik lu begitu"

" Dari sononya" Sahut Iwan kemudian mencium kening Riska. Bahkan tangan Iwan sudah menjelajahi dada Riska serta memainkan bukit kembar milik Riska.

" Wan, achhhh"

" Hem, duduk sini Ris"

Iwan meminta Riska duduk di pangkuannya. Kemudian langsung mengulum buah yg ngegantung, dan memberikan tanda tanda cinta disana. Uggghhh

" Ris, gw bisa minta tolong engga?"

" Apaan?"

" Malam Sabtu elu temenin Sheila, gw ada keperluan. Sukur sukur ajak dia kesini"

" keperluan apa dulu?, sama cewek?" Sahut Riska sedikit curiga.

" Gw mau menyelidiki pak Suhendar. Karena sering memaksa Sheila memimpin perusahaan, hingga Sheila stress kaya kemarin. Ada kaitannya apa, pak Suhendar dengan Ajisaka. Kasihan Sheila, sudah ga ada sangkut pautnya tapi masih didesak untuk menggantikan sementara" Ucap Iwan panjang lebar, membuat Riska berfirman untuk membantunya.

" ok, nanti gw bantu untuk itu. Biar Sheila main kesini. Tapi lu jemput kan?"

" belum tentu gw bisa jemput malam. Mungkin malam Minggu. Aru bisa kesini bagaimana?" Sahut Iwan.

" Ok, tapi malam ini bikin gw klepek klepek dulu" Ucap Riska kemudian menyambar bibir Iwan.

" Lepas ya, celananya. Ngeganjel soalnya. Pingin lollipop bulat panjang, sampai mendesaaaahh " ucap Riska, dan Iwan pun mengangguk.

Tak lama kemudian, Riska pun menikmati lollipop yg menantang itu. Iwan membiarkan Riska menikmati mainannya. Sesekali Iwan tersenyum melihat polah Riska. Dan akhirnya, Riska sudah tidak tahan. Sehingga ia pun melompat duduk dipangkuan Iwan. Tongkat bisbol pun dimasukkan ke inti Riska.

Hingga satu jam kemudian, keduanya pun mencapai klimaksnya. Riska yg kedua kalinya. Keduanya istirahat sementara waktu, kemudian menuju ke kamar mandi, dan melakukan percintaan kembali. Setelah selesai, keduanya bebersih dan mandi bersama.

Riska pun mengajak Iwan makan dahulu, sebab tadi sudah berbelanja khusus untuk Iwan.

Riska sebenarnya ingin lebih dan lebih. Namun mengingat Iwan milik Sheila, ia mencoba mengikhlaskannya. Dan berharap Iwan bisa menemani walau hanya sesaat seperti malam ini.

" Wan, kalau gw cinta sama elu bagaimana?" Ucap Riska bergelayutan manja dengan Iwan. Setelah keduanya menyelesaikan makan malam.

" Kuharap jangan, bukankah kita pernah sepakat untuk hal itu. Dan elu sendiri juga sudah punya kekasih kan?" Ucap Iwan perlahan, agar Riska tidak tersinggung nantinya.

" Iya sih, tapi kalau misal gw pingin berdua sama elu seperti ini. Elu mau ya, walau gw kadang tidak enak jika ketahuan Sheila nantinya.." Ucap Riska , menitikkan airmatanya. Sebab tidak mungkin memiliki Iwan seutuhnya.

" Nanti kita atur. Dan elu tahu kan?, kalau gw sama Sheila sudah serius" ucap Iwan dan Riska mengangguk. Bahkan Riska seringkali melihat keduanya terang terangan untuk keintimannya itu.

Dan akhirnya Iwan pun pamit untuk pulang. Sebab ia tidak ingin lama lama di tempat Riska ini. Iwan keluar kemudian menarik ojol kembali, karena tidak mungkin langsung pulang dan menemui Sheila.

***

Winda dan Tia saat ini sedang berada di rumah Winda. Keduanya sangat akrab, apalagi saudara sekandung. Namun keakraban keduanya bukan tentang masalah keluarga. keduanya membicarakan tentang keperkasaan lelaki. Terutama Iwan lah yg menjadi topik pembicaraan kali ini.

" Kaya pernah dengar nama itu, tapi dimana ya?" Ucap Tia kepada adiknya.

" emang mbak?" Sahut Winda.

" Tapi lupa kapan nama itu terdengar..aku lupa soalnya. Kaya apa sih orangnya?"

" pokoknya idaman kaum hawa mbak, apalagi kalau orang kaya kita begini. Udah perkasa, tampan dan sexy. Apalagi kalau main di ranjang uggghhh " sahut Winda.

" Sudah berapa kali kamu main sama dia?"

" Harusnya dua kali mbak, pas aku pura pura acara ulang tahun. Tapi karena banyak orang, eh ditunda. Takut ketahuan kali?, nah terus dia janjiin hari berikutnya tuh. Uggghhh mantab mbak. Aku sampai kewalahan" Sahut Winda.

" Oh ya !, jadi ga sabar aku pingin ngerasain. Gimana tuh kalau aku yg seperti kamu ceritakan"

" aku gabung ya mbak?"

Rayu Winda kepada Tia, karena kemarin sempat mengatakan main bertiga.

" Emang mau dia?, aku belum pernah lho begitu?. Kamu pernah?"

" Belum juga. Makanya mau coba bereng mbak Tia. Kalau sama orang lain gimana gitu?. Terus kan belum ada yg bisa kuat seperti mas Iwan mbak?, rata rata mereka udah lemes sebelum kita klimaks"

" Iya sih. Kamu janjiin sampai jam berapa nanti?" Tanya Tia kepada Winda. Masalahnya akan memakan waktu lama, jika bertiga bermain langsung.

" Kayaknya bebas deh dia. Nyampe pagi bisa mungkin"

" Serius?"

Winda mengangguk, karena sudah komunikasi dengan Iwan sebelum pertemuan malam ini. Dimana Winda sudah memastikan kepada Iwan sebelumnya. Jika Iwan benar akan datang ke rumahnya malam ini. Bahkan ketika di perusahaan sempat bertemu. Dan itupun secara wajar, layaknya karyawan perusahaan.

Hingga tak lama kemudian, pintu rumah pun diketuk oleh seseorang dari luar. Winda bergegas, karena ia yakin jika yg mengetuk adalah Iwan yg ia dan kakaknya tunggu.

Dan benar saja, Iwan datang sendirian dengan jaket khusus ojol, serta menenteng beberapa kantong plastik berisi makanan dan minuman.

" Masuk mas, diluar sepi kan?" Winda sambil celingukan melihat keadaan luar. Dan sengaja gerbang dibuka agar Iwan bisa masuk, sesuai pesan Winda.

" Disini biasa sepi kalau jam segini" Sahut iwan, sambil membalas kecupan Winda. Kemudian keduanya masuk menemui Tia.

...****************...