Memergoki tunangan di atas ranjang dengan wanita lain, membuat Leandra seorang Dokter Tentara wanita menarik pelatuk untuk menembak tunangan pengkhianat dan wanita lucknut.
Namun sayang, sebelum sempat menembak seseorang menembak Leandra terlebih dahulu, di saat maut menjemput... Leandra mengutuk tunangannya dengan dendam membara.
Leandra terbangun...
Wanita tentara itu tidak mengenali sekelilingnya, namun seorang pria rupawan dengan wajah yang sama persis dengan tunangan pengkhianat nya menatap tajam dengan memakai pakaian kerajaan.
"Putri Clarence, kau sudah sadar?"
Ternyata Leandra terlempar ke zaman berbeda, apakah dia bisa kembali ke zaman-nya sendiri untuk membalas dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kendalikan Ekspresimu, Logan!
Kediaman Ronald.
Leandra sudah bisa mengendalikan diri, sebelum meminum anggur putih ia mencium aroma anggur itu. Dalam pekerjaan nya sebagai seorang militer, dia terbiasa membaui setiap aroma makanan dan minuman. Tidak banyak yang tahu, penciuman hidungnya sangat peka jika ada aroma berbeda pada makanan atau minuman yang disajikan, seperti misalnya mengandung racun.
"Tidak ada racun, Jendral. Kheee..." Ronald sama sekali tidak tersinggung, lelaki itu malah terkekeh.
Leandra terkejut sebab sikapnya dalam membaui aroma anggur bisa tertebak.
"Jangan terlalu terkejut, kamu pasti lupa aku adalah putra dari seorang Menteri Pertaha_nan. Kurang lebih aku mengetahui sedikit tentang kemiliteran," Ronald seperti mampu menebak isi kepala Leandra.
Leandra akhirnya tersenyum dengan raut wajah tenang. "Kalau kamu begitu mengenalku, kamu pasti tahu bagaimana aku meng-eksekusi seorang pengkhianat."
Meski dengan suara yang santai juga ekspresi tenang, nyatanya tidak mampu menahan bulu kuduk ketiga lelaki di ruangan untuk tidak berdiri. Mereka tiba-tiba bergidik, merasakan aura dingin di sekitar Leandra.
Wanita dengan sejuta pesonanya!
Meski Pangeran Logan sedikit takut pada sosok Leandra yang baginya sedang mode mengancam, dia malah memuji wanita itu.
"Ekhm... aku mempertaruhkan nyawaku yang ada di dunia ini demi tidak mengkhianati mu, Jenderal." Jawab Ronald, dia meneguk anggur untuk meredakan ketakutan karena sedikit gentar dengan aura dingin yang dipancarkan Leandra.
"Bagus...! Kau tentu juga masih ingat tentang pemban_taian satu tahun lalu di perbatasan timur yang telah aku dan anggota-ku perbuat pada pembel_oot negara yang berani membunuh saudara sepupuku seorang Letnan yang banyak berjasa dalam militer?" mata Leandra berubah dingin, wajah wanita itu tanpa ekspresi.
Glek
Lagi, ketiga lelaki di ruangan itu menelan saliva sebab kembali gemetar ketakutan.
"Te-tentu aku juga masih ingat. Kamu memeng_gaal kepala mereka memisahkan dari tubuh... lalu menombak satu persatu kepala mereka dan kamu pajang kepala-kepala pembe_loot di sepanjang perbatasan. Tenanglah, Jenderal... aku tidak akan pernah menyakiti orang-orang yang sangat berarti untuk mu Jendral. Aku mengerti arti kesetiaan..."
Leandra mengangguk, ia pun kembali ke mode tenang.
Namun Pangeran Drake dan Pangeran Logan yang masih penasaran dengan cerita pemban_taian langsung bertanya.
"Kamu membunuh mereka semua? Memengg_aal semua kepala mereka? Benarkah?" tanya Pangeran Drake.
"Mungkin sekitar 100 kepala lebih, tanpa menyisakan musuh satu pun." Jawab Leandra dengan suara begitu tenang.
Prang!
Gelas anggur yang dipegang Pangeran Logan terjatuh, tangan lelaki itu gemetar. "M-maaf... Aku hanya terkejut."
Leandra tersenyum kecut, sudah pasti terkejut. Bahkan orang-orang di dunia-nya merespon dengan pandangan berbeda. Ada yang menjulukinya Jenderal tirani sebab tidak mampu bersikap adil, hanya karena para musuh membunuh satu orang seperti Letnan Barnard ia harus mencabut nyawa dari ratusan pihak musuh.
Ada pula yang menjulukinya si tangan dingin, siapapun lelaki yang akan menikah dengannya akan menderita karena Leandra tidak punya rasa belas kasihan sesama manusia.
Banyak juga yang memuji dan memuja perbuatan Leandra, apalagi semua anggota di kemiliteran sebab harga mati dan sebuah kehormatan sebab Leandra sudah membalas orang-orang yang telah membunuh seorang militer seperti Letnan Barnard yang begitu sangat berjasa bagi Negara.
"Jangan takut, Pangeran Logan. Aku hanya akan membenci dan membalas mereka yang memang pantas aku balas. Nyawa dibayar nyawa... kesetiaan padaku akan aku bayar dengan nyawaku. Kalau kau bersekutu dengan ku, dengan nyawaku ini... aku bersumpah akan melindungi mu."
Tiba-tiba wajah Pangeran Logan merona merah, jantung lelaki itu menghentak dengan hebatnya mendengar seorang wanita berani merelakan nyawa demi melindungi dirinya. Perasaan yang tadinya sempat ketakutan, kini berubah menjadi penuh kebahagiaan.
"Hei...! Kendalikan ekspresi mu, Logan! Ingat, meski dia bukan Putri Clarence... Dia tetap lah istriku di dunia ini! Jangan berpikir ingin mendapatkan nya dan merebutnya dariku!" Pangeran Drake menaruh gelas anggur di meja dengan hentakan keras, mengakibatkan air anggur menciprat kemana-mana.
Merasa isi pikirannya diketahui Pangeran Drake, Pangeran Logan gegas menolehkan wajah untuk menyembunyikan rasa cintanya yang mulai tumbuh untuk Leandra.
"Ingat, waktuku tidak banyak lagi. Jika kalian ingin berdebat diluar konteks perbincangan penting malam ini... silahkan kalian berdua keluar dan biarkan aku dan Ronald bicara. Atau kami berdua yang akan pindah! Mari Ron, kita pindah saja. Sebaiknya kita bicara berdua, mereka sangat menganggu."
"Ron...? Kamu memanggilnya dengan lembut dan begitu terdengar sangat dekat? Tadi kamu masih memanggil nya Tuan Ronald?" Pangeran Drake dengan segala kecemburuan nya.
"Ya, Tuhan. Tolonglah aku dari jeratan kecemburuan lelaki satu ini!" setelah mengatakannya, Leandra bangkit dari duduk. "Kita bicara dimana?" wanita itu menoleh pada Ronald.
"Ikut aku," Ronald ikut bangun dari duduknya.
Sebelum melangkah pergi, Leandra menatap kedua Pangeran. "Kalian berdua bisa bergabung dengan anggota keluarga Ronald di luar atau bisa duduk disini. Asal jangan berani mengganggu pembicaraan ku dengan Ron! Ngerti...!" Leandra menatap tajam pada kedua Pangeran, terutama pada Pangeran Drake.
"Lea..." Pangeran Drake setengah berdiri masih ingin protes.
"Duduk! Turuti aku...!" tolak Leandra yang menebak jika Pangeran Drake keberatan dia berdua saja dengan Ronald.
"Baiklah..." dengan wajah merenggut Pangeran Drake duduk kembali.
Ronald ingin menertawakan kepatuhan Pangeran Drake pada Leandra, namun lelaki itu tidak berani sebab situasi akan sulit dikendalikan kembali. Menurutnya, kecemburuan Pangeran Drake begitu diluar batas kewajaran.
Namun... siapa lelaki yang tidak akan cemburu dan takut kehilangan, jika lelaki lain akan merebut wanita secantik dan sehebat Leandra?
yang jelas q di sini mendukung karya author 😍😍😍😘🤔🤔
gambar mana yang tidak sesuai, menurut q ceritanya bagus, tidak ada gambar yang aneh
author kena terus semangat
💪💪💪 dan teruskan saja upnya author saya sentiasa mendukung smg karya novel author dapat sehingga end 🥰🥰🥰
yg sabar ya thor n ttp semangat 💪💪😀
suwun u/ upnya